Kelaparan di Tengah Wabah, Islam Solusinya


Oleh : Eviyanti 
Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif

Dilansir oleh Tempo.co, pada hari Kamis (23/04/2020), Lembaga dunia World Food Program mengatakan, masyarakat dunia menghadapi ancaman kelaparan besar-besaran dalam beberapa bulan lagi akibat resesi ekonomi yang dipicu pandemi Covid-19. Saat ini ada 135 juta orang menghadapi ancaman kelaparan. Proyeksi dari WFP menunjukkan jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat menjadi 270 juta orang. Jumlah ini masih bisa bertambah karena ada sekitar 821 juta orang yang kurang makan. Sehingga, total warga dunia yang bisa mengalami bencana kelaparan melebihi 1 miliar orang. Bencana pangan ini bisa terjadi di sekitar 55 negara jika melihat pada skenario terburuk. 

Eksekutif Direktur WFP, David Beasley, mengatakan ada sepuluh negara yang telah mengalami kelaparan dan menimpa sekitar satu juta warga. "Saat menangani pandemi Covid-19, kita juga berada di tepi jurang pandemi kelaparan", kata Beasley kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB.

Begitu dahsyatnya wabah ini, yang mengakibatkan dunia di ujung jurang pandemi kelaparan. Tak terkecuali Indonesia, sebelum wabah ini terjadi masyarakat Indonesia telah mengalami banyak problematika diantaranya banyaknya masyarakat miskin yang akhirnya kepalaran. Seperti yang dilansir oleh Beritagar.id, Rabu (06/11/2019), sebanyak 22 juta penduduk Indonesia masih mengalami kelaparan kronis. Jumlah tersebut sekitar 90 persen dari total jumlah penduduk miskin Indonesia, yakni 25 juta jiwa. Total tersebut terungkap dalam laporan penelitian yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) bersama International Food Policy Research Institute (IFPRI) bertajuk Policies to Support Investment Requirements of Indonesia's Food and Agriculture Development During 2020-2045. "Banyak dari mereka tidak mendapat makanan yang cukup dan anak-anak cenderung stunting. pada 2016-2018, sekitar 22.0 juta orang di Indonesia menderita kelaparan".

Sungguh ironis, negara tercinta yang katanya kaya raya akan sumber daya alam tapi rakyatnya masih banyak yang miskin bahkan kelaparan. Inilah yang terjadi ketika tidak berhukum pada sistem yang datang dari Allah Swt. Kesengsaraan dan kerugian yang didapat. Sistem ini dinamakan kapitalisme, dimana sistem ini menghasilkan ketimpangan kaya dan miskin pada level individu hingga bangsa. Sistem ini telah gagal mengatasi masalah pangan, dan kondisi semakin buruk ketika hadapi wabah seperti saat ini.

Apabila negara tidak mampu mengatasi masalah ekonomi rakyat karena alasan kas negara tidak mencukupi. Maka, solusi dalam Islam tepat adanya. Seperti yang di contohkan dalam pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab yakni, meminta bantuan pada wilayah atau daerah bagian daulah Islam yang mampu memberikan bantuan. Sebab, perekonomian dalam Islam diatur berdasarkan hukum syara', dan daulah Islam akan menerapkan hukum Islam sesuai tatacara yang disebutkan dalam hukum syara'.
Khalifah Umar bin Khattab bergerak gesit dan cepat ketika mengetahui bahwa kas negara kurang untuk menangulangi krisis. Umar memerintahkan setiap pemimpin wilayah yang kaya untuk meminta bantuan dengan mengirimkan surat. Dalam waktu yang cepat pula, balasan untuk bantuan didapatkan seperti makanan, dan kebutuhan pokok lainnya.

Sejarah ini dapat menjadi bukti bahwa pemerintahan yang diatur dengan Islam sangat cepat menangani krisis. Sistem ekonomi dengan Islam, menangani problematika ekonomi terletak pada distribusi harta dan jasa kepada seluruh individu masyarakat secara merata pada wilayah yang terkena dampak wabah. Seluruh kebutuhan pokok setiap individu masyarakat harus dijamin pemenuhannya secara maksimal oleh negara. Semua anggaran penanggulangan sepenuhnya tanggung jawab negara, bukan individu. 

Hal ini akan terwujud ketika Islam diterapkan dalam semua aspek kehidupan. Mari kita tinggalkan sistem bobrok ini, dan bersegera untuk menjalankan semua ketentuan Allah Swt. dan Rasul Nya, dengan cara melaksanakan seluruh syariat Islam. Penerapan seluruh syariat Islam membutuhkan peran negara. Tanpa peran negara yang menerapkan syariat Islam, rakyat umumlah yang dirugikan sebagaimana terjadi saat ini. Wallahu'alam bishshawaab

Post a Comment

Previous Post Next Post