Oleh : Dwi Sarni
(Ibu Rumah Tangga Pejuang Pena)
Bulan Ramadhan tahun ini rakyat Indonesia diuji lewat pandemi Corona. Bukan hanya bersabar menahan lapar dan dahaga tapi harus bersabar mempertahankan kewarasan atas keadaan, krisis ekonomi serta sabar menghadapi kebijakan pemerintah yang menguras emosi.
Bagaimana tidak?
Baru-baru ini ramai penolakan kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China, yang akan bekerja di perusahaan PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI), Kabupaten Konawe.
Dikutip dari laman wartaekonomi.co.id Kementerian Ketenagakerjaan mengaku tidak bisa menolak kedatangan 500 TKA yang
diajukan dua perusahaan nikel.
Plt Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Aris Wahyudi, menyampaikan hal itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM nomor 11 tahun 2020 pasal 3 ayat (1) huruf f dimana menyebut orang asing yang akan bekerja pada proyek strategis nasional tidak dilarang masuk Indonesia selama pandemi Covid-19.
Kabar datangnya 500 TKA asal China ini juga ditanggapi oleh sejumlah politisi, mereka turut menyuarakan penolakan. Salah satunya politisi PKS, Tifatul Sembiring yang meminta Presiden Jokowi untuk menjelaskan kedatangan TKA tersebut pada akun Twitter.
"Warga Negara Indonesia diminta disiplin untuk #dirumahaja saat PSBB. Dilarang mudik. Tidak boleh naik pesawat. Diancam penjara dan denda jutaan. Lha, kalau ini, bagaimana menjelaskannya Pak @jokowi?" tulis Tifatul.
Politisi partai Gerindra, Fadli Zon, menyampaikan jika dirinya mendukung untuk menolak datangnya 500 TKA asal China ke Sultra.
Ada beberapa poin yang perlu kita cermati terkait kedatangan TKA asal negeri tirai bambu ini.
Pertama, di saat pemerintah memberlakukan beberapa kebijakan guna memutus mata rantai virus corona. Seperti anjuran Stayathome, Work From Home, School From Home, pelarangan mudik, pembatasan sosial berskala besar atau PSBB. Masyarakat harus disiplin bahkan naik motor berboncengan suami-istri dilarang, bus bus antar kota disuruh putar balik.
Namun hal demikian rupanya tidak berlaku untuk TKA Cina ini. Pemerintah justru membuka lebar pintu TKA masuk ke Indonesia terlebih mereka berasal dari daerah episentrum pertama virus Corona. Tidak menutup kemungkinan mereka adalah pembawa virus.
Kedua, pandemi corona ini telah mengakibatkan krisis multidimensi. Banyak rakyat yang asalnya kaya jadi miskin, yang susah makin susah, yang punya pekerjaan saja masih pusing memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan sehari-harinya, apalagi yany tidak bekerja akibat. PHK terjadi dimana – mana. Alih-alih meringankan beban, pemerintah malah mendatangkan pekerja asal China, ini ibarat menabur garam di atas luka. Harusnya pemerintah punya sedikit nurani dan meminimalisir jurang pengangguran anak bangsa.
Ketiga, Tak berkutiknya kementrian ketenagakerjaan soal perizinan menunjukkan bahwa ada kongkalikong atau intervensi dari pejabat kabinet kerja era Jokowi ini. Jika dipikir secara logika di Indonesia sedang badai PHK lalu kenapa tidak memperkerjakan rakyat sendiri saja? Tidak mungkin kita tidak punya pekerja atau buruh yang bisa bekerja di sana?
Kondisi ini sungguh menunjukkan bahwa sistem yang ada saat ini hanya untuk memenuhi kepentingan korporasi. Sistem kapitalisme sekuler banyak kecacatan di dalamnya. Aturan kebijakannya sesuai pesanan kepentingan segelintir orang dan cenderung abai terhadap kepengurusan rakyat . Seperti saat ini rakyat dibiarkan mengalami kesusahannya sendiri dalam menyongsong hari menghadapi krisis akibat pandemi.
Berbeda jauh dengan sistem Islam. Sistem Islam atau Khilafah adalah satu-satunya sistem kehidupan yang berasal dari Sang Pencipta. Sehingga hukum, aturan ataupun kebijakan yang diterapkan sudah dapat dipastikan adil bagi seluruh umat manusia.
Tidak hanya itu, khilafah pun melahirkan pemimpin-pemimpin hebat yang bertakwa kepada Allah hingga membuatnya bersungguh-sungguh berusaha mengurus seluruh urusan rakyatnya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Pemimpin/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad).
Sitem Islam melahirkan sosok-sosok pemimpin yang menjalankan tugasnya sebagai raaiin dan junnah yaitu pengatur dan pelindung. Aturan yang dijalankan tentu untuk kepentingan serta perlindungan terhadap rakyat. Kebutuhan pokok dan sumber nafkah disediakan dengan mekanisme membuka lowongan pekerjaan seluas luasnya. Dan diprioritaskan untuk penduduk pribumi (bukan asing) khusunya laki-laki sebagai kepala rumah tangga.
Sistem administrasi pun dipermudah tidak berbelit seperti saat ini. Para petugas dalam pemerintahan satu komando dari atas hingga ke bawah sehingga tidak ada kontradiksi. Pejabat bidang A akan mendukung pejabat bidang B dalam pelaksaan kebijakan. Semuanya terbimbing karena ketaatan kepada Allah.
Wallahu’alam bishawab
Post a Comment