Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Bulan suci Ramadhan 1441H telah berlalu. Banyak ujian dan kenangan terukir indah di dalamnya. Semoga apa yang telah dilakukan baik itu puasa, bacaan al Qur'an, zakat, sedekah, usaha melawan penyebaran virus Corona, berdakwah mendapatkan balasan pahala yang melimpah dari Allah SWT.
Semoga setiap Muslim mendapatkan predikat bertakwa setelah digembleng selama sebulan lamanya. Ujian setelah bulan Ramadhan tentu akan lebih berat lagi sebagai penguji hasil latihan selama bulan suci tersebut.
Apakah Kaum Muslimin akan semakin bertakwa menghadapi sebelas bulan kemudian yang dimulai dari Syawal hingga Sya'ban? Tentu memerlukan usaha yang gigih dari para pengemban akidah Islam.
Islam adalah agama yang mudah dan memudahkan. Islam menyiapkan Kaum Muslimin untuk tetap konsisten dalam beramal sholih. Ada Puasa Sunnah 6 hari di bulan Syawal yang jika dilaksanakan akan mendapatkan pahala seperti berpuasa setahun lamanya. Sehingga amalan berpuasa masih melekat walaupun statusnya tidak wajib, sunnah muakkadah (sangat ditekankan).
Hal ini sebagaimana dengan sabda Rasulullah SAW:
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun” (HR. Muslim)
Setelahnya ada berbagai macam puasa yang bisa dilaksanakan semisal puasa Senin dan Kamis, Ayyumul Bidh (pertengahan bulan hijiriyah), puasa Nabi Daud (sehari puasa sehari tidak), dan lain-lain. Amalan ini bisa diiringi dengan bacaan Al Qur'an, shalat Tahajud, shalat Dhuhah sedekah dan melakukan kontak dakwah dengan masyarakat dalam bentuk amar ma'ruf nahi mungkar sehingga semangat menyebarkan ideologi Islam akan selalu terjaga.
Ujian hidup dan dakwah ke depan akan semakin berat. Jika halal dan haram sangat diperhatikan agar tidak membatalkan ibadah dan pahala berpuasa dalam bulan Ramadhan, di luarnya tentu tidak semudah yang dibayangkan. Masih banyak orang yang karena pragmatisme atau kepentingan dunia meninggalkan petunjuk agama (syariah Islam).
Mereka mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Misalnya menaikkan iuran asuransi kesehatan yang haram dalam pandangan Islam dengan alasan mengurangi beban keuangan negara, menjual SDA kepada kapitalis, menaikkan tarif dasar listrik yang seharusnya gratis, menganggap ideologi Islam sebagai ancaman daripada ideologi kapitalisme dan Komunisme, dll.
Itulah efek sekularisme yang membuat para pengusungnya konsisten demi kepentingan atau materi. Kaum Muslimin yang mencoba yang bepergang teguh kepada Syariat Islam tentu akan dianggap sebagai penghalang.
Dan berbagai persekusi baik verbal dan non-verbal bisa saja terjadi kepada Kaum Muslimin. Di sini akan terjadi uji ketahanan siapakah yang paling gigih dalam memperjuangkan prinsipnya.
Maka Islam memandang setiap ketaatan dan ujian yang menimpa Kaum Muslimin itu berpahala di sisi Allah SWT. Amalan termudah adalah tersenyum dan menyingkirkan duri di jalan itu berpahala. Sedangkan amalan tertinggi adalah berjihad di jalan Allah SWT dan mendapatkan imbalan surga-Nya.
Ini lah yang membedakan Islam dengan agama dan ideologi lain buatan manusia. Islam adalah agama universal yang mementingkan aspek sosial dalam politik dakwahnya.
Misalnya tidak beriman seorang Muslim membiarkan tetangganya kelaparan. Muslim itu wajib mengupayakan makanan dan minuman bagi tetangganya itu.
Suatu hal yang sangat sulit dibayangkan ada dalam sistem kehidupan sekularisme. Dimana hukum rimba yang berlaku. Yang kuat semakin kuat dan menindas yang semakin lemah.
Berlaku baik bagi tetangga hanyalah sebagian kecil ajaran Islam. Belum lagi kewajiban-kewajiban yang lain contohnya menyatukan Kaum Muslimin dalam satu Kepemimpinan global dan menyelematkan saudaranya yang tertindas dari tangan-tangan jahat kapitalisme dan komunisme.
Islam selalu mengajarkan umatnya untuk selalu tabah dalam tiga hal yaitu tabah dalam menghadapi ujian; tabah dalam menjalankan ketaatan, dan tabah dalam menjauhi kemaksiatan.
InsyaAllah jika ini terus dilaksanakan dengan niat dan tekad yang benar, semangat Ramadhan akan terus terpatri dalam jiwa setiap Muslimin. []
Bumi Allah SWT, 24 Mei 2020
#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
Post a Comment