Oleh: Fatmawati
Pensiunan Guru
Ramadan yang mulia telah tiba. Umat Islam di seluruh dunia menyambutnya dengan penuh suka cita. Berharap Ramadan tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, meskipun pandemi Covid-19 tengah melanda dunia termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 menjadikan manusia tidak berdaya bahkan tidak bisa berkutik. Mau tidak mau pasrah menerima apa yang sedang terjadi saat ini. Namun bagi kita seorang Muslim tidak boleh pada posisi putus asa apalagi sampai menyalahkan Allah dalam hal ini Nauzubillah min dzalik. Justru dengan adanya wabah Covid-19 saat ini seharusnya membuat kita semakin dekat dengan Zat yang Maha Menciptakan yaitu Allah SWT, karena dengan kehendak-Nya semua ini bisa terjadi dan in syaa Allah atas kehendak-Nya pula wabah tersebut juga akan hilang.
Momentum Ramadan yang penuh berkah ini sepatutnya menjadikan diri kita lebih baik terutama dari sisi beribadah kepada Allah SWT. Ibadah dalam pandangan Islam adalah suatu yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridoi-Nya baik berupa perkataan, maupun perbuatan baik yang tersembunyi maupun yang nampak (Ibnu Taimiyah dalam kitab Al Ubudiyah, cet. Maktabah Darul Balagh hal. 6). Bukan hanya dari sisi individu saja tapi masyarakat dan negara pun harus lebih baik lagi terutama ketaatan kita kepada aturan Allah SWT. Jika hanya individu saja yang taat tapi masyarakat dan negara tidak taat pada aturan-Nya, maka kezaliman dan penindasan akan selalu ada, kemaksiatan akan semakin merajalela karena yang dipakai adalah hukum manusia bukan hukum yang bersumber dari Allah yang Maha Kuasa.
Ramadhan merupakan bulan turunnya Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Petunjuk yang harusnya dijadikan sebagai pedoman hidup manusia dalam kehidupannya. Tetapi bagaimana jadinya jika kemaksiatan seperti perzinahan, LGBT, pembunuhan, perampokan dan sebagainya masih merajalela. Termasuk kemaksiatan yang dilakukan oleh negara saat ini dengan membiarkan rakyat menangani wabah Corona secara mandiri. Kelalaian dan kelambatan negara menangani wabah Corona menjadi bukti tidak adanya kepedulian negara terhadap rakyat. Dalam kondisi genting, dimana negara sudah seharusnya melakukan lockdown untuk meminimalisir menyebarnya wabah Covid-19, pemerintah justru masih membuka jalur transportasi udara. Bahkan di saat diberlakukan PSBB, TKA Cina masih bisa masuk melenggang ke Sulawesi tanpa hambatan. Ketika rakyat membutuhkan masker dan sanitizer sebagai proses tercepat untuk mengisolasi diri dan keluarga mereka, pun langka. Ternyata ditemukan ada ekspor besar-besaran yang dilakukan pemerintah ke luar negeri. Tidak adanya periayahan negara kepada rakyat dikarenakan sistem yang dipakai saat ini adalah sistem buatan manusia. Padahal penguasa akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dipimpinnya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
"Pemimpin (imam) adalah pengurus rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban atas rakyat yang diurusnya". ( HR Al Bukhari dan Ahmad).
Sistem kapitalis sekuler membuktikan bahwa sistem ini tidak sesuai dengan fitrah manusia, merugikan, menindas dan menzalimi manusia. Seyogyanya manusia kembali kepada aturan-Nya tapi tidak bisa dilakukan hanya oleh perindividu saja tapi juga harus dilakukan oleh masyarakat dan negara secara total dalam seluruh aspek kehidupan.
Sebagaimana Firman Allah SWT, yang artinya:
" Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? Siapakah selain Allah yang hukumnya lebih baik bagi orang-orang yang yakin" (TQS. Al Maidah[5]: 50)
Bulan Ramadan merupakan bulan yang di dalamnya dibukakan pintu untuk bertaubat kepada Allah SWT. Siapa saja yang berpuasa dengan sungguh-sungguh berpuasa di bulan Ramadan, maka Allah akan mengampuni segenap dosanya sehingga ia diumpamakan seperti bayi yang baru lahir tanpa dosa namun dengan catatan harus dengan ketaatannya secara total tidak parsial. Dalam hal ini diperlukan dukungan masyarakat dan negara untuk memupuk ketaatan tesebut jika tidak manusia tersebut akan tergelincir oleh lingkungan sekitar dan sistem yang ada sekarang.
Ketaatan totalitas kepada Allah yang memberikan taubatan nasuha hanya akan terwujud jika dalam satu sistem yang menerapkan seluruh aturan Allah SWT secara total yaitu sistem Islam dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyyah.
Wallahu 'alam bi ash shawab
Post a Comment