Oleh: Muna Juliana N
Alumni MAS Plus Darul Hufadz
Menteri koordinator bidang politik hukum dan keamanan mahfud MD, menyatakan dalam siaran langsung di instagram miliknya, bahwa pemerintah akan melonggarkan kebijakan PSBB. "Kita tahu ada keluhan ini sulit keluar, sulit berbelanja dan sebagainya, sulit mencari nafkah dan sebagainya. Kita sudah sedang memikirkan apa yang disebut relaksasi PSBB" kata mahfud dalam siaran langsung instagramnya, @mohmahfudmd, sabtu (02/05/2020).
"Nanti akan diadakan sedang dipikirkan pelanggoran-pelonggaran. Misalnya rumah makan boleh buka dengan protokol begini, kemudian orang boleh berbelanja dengan protokol begini dan seterusnya dan seterusnya" kata Mahfud. Dikutip dari www.cnbcindonesia.com bahwasanya menurut mahfud MD, adanya PSBB yang terlalu ketat ini menyebabkan masyarakat menjadi stres, dan stres ini menyebabkan imunitas orang menurun dan bisa mengakibatkan tertularnya Virus Covid-19.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengkritik rencana Mahfud MD yang hendak melonggarkan PSBB, Dedie mempertanyakan alasan mahfud yang menyebutkan Warga kesulitan belanja. Karena menurutnya pasar yang bergerak di bidang kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok, masih beroperasi selama masa penerapan PSBB.
Dan menurut Dedie, sudah banyak pelonggaran yang diberikan PSBB. Karena terdapat delapan sektor yang dikecualikan selama penerapan PSBB. Dan delapan sektor ini, mempresentasikan 70 % kehidupan masyarakat. Dan Dedie juga menyebutkan bahwa pemberlakuan PSBB ini sudah memadai. Selain Dedie A Rachim, ada juga Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, irwan yang mengkritik pernyataan Mahfud MD. Menurutnya PSBB ini tidak tegas, hanya bersifat imbauan, dan jika masyarakat stres itu bukan karena PSBB, tetapi menurut irwan itu karena biaya hidupnya yang tidak dijamin oleh negara.
Irwan menyatakan lebih lanjut bahwa sejak awal pemerintah tidak pernah serius menangani Covid-19. Dimana yang sejak awal pemerintah sangat meremehkan Virus Corona ini seperti yang dilakukan pemerintah ketika virus corona ada di china, pemerintah indonesia justru menggenjot kunjungan wisata, dan ketika virus masuk ke indonesia, pemerintah bukan memilih untuk menerapkan kebjikan lockdown, malah memilih kebijakan PSBB. Apalagi menurut irwan aturan yang diterapkan pemerintah dalam PSBB ini tidak jelas dan multitafsir. Dimana terlihat jelas bahwa pemerintah lebih mementingkan ekonomi dari pada keselamatan rakyat.
Adapun menurut syahrul, anggota DPR "ada kekhawatiran segelintir pebisnis tertentu yang resah dengan jatuhnya bidang usahanya dan mengakibatkan mereka di jurang kebangkrutan dan mendesak pemerintah untuk melonggarkan PSBB" ujar syahrul. Dan menurut syahrul, bila alasan dibalik rencana itu benar hanya untuk kepentingan bisnis, maka pemerintah sudah melanggar asas keadilan dalam undang-undang kekarantinaan kesehatan. Dalam undang-undang karantina kesehatan, menurut syahrul, keselamatan masyarakat adalah hal yang paling utama.
Dalam hal ini, kebijakan pemerintah sama sekali tidak membantu rakyat, atau membuat pandemi corona ini menurun. Bahkan kebijakan-kebijakan dalam pemerintah itu, justru membuat rakyat bingung, dari adanya bansos yang salah sasaran, masuknya 500 TKA Cina ke indonesia, PHK dimana-mana, pandemi corona yang meningkat, dan sekarang pelonggaran PSBB. Banyak orang yang mengkritik, kebijakan pemerintah tentang pelonggaran ini, bagaimana tidak? Pelonggaran PSBB, ini dibuat semata-mata untuk para pengusaha yang akan bangkrut, sehingga meminta pemerintah untuk melonggarkan PSBB, agar bisnisnya tidak bangkrut. Dan pemerintah dalam pelonggaran PSBB ini mengabaikan keselamatan rakyat, demi kepentingan bisnis dan kekuasaan.
Dalam Islam, ketika terjadi pandemi di suatu negeri, maka wilayah tersebut akan di lockdown oleh khalifah yang memimpin, bukan diberlakukannya PSBB di wilayah-wilayah. Seperti kisah umar bin khattab, yang dirinya pernah mengunjungi negeri syam, lalu bertemu dengan sahabat-sahabatnya, dan dilaporkan bahwa syam sedang terkena wabah amwas.
Lalu umar kembali ke madinah dan melaksanakan sabda rasulullah "Jika kalian berada di suatu tempat (yang diserang wabah), maka janganlah kalian keluar darinya. Apabila kalian mendengar wabah itu di suatu tempat, maka janganlah kalian mendatanginya." Lalu umar menerapkan kebijakan lockdown, untuk melindungi wilayah lain yang belum terkena wabah. Dan ketika di lockdown, khalifah akan menjamin kehidupan rakyat, seperti makan, minum dan tempat tinggalnya.
Karena khalifah mengerti, bahwa dirinya memimpin suatu negeri bukan atas dasar kekuasaan, tapi atas dasar karena Allah SWT, yang dimana akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di yaumul akhir nanti, tentang dirinya yang memimpin negeri tersebut, dengan benar atau tidak.
Wallahu’alam Bi Shawwab
Post a Comment