Perhatian Rasulullah SAW Terhadap Dunia Pendidikan


Goresan Pena Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Dunia pendidikan di negeri kita masih berduka dan merana. Sekitar 4 juta lebih anak putus sekolah. Tentu mereka akan sulit mencari pekerjaan formal karena pendidikan tak sampai S1 apalagi berharap ke S2 dan S3.

Biaya pendidikan pun mahal dan mencekik. Banyak juga wisudawan yang kebingungan mencari pekerjaan. Karena lapangan pekerjaannya sempit.

Untuk menjadi ASN saja harus bersaing dengan banyak pelamar. Untuk 1 jabatan dalam 1 formasi harus bersaing dengan ratusan bahkan ribuan sarjana.

Yang terpilih cuma 1 yang gugur ribuan. Dunia pendidikan masih bersifat komersial dengan harapan siswa yang tamat belajar cepat mendapatkan pekerjaan.

Jika tidak maka menambah jumlah pengangguran. Sangat sedikit yang berinisaitif untuk membuka lahan bisnis. Dengan cara berdagang misalnya.

Padahal kalau mau berkaca kepada kepribadian Rasulullah SAW maka akan kita dapati bahwa Beliau SAW adalah sosok yang mulia. Sempurna dalam setiap aspek.

Sebagai Rasul (Utusan Allah SWT), pemimpin terbaik di dunia dan juga penuh perhatian terhadap dunia pendidikan. Ketika usia Daulah Islam masih seumur jagung. Beliau SAW menawarkan kebebasan kepada tawanan perang dengan syarat mereka mengajarkan baca tulis kepada anak-anak kaum Muslimin di Madinah.

Beliau juga memerintahkan para Sahabatnya yang mulia, setelah memperkuat aqidah mereka, untuk mencari ilmu dunia ke luar negeri. Rasulullah SAW memerintahkan mereka belajar bahasa negeri tujuan.

Para sahabat rhum dan para ulama setelahnya pergi ke Yunani dan belajar bahasa Yunani pulang membawa ilmu kedokteran. Ke India belajar bahasa India pulang membawa ilmu matematika. Pergi ke China belajar bahasa China pulang membawa teknologi kertas dan mesiu.

Rasulullah SAW juga memberitakan banyak hadis tentang keutamaan orang yang belajar di jalan Allah SWT semisal dalam hadits dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu disebutkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ÙˆَØ¥ِÙ†َّ الْÙ…َلاَئِÙƒَØ©َ Ù„َتَضَعُ Ø£َجْÙ†ِØ­َتَÙ‡َا رِضًا Ù„ِØ·َالِبِ الْعِÙ„ْÙ…ِ

“Sesungguhnya malaikat meletakkan sayapnya sebagai tanda ridha pada penuntut ilmu.” (HR. Abu Daud, no. 3641; Ibnu Majah, no. 223. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Rasulullah SAW juga membuka sekolah-sekolah gratis yang dicontohi langkahnya oleh para Khalifah setelahnya. Bagi Rasulullah SAW tujuan belajar itu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan agar lebih berani menerapkan Syariah-Nya.

Sama sekali bukan untuk berorientasi materi atau pekerjaan. Pekerjaan telah sepenuhnya ditanggung oleh negara. Kaum Muslimin hanya belajar untuk memperkuat agama dan negara. Sehingga banyak ulama dan ilmuwan yang berkelas dunia yang terlahir dari peradaban Islam.

Contohnya Ibnu Khaldun yang didaulat sebagai Bapak Ilmu Pemerintahan dan Ibnu Sina (Avicenna) Bapak Ilmu Kedokteran di dunia. Sepanjang sejarah Peradaban Islam tak pernah ada angka putus sekolah.

Karena itu tanggung jawab pemimpin dan memang ada dananya dari kas Baitul Maal negara. Bahkan para guru pun hidup sejahtera. Gajinya perbulan bisa mencapai 30 juta.
Khalifah Umar bin Khatthab memberikan gaji pada mereka masing-masing sebesar 15 dinar (1 dinar = 4,25 gram emas). Jika dikalkulasikan, itu artinya gaji guru sekitar Rp 30.000.000. Sehingga para guru semangat dalam membimbing murid-muridnya. Sudahkah situasi sekarang sama seperti zaman Rasulullah SAW? []

Bumi Allah SWT, 2 Mei 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post