Oleh : Suci Dwi Oktavianti
Rasa-rasanya hari ini pemerintah kebingungan atas apa yg terjadi pada negara kita. Tentang virus covid-19 yang semakin hari semakin tinggi pasian positifnya. Ketidak siapan pemerintah atas terjadinya wabah covid-19, hal ini dibuktikan kurangnya sarana yang memadai dalam penanganan kasus ini. Belum lagi dari beberapa sektor yang lumpuh akibat terjadi wabah covid-19.
Banyak penangan yang telah dilakukan oleh pemerintah. Dimana peliburan sementara semua sekolah, pemberian bantuan kepada pihak-pihak yang memang membutuhkan, walaupun pada perialisasiannya yang kurang merata. Semuanya ditempuh oleh pemerintah untuk mendapatkan kesejahteraan kepada rakyatnya.
Namun alih-alih menambah kebijakan untuk dapat mensejahterakan rakyatnya, kabar kenaikan BPJS menjadi petaka yang harus diterima oleh rakyat yang menggunakan fasilitas kesehatan tersebut.
Semua pihak berbicara atas kebijakan ini, dari mereka kalangan atas hingga kami kalangan bawah. Salah satunya disampaikan oleh Syekh Fadhil, Kebijakan ini melukai hati masyarakat. Di tengah wabah corona seperti sekarang, banyak masyarakat mengalami kesusahan di bidang ekonomi serta PHK terjadi di mana-mana. Serambinews.com
Masyarakat sedang membutuhkan fasilitas jaminan kesehatan, sementara pandemi juga menciptakan peningkatan pengangguran dan angka kemiskinan. Masyarakat ibarat sudah jatuh, tertimpa tangga pula, tulis ketua umum partai demokrat Agus Harimurti Yudhoyono melalui akun Twitter pribadinya. TribunMataram.com
Sungguh sangat tak tepat rasanya jika kebijakan ini disahkan saat rakyat dihantui oleh virus covid-19. Karena memang banyak sekali faktor yang mengakibatkan semuanya lumpuh dalam semua linih. Perekonomian yang sangat turun, pendidikan yang diberhentikan sementara hingga keluar kebijakan belajar online yang sayangnya tidak berjalan cukup efektif. Belum lagi tempat-tempat beribadahan yang ditutup. Semua alasan tak terasa benar saat rakyat terpuruk atas virus covid-19.
Pemerintah hanya menambah beban rakyat yang memang sudah menumpuk. Bukankah seharusnya kesejahteraan kesehatan untuk rakyat merupakan hak mutlak yang harus dibayar oleh pemerintah. Apalagi dikala wabah melanda negeri kita, dimana semua orang khawatir atas virus tersebut.
Dari awal semua terasa salah saat sistem islam yang dipinggirkan dan sistem sekuler dijadikan tuhan. Hingga akhirnya kebijakan-kibijakan lahir atas buatan manusia, maka lahirlah kebijakan dimana semua kebijakan diambil atas asas keuntungan pihak-pihak tertentu yaitu sistem kapitalisme.
Namun jika islam yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, maka semuanya akan terasa benar dan tepat. Misalnya saja dalam sistem ekonominya, dimana dalam sisitem ekonomi islam negara akan memiliki 3 konsep kepemilikan yaitu yang pertama kepemilikan individu, yang kedua kepemilikan umum dan yang ketiga kepemelikan negara, dimana 3 konsep tersebut diatur dan dibatasi oleh hukum syari’ah dan tidak boleh dilangar oleh siapapun. Dan dalam sistem kesehatan juga disusun dari 3 unsur yaitu yang pertama peraturan, baik peraturan berupa syariah islam, kebijakan maupun peraturan teknis administratif. Kedua sarana dan peralatan fisik seperti rumah sakit, alat-alat medis dan sarana prasarana kesehatan lainnya. Dan yang ketiga sumber daya manusia sebagai pelaksana sistem kesehatan yang meliputi dokter, perawat dan tenaga medis lainnya. (S. Waqar Ahmed Husain, Islamic Sciences, hlm. 148).
Sehingga , semua kehidupan akan berjalan sesuai yang telah Allah tentapkan. Keberkahaan akan lahir dan rahmatan lil’alamin akan tercipta dipenjuru bumi Allah.
Allahu a’lam bishawwab.
Post a Comment