Oleh: Widya Astuti
(Aktivis Dakwah Kampus)
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu di bulan ramadhan, bulan yang mulia dan penuh berkah. Tak lupa salawat beriringkan salam kita ucapkan untuk Baginda kita Rosulullah SAW, Rosul junjungan Alam, pembawa risalah Islam keseluruhan dunia.
Ramadhan adalah bulan mulia, bulan taubat, bulan al-Quran. Sungguh beruntung orang-orang yang dipertemukan dalam bulan Ramadhan dan mengambil kesempatan untuk meningkatkan ibadah dan kedekatan nya kepada Allah SWT. Karena dibulan ramadhan pahala yang diberikan Allah untuk setiap kebajikan yang dilakukan akan dilipatgandakan dan dibukanya pintu-pintu surga.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu”
Tak heran banyak dari umat Islam yang tak sabar menunggu datangnya bulan Ramadhan karena luar biasa mulianya bulan ini. Kemuliaan dan keistimewaannya banyak disebutkan dalam al-Quran maupun hadis Rosulullah SAW. Tentu kita tak ingin melewatkan kesempatan yang telah Allah berikan ini dengan amalan seadanya atau biasa-biasa saja. Di bulan ramadhan inilah momen kita untuk meningkatkan kualitas diri dan ibadah kita kepada Allah. Di bulan ramadhan ini pula lah seharusnya membuat kita bersungguh-sungguh memohon ampunan kepada Allah (bertaubat) atas dosa-dosa yang telah kita lakukan.
Diriwayatkan Bukhari dan Muslim Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Artinya: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu".
Sungguh, taubat memiliki kedudukan yang agung dalam perjalanan menuju Allah ‘azza wajalla. Hendaknya seorang hamba membekali dirinya dengan hal ini dalam perjalanan kehidupannya, jangan sampai ia lalai dari melakukannya, karena tidaklah ia ma’shuum (terbebas dari dosa), bahkan ia seringkali terjatuh ke lembah dosa, disebutkan dalam hadits yang shahih.
“Setiap anak Adam senantiasa melakukan dosa, dan sebaik-baik para pendosa adalah mereka yang senantiasa bertaubat.” (HR. Sunan at-Tirmidzi 4/659, 2499, dan dihasankan oleh al-Albani)
Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (TQS. Al-Baqarah : 222).
Ibadah puasa Ramadhan ditujukan untuk membentuk muttaqin (orang bertaqwa). Sedangkan di antara karakter orang bertaqwa ialah sibuk bersegera memburu ampunan Allah ta’aala dan surga seluas langit dan bumi.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133).
Menjalani puasa ramadhan ditengah wabah corona tidaklah mudah. Terasa berbeda dari ramadhan sebelumnya. Saat ini ramadhan terasa sepi, tak seramai tahun lalu. Interaksi terhambat, aktivitas tak lancar, ditambah kondisi ekonomi yang makin terpuruk. Sungguh menyedihkan.
Dengan adanya wabah corona ini, seharusnya menjadi muhasabah bagi kita umat manusia, sudahkah kita menunaikan kewajiban kepada Allah secara total? Kalau sudah kenapa Allah datangkan wabah pandemi ini kepada kita? Tentu ada yang salah disini. Mungkin selama ini sudah terlalu banyak dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan, baik maksiat yang kita pandang kecil maupun besar. Intinya sama-sama kemaksiatan. Termasuk disini kemaksiatan berhukum selain hukum Allah. Padahal hukum siapa yang lebih baik daripada hukum Allah? Hukum yang jelas berasal dari penciptanya manusia. Sebagaimana firman Allah SWT:
"Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?" (TQS Al-maidah: 50).
Bisa kita lihat, masalah demi masalah datang silih berganti di negeri ini. Jika dicermati sebenarnya penyebab dari semua ini karena kita mengabaikan perintah Allah, kita tidak berhukum dengan hukum Allah secara totalitas. Bagaimana Allah akan memberikan nikmat dan keberkahan kepada kita, sedangkan kita mengabaikan perintahNYA?
Sungguh, bulan ramadhan adalah bulan taubat. Maka tak ada solusi lain selain bertaubat kepada Allah SWT atas kemaksiatan yang sudah dilakukan. Taubat sebenar-benar taubat, mengakui kelemahan kita sebagai manusia. Berhukum kepada hukum selain Allah adalah bentuk kemaksiatan besar yang sudah kita lakukan. Saatnya tegakkan hukum Allah secara total dalam institusi negara yaitu khilafah Islamiyyah. Semoga Allah ampuni segala dosa kita, Allah angkat wabah ini dan Allah segerakan datangnya kemenangan. Aamiin ya rabbal 'alamin.
Post a Comment