Desa Timbang Deli Kec. Galang
Ramadhan telah berlalu dan menyongsong hari kemenangan di bulan syawal. Semangat berkobar menyongsong hari yang fitri dengan suasana yang berbeda. Masih dalam keadaan pandemi wabah covid-19 yang belum juga usai. Setiap harinya mengikuti berita terbaru mengenai wabah tapi belum ada pertanda akan pergi. Malah publik di buat tercengan dengan kebijakan pemerintah yang tak berpihak terhadap rakyatnya dan berpihak kepada kepentingan para pengusaha asing dan aseng.
Awal kebijakkan penguasa dengan pelarangan mudik dengan program PSBB wilayah yang ketat. Penutupan sebagian mesjid dan pelarangan shalat idul fitri di sebagian wilayah. Pekan ini pemerintah merencanakan program New Normal Life untuk menormalkan ekonomi negara. Dengan membuka pusat perbelanjaan. Tanpa diringi penanganan peningkatan wabah dari aspek kesehatan. Benarkah program ini untuk rakyat atau untuk para kapitalis? Dengan meningkatnya korban akibat wabah covid-19 yang semakin tinggi.
Wabah covid-19 telah banyak menelan korban termasuk pejuang garda terdepan yaitu para petugas medis yang tidak mendapat perhatian memadai dari pemerintah. Kurangnya APD untuk petugas medis menjadikan masalah terbesar dalam penanganan wabah karena para petugas medis yang paling rentan terpapar wabah covid-19. Itulah penyebab para petugas medis mogok kerja. Tambah lagi proteksi finansial tidak terpenuhi oleh pemerintah. Malahan sebagian tidak mendapatkan tunjangan, THR perawat honorer di potong dan ada yang dirumahkan karena rumah sakit daerah kesulitan dana.
Padahal gugurnya petugas medis dan pemecatan sama dengan berkurangnya prajurit di garda terdepan dimedan tempur melawan wabah covid-19. Mari berpikir kebijakan pemerintah yang berpihak pada para kapitalis imbasnya kesengsaraan rakyat. Jika tidak ada petugas medis yang berjuang digarda terdepan,dengan kebijakan pemerintah ingin menerapkan program New Normal Life tanpa dibarengi prokteksi kesehatan penaganan wabah dan prokteksi finansial bagi seluruh rakyat, dapat dipastikan akan ada lagi peningkatan gelombang ke dua kasus wabah covid-19. Bahkan semakin buruklah tatanan perekonomian pemerintah.
Inilah sistem kapitalis yang diterapkan pemerintah aturan yang dipesan untuk para pengusaha membuat rakyat sengsara. Sangat jauh dari sistem islam. Islam menerapkan aturan dari Sang Khaliq yaitu Allah Swt yang sesuai fitrah mahluknya yaitu manusia yang memuaskan akal manusia dan menentramkan jiwa.
Lockdown atau karantina wilayah telah dicontohkan islam berabad-abad lamanya. Khalifah Umar bin khattab telah berhasil menekan korban terkena wabah pada saat itu dengan karantina wilayah. Menyediakan APD dan kebutuhan medis yang di perlukan. Menjamin tersedianya rumah sakit yang lengkap dan petugas medis yang profesional dan ahli. Tersedianya obat-obatan dijaminnya seluruh kebutuhan pokok rakyat yang meliputi sandang, pangan dan papan. Jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat tidak memilih-milih baik kaya atau miskin semua di jamin oleh negara. Dengan terpenuhnya semua kebutuhan para petugas medispun tidak perlu khawatir akan kekurangan alat APD atau kebutuhan finansial. Jadi membuat semangat tim medis dalam menuntaskan wabah dengan berusah mempelajari wabah dan membuat vaksin yang didukung sepenuhnya oleh negara.
Biaya yang dikeluarkan oleh negara untuk jaminan kesehatan diambil dari kas negara atau baitul mal yang di peroleh dari berbagai pos pemasukan bukan dari pajak atau hutang.
Marilah sadar wahai saudara sudah lama kita terkungkung disistem kapitalis yang rusak saatnya kembali kesistem islam dengan bingkai Daulah Khilafah Islamiyah. Aamii yaa Robb
Post a Comment