Goresan Pena Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Pada tanggal 17 Ramadhan Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi utusan Allah SWT yang paling mulia di dunia. Pengangkatan ini dimulai dengan diterimanya Qur'an surat Al Alaq ayat 1-5 yang merupakan era baru dakwah pada zaman jahiliyah.
Rasulullah SAW melanjutkan misi para nabi dan rasul sebelumnya yaitu tauhid tetapi dengan membawa syariat yang jauh lebih lengkap. Beliau diutus pada masyarakat yang sangat tidak ideal.
Di sebuah tempat yang gersang penuh dengan pasir dan bebatuan. Jauh dari peradaban besar Romawi dan Persia. Sebuah tempat yang tidak diperhitungkan sama sekali.
Sebuah tempat yang mana yang kuat selalu menindas yang lemah, perbudakan tanpa adab, dan perang antar suku selalu menjadi tradisi.
Di tempat yang sangat tidak menguntungkan ini, kebiasaan jahiliyah seperti membunuh bayi perempuan hidup-hidup, berjudi, minum miras (khamr), mengundi nasib dengan anak panah, dan perzinahan sering terjadi. Makkah yang semulanya berkah sejak zaman Nabi Adam AS seharusnya menjadi pusat peradaban manusia kala itu telah dinodai dengan perilaku mayoritas masyarakatnya.
Namun, Allah SWT mengutus Rasulullah SAW sebagai utusan yang akan mengukir pusat peradaban besar dari Makkah Al Mukarramah. Dakwah Rasulullah SAW berproses sejak menerima ayat-ayat suci yang pertama. Menempatkan hukum Allah diatas segala hukum jahiliyah kala itu.
Dakwah Rasulullah SAW itu berproses menjadi 2 periode. Fase Makkah yang lebih banyak menyentuh aqidah umat, selain ada juga kritikan-kritikan terhadap muamalah masyarakat yang batil semisal mencela para pedagang yang curang (mengurangi) timbangannya.
Pada fase Makkah ini dakwah wahyu yang digencarkan hanya mendapatkan 40 orang Muslim (Sahabat Nabi SAW) diantaranya banyaknya warga kafir Quraisy dan belum didakwahkan ke seluruh penjuru alam.
Jumlah yang sangat sedikit itu mendapatkan banyak tekanan dakwah seperti celaan dan bahkan siksaan fisik. Namun Rasulullah SAW terus berdakwah kepada semua kabilah dalam dan luar Makkah. Hingga Allah SWT mencerahkan Kaum Yastrib (Anshor Madinah).
Mereka pun membaiat Rasulullah SAW menjadi pemimpin Daulah Islam yang pertama (Fase Madinah). Dakwah Rasulullah SAW pun berhasil mengIslamkan banyak sekali kabilah Arab. Perang Badar, Uhud, Khandaq, Fathuh Makkah, Tabuk dan lain-lain telah merubah peta politik kala itu.
Peradaban Islam menjadi cemerlang dan mengalahkan kesombongan imperium Romawi dan Persia. Dan membebaskan negeri-negeri yang dijajah mereka.
Berhala pun berhasil dihancurkan setelah penaklukan-penaklukan besar dilakukan kaum Muslimin. Diikuti dengan perubahan sistem jahiliyah menjadi Sistem Islam.
Tidak ada lagi pembunuhan bayi perempuan, zina, khamr, judi dan lain-lain. Masyarakat barbar berubah menjadi masyarakat Islami yang menjadi kiblat perubahan dunia.
Para Khalifah setelah Rasulullah malah semakin menebarkan cahaya Islam ke 2/3 wilayah dunia selama 14 abad lamanya. Para pemikir Barat yang jujur memuji para penerus Rasulullah SAW ini dengan pemimpin yang adil bahkan terhadap Non Muslim. Memberikan mereka kebebasan beragama yang tidak ditemukan di peradaban lain.
Para Khalifah juga menfasilitasi kampus atau universitas pertama di dunia. Banyak ilmuwan hadir sebagai guru bagi semua umat. Seperti Ibnu Khaldun (Bapak Ilmu Pemerintahan), Ibnu Sina/Avicenna (Bapak Ilmu Kedokteran), Al Khawarizmi (Bapak Matematika), telah menjadi inspirator dunia.
Dan masih banyak kontribusi Khilafah terhadap dunia. Seperti misalnya memberikan bantuan makanan kepada Amerika Serikat semasa perang melawan penjajah Inggris dan juga kepada benua Eropa pada musim kelaparan. Semua ini berasal dari mulai diturunkannya ayat suci Al Qur'an malam 17 Ramadhan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari hingga terakhir yakni ketika Rasulullah SAW melakukan Haji Wada.
Setelah Beliau SAW wafat, tidak ada harta secara materi yang diwariskan yang kepada umatnya. Selain 2 hal yaitu hendaknya Kaum Muslimin selalu berpegang teguh kepada Al Qur'an dan Hadis. Juga Ijma para sahabat, qiyas, dan ijtihad. Inilah yang menyebabkan Khilafah atau Peradaban Islam mampu menjadi pembaharu dunia sejak Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq AS hingga Khalifah Abdul Hamid II (1924 M).
Beralihnya sistem Islam ke Sistem Sekuler menjadikan umat terpuruk dalam segala bidang. Oleh karena itu jika ingin kembali berjaya maka umat dan penguasannya harus kembali menerapkan peradaban Islam yang sama. Peradaban yang akan terulang kembali entah pada zaman sekarang atau yang akan dekat sesuai dengan bisyarah (Kabar Gembira) dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Akankah kaum Muslimin mau menjadikan momen Nuzulul Qur'an ini untuk mewujudkan momentum baru Peradaban Besar Islam yang kedua? []
Bumi Allah SWT, 10 Mei 2020
#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
Post a Comment