Oleh : Mahganipatra
Aktivis Muslimah Peduli Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif
Saat ini dunia sedang terguncang menghadapi tentara kecil kasat mata yang bernama virus Covid-19. Tentara ini menciptakan perasaan takut yang luar biasa sehingga mampu membuat seluruh negeri bertekuk lutut tidak berdaya. Dunia kedokteran modern dan kemajuan di bidang sains dan teknologi tidak mampu menghadapi serangan wabah virus ini. Sehingga kondisi tersebut memunculkan krisis di berbagai aspek kehidupan. Mulai dari krisis politik, sosial, ideologi, keluarga, kesehatan, bahkan krisis keamanan serta pertahanan.
Tatanan dunia hancur porak poranda. Ideologi kapitalisme yang digadang-gadang sebagai sebuah sistem final dunia tidak mampu menyelamatkan diri dari serangan virus kecil tercanggih abad ini.
Sungguh ideologi kapitalisme telah menampakkan kelemahan dan kerusakannya secara nyata di hadapan umat. Ketidakmampuannya dalam menyelesaikan persoalan kehidupan manusia telah membuka kedok busuk yang selama ini disembunyikan. Kapitalisme tidak mampu menjaga jiwa, keamanan, serta memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Demikian pula dalam menjaga eksistensi negara.
Kapitalisme Ideologi yang Rusak dan Merusak
Mengapa ideologi yang diemban oleh dunia, yang mereka bela dan agungkan kini mulai tumbang dan menjadi sesuatu yang meragukan semua orang?
Pandemi Covid-19 ini telah membuktikan kepada kita semua bahwa negara-negara besar dan maju pengemban sistem kapitalisme, saat ini tidak mampu menangani wabah Covid-19. Covid-19 telah membuktikan kegagalan yang luar biasa dari sistem kapitalisme. Ketidakmampuan sistem ini menyelesaikan persoalan dalam hal menangani wabah virus yang menyerang masyarakat dengan cepat dan tanggap telah menelan korban mencapai ribuan jiwa. Dari korban jiwa kemudian merambat ke berbagai persoalan lain berupa krisis multidimensi di tengah-tengah masyarakat. Hal ini telah menelanjangi tabiat buruk politik kapitalisme demokrasi yang dipengaruhi oleh syahwat kekuasaan para penguasanya. Mereka menjadikan kekuasaan sebagai ajang memperkaya diri. Para penguasanya tidak pernah memikirkan kesejahteraan masyarakat, mereka sibuk memikirkan kepentingan pribadi dan kelompoknya. Sehingga sikap negara menjadi abai terhadap urusan rakyat.
Ketika pandemi menjangkiti negeri, para penguasa justru sibuk menilai berdasarkan kepentingan ekonomi dibandingkan keselamatan rakyatnya. Atas nama investasi dan parawisata mereka membuka keran yang seluas-luasnya untuk para pelancong asal virus. Menggenjot ekspor dan impor. Sibuk membuat program utang demi menyelamatkan para borjuis, sementara rakyat dibiarkan mencari solusi sendiri demi bertahan hidup. Ketika PHK marak menimpa rakyat, negara justru mengundang ratusan tenaga kerja asing untuk bekerja di dalam negeri. Kekayaan SDA tidak digunakan untuk menjamin kebutuhan rakyat. Rakyat dipaksa berjuang sendiri saling bahu-membahu agar dapat selamat dari Covid -19.
Setali tiga uang, negeri-negeri muslim di dunia mengalami hal yang sama. Mereka tidak berdaya dan kolaps menangani masalah ini. Sebagai negara pengekor, posisi negeri-negeri muslim tidak memiliki taring untuk menentukan kebijakan politiknya. Sistem kapitalisme terus memaksa para pemimpin negeri muslim dalam kondisi terjajah. Para pengusaha asing dan aseng menyetir mereka dengan sistem kapitalisme yang mereka terapkan di negeri mereka.
Sistem destruktif kapitalisme tidak dapat dipertahankan. Maka jika tidak dapat dipertahankan, lalu kita harus bagaimana? Solusi apa yang ditawarkan untuk dapat mengubah kondisi ini?
Sistem Islam Solusi Praktis Kehidupan
Sebagai seorang muslim, keimanan dan takwa adalah aplikasi dari akidah Islam yang menuntut kita untuk segera menerapkan hukum-hukum Allah dan rasul-Nya. Islam menawarkan solusi kehidupan sebagai problem solving. Sebagai sebuah ideologi yang sahih, Islam mampu menjawab kebingungan umat. Hukum-hukum syariat yang lahir dari din ini, akan mampu menjawab dan menjelaskan secara sempurna setiap persoalan yang timbul. Solusinya termaktub dalam Al-Qur'an, Assunah, ijma dan qiyas. Jika timbul persoalan baru yang bersifat global, maka Islam meniscayakan adanya ijtihad atau penggalian hukum untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat universal dan kafah. Kewajiban seorang muslim adalah mengambil seluruh sistem Islam yang dibawa Rasulullah sebagai aturan hukum. Apa yang disyariatkan dan dicontohkan oleh Rasulullah telah terefleksikan dengan luar biasa. Sistem kehidupan tersebut adalah sebuah sistem yang bernama khilafah. Khilafah memiliki seperangkat aturan yang mampu mengurus seluruh urusan masyarakat. Dengan syariat Islam yang khas, khilafah akan membenahi sengkarut negeri terdampak virus Covid-19. Dengan kebijakan khilafah yang tepat dan komprehensif, negara terdampak wabah akan segera bangkit mengadakan riset dan menanggulangi setiap kerusakan yang timbul dari pandemi ini.
Munculnya pandemi ini merupakan cikal bakal perubahan tatanan dunia baru. Kehancuran yang ditinggalkan dari dampak Covid-19 ini semoga menjadi titik tolak kesadaran umat. Bahwa kapitalisme yang batil telah renta, berada di ujung tanduk menuju kehancurannya. Sebagai wujud kepedulian para muslimah saat ini dalam merespon perubahan menuju tata dunia baru adalah peran serta para muslimah untuk membangun kesadaran umat. Dalam hal ini, tugas para muslimah adalah melahirkan kesadaran di tengah-tengah umat untuk terus mendidik umat dengan pemahaman tentang Islam serta terus menggalang persatuan dan kesatuan demi kebangkitan umat Islam. Agar umat bersegera dan rindu menerapkan aturan-aturan Islam yang sempurna di bawah naungan negara Islam yang mulia bernama khilafah. Khilafah akan menyelamatkan umat manusia dari dunia hingga ke akhirat. Peran sentral para muslimah sebagai mutiara peradaban adalah bertugas mendampingi umat menuju kebangkitan Islam.
Wallahu a'lam bishshawab
Post a Comment