Indonesia Terserah, Indonesia Menyerah?


Goresan Pena Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)

Corona memang mengerikan. Telah 18.010 orang positif Corona di Indonesia (CNN, 18/5). Curvanya terus naik.

Namun jangan sampai menurunkan semangat kita untuk menyelesaikan setiap masalah. Allah SWT menciptakan manusia lengkap dengan akal fikirannya untuk mampu memecahkan setiap persoalan seberat apa pun.

Dan sebenarnya semuanya bisa menjadi ringan asal manusia mau taat kepada hukum Allah SWT. Tidak menerapkan hukum buatan manusia yang terbukti rentan terhadap wabah.

Manusia harus berserah diri bahwa mereka itu lemah. Tiada yang mampu tanpa mendapatkan kekuatan dari Allah SWT.

Salah kebijakan ditambah banyak ungkapan pesimis seperti hidup berdamai dengan virus. Atau ungkapan sangat mungkin kita selamanya hidup dengan Corona adalah ungkapan yang bisa menjatuhkan mental rakyat.

Maka ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi pandemi ini. Belum ada kata terlambat.

Pertama tirulah semangat mereka yang masih ingin berjuang merubah kondisi. Bagi yang punya kelebihan harta ringankan bantulah tenaga medis atau ringankan beban saudara yang terkena dampak corona seperti PHK dan tak laku jualan.

Tirulah kisah Steven, Muallaf yang kuras habis hartanya Rp.14 M untuk lawan Corona. Baim Wong yang kucurkan Rp.15 M demi membagikan 30 juta masker. Bos Wardah sumbang Rp. 40 M untuk tangani Corona.

Tirulah mereka walaupun hanya mampu memberikan paket sembako untuk satu keluarga saja.
Ini akan memotivasi masyarakat jadi optimis dalam mencari kehidupan. Dan semoga bisa menyentuh hati para Pejabat agar turut berkorban demi rakyat. Agar lebih peka dan punya empati seperti yang dimiliki rakyat.

Bagi yang kekurangan harta bisa membantu memperlambat laju corona. Misalnya tetap stay at home. Tidak keluar rumah atau melakukan kontak sosial yang tak perlu. Kalau pun bepergian hanya untuk keperluan yang sangat penting atau untuk mendapatkan perwatan medis.

Dapat juga dengan berolahraga sehari sekali, mengonsumsi makanan yang sehat dan meningkatkan imunitas tubuh. Menghindari kepadatan sosial atau perkumpulan massa.

Perjuangan individu atau bermasyarakat ini tentu akan lebih sempurna bila didukung oleh penguasa.
Lalu apa yang bisa dilakukan oleh penguasa? Mereka harus bertaubat karena selama ini tidak peduli dengan hukum Allah SWT. Dan cenderung anti syariah.

Bertaubat dan kembali melaksanakan hukum syariah secara Kaffah. Tanggung jawab mereka adalah memberikan jaminan hidup bagi masyarakat selama pandemi.

Entah itu logistik, pendidikan dan akses kesehatan secara gratis selama pandemi. Tidak menaikkan harga layanan kesehatan karena hanya akan mencekik leher rakyat.

Penguasa harus melayani rakyatnya seperti orang tua kandung yang melindungi anak-anaknya. Yang takut anak-anaknya sakit-sakitan karena virus.

Harusnya itu sikap penguasa. Mereka harus mengambil alih SDA dari perusahaan kapitalis asing dalam dan luar negeri. Ibarat seorang ayah yang mengambil alih kepemilikan lahan keluarga dari para pengusaha penipu.

Semua ini akan menjadi ringan dijalankan asalkan penguasa yang ada mau diatur dengan sistem Islam. Bukan malah diracuni oleh sistem sekuler kapitalis.

Dengan sistem Islam siapa pun penguasa nya akan peduli dengan umatnya. Tidak mau tunduk atas kehendak asing. Dan yang utama adalah berani membangun optimisme bersama melawan pandemi ini. []

Bumi Allah SWT, 20 Mei 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post