Oleh : Sri Nova Sagita
Sekarang hidup tanpa medsos alias media sosial sepertinya tidak lengkap. Ibarat makan sayur tanpa garam. Apalagi disaat social distanding ini, semua kegalauan pun ditampung di medsos. Kalau kata orang-orang yang hatinya sensitif gitu, berkomentar, Hei ngapaian curhat di fecebook, emang bisa nyelesaian masalah”. Ada benarnya juga sih. Tapi kalau yang di curhati itu memang serius, bagaimana? Memang lagi butuh perhatian, kurangnya hiburan. Tapi yang sering malah dapat cibiran atau nasehat ala Abdul Somad. Wuih, kasihan.
Di tambah lagi, pada saat wabah begini. Kondisi ekonomi tambah susah dan lagi nganggur. Mau berharap dapat pembagian bantuan sosial (Bansos) PKH dan BLT, ternyata tidak kebagian. Padahal sudah ada usaha untuk menhubungi perangkat desa. Namun gagal karena data warga yang mendapatkan bansos pakai data lama, alias belum up date. Malah yang mendapat bansos tersebut kondisi ekonominya sudah mapan.
Begitulah yang dirasakan buk Titin warga Sidoarjo, karena merasa tidak ada yang membantu, akhirnya Titin curhat ke media sosial facebook. Dia mengambil video dirinya sendiri di dapur rumahnya pada Selasa (5/5/2020). Dalam video itu dia curhat tak mendapat bantuan. Video itu lalu diunggah di facebook miliknya. Akhirnya curhatan Titin di facebook viral.
Rupanya viralnya video yang dibuat Titin di media sosial membuat kesal perangkat desa. Bukannya membantu atau memberi bantuan, perangkat desa justru mengintimidasi Titin dan menakut-nakutinya akan dilaporkan ke polisi terkait video itu. Titin bahkan dipanggil ke balai desa.
"Saya sempat takut, kemudian video yang di facebook saya hapus, tapi ternyata sudah viral. Tapi saya masih takut. Apalagi saat itu ada utusan dari Polresta Sidoarjo datang ke rumah. Meski takut tetap saya temui, eh ternyata pak polisi memberikan sembako, Alhamdulillah akhirnya saya dapat sembako," tandas Titin. (detik.com, 7/5/2020)
===
Muka jelek, kaca yang dibelah. Tau kinerja jelek, orang lain yang disalah. Mustinya aparat yang berwenang berkaca diri, supaya mengevaluasi kinerjanya agar lebih baik. Karena, yang namanya jabatan itu akan dipertanggung jawabkan baik di dunia maupun di akherat kelak. Apalagi tugasnya adalah pelayan rakyat alias pemimpin. Bukan minta dilayani atau dihormati.
Namun sayang, realita berkata lain. Banyak aparat desa yang ikut menikmati bantuan sosial dengan menyunat bantuan warganya. Walaupun tidak seberapa, yang penting katanya, sama-sama menikmati. Padahal itu sudah menjadi tugasnya sebagai aparat. Rasulullah saw bersabda, Imam adalah laksana pengembala (pelayan). Dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap semua urusan rakyat yang dilayainya (HR. Bukhari).
Tidak terbayangkan jika hak-hak rakyat tidak dipenuhi oleh para pemimpin Bisa-bisa rakyat akan “interupsi” menuntut hak-haknya dihadapan Allah. Sekecil apapun tidak akan terlewat dihadapan pengadilan Allah esok, ketika manusia berkumpul di padang mashyar. Subhanallah.
Post a Comment