Birrul Walidain

By : Nurlina Yamin
Mahasiswi Unkhair

Birul walidain (berbakti kepada orang tua) merupakan hak orang  tua yang harus dipenuhi seorang anak. Allah sandingkan birrul walidain dengan perintah ibadah kepada-Nya semata di beberapa ayat dalam Kitab-Nya. Ini menunjukkan bahwa birrul walidain keutamaanya tinggi yang dimilikinya.  Sebagimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : 
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah selain kepada-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. ” (QS. Al-Isra’: 23)
Di lain ayat, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
واعبدوا الله وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وبالوالدين إِحْسَاناً
“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. Al-Nisa’: 36).
Dari ayat diatas kita tau bahwa birrul walidain sangat penting bagi seorang anak. Lantas apakah dalam sistem Kapitalisme saat ini telah melahirkan anak yang benar-benar berbakti pada orang tua ?
Banyak sekali fakta bahwa akibat sistem Kapitalisme yang berakidahkan fasludin anil hayati (pemisahan agama dari kehidupan) telah melahirkan generasi yang salah arah dalam memahami birrul walidain. Sebagai salah satu contoh bahwa pacaran menjadi hal yang boleh saja selama dizinkan orang tua, bahkan sebagian orang tua menfasilitasi anaknya untuk melakukan maksiat tersebut. Padahal sangat jelas bahwa pacaran dalam Islam tidak dibolehkan. Kenapa ? Karena pacaran merupakan pintu untuk mendekati zina, sebagaimana Firman Allah dalam QS. Al-Isra :32 
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰۤى اِنَّهٗ كَا نَ فَا حِشَةً ۗ وَسَآءَ سَبِيْلًا
"Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk."
Walaupun ada ketidakbolehan pacara, namun katanya sih pacaran itu ngga apa-apa asalkan tidak sampai pada perbuatan zina, saling memotivasi untuk berbuat baik, kenalan dulu sebelum menikah, dan alasanya lainnya. Cinta itu fitrahnya manusia yang harus dijaga, namun jangan membungkus nafsu atas nama cinta. Jangan jadi korban sistem Kapitalisme, dan juga sebagai seorang anak harus mempunyai kewajiban menyaimpakan kepada orang tua dengan kalimat yang baik.
Geram bukan ? Lantas apakah Islam mengajarkan demikian ? Haruskan ketaatan kita pada orang tua mengalahkan ketaatan pada Allah ? Padahal jelas Islam telah menjelaskan bahwa ketaatan seorang  pada manusia tidak boleh mengalahkan ketaatan pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagaimana Firman-Nya :
وَإِن جَاهَدَاكَ على أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدنيا مَعْرُوفاً
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15).
Cinta itu taat, dan bukti cinta pada orang tua adalah taat. Namun ketaatan pada orang tua tidak boleh mengalahkan ketaatan pada Allah dan Rasul.

Post a Comment

Previous Post Next Post