Goresan Pena Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Penulis Nasional dan Pemerhati Politik Asal NTT)
Setiap negara tentu menginginkan rakyatnya makmur dan maju. Dan indikator kemajuannya dapat dilihat dari minimnya angka pengangguran, putus sekolah dan pasien yang dirawat.
Semakin minim semakin menunjukkan kekuatan negara tersebut. Bukan dilihat dari infrastrukturnya yang serba megah namun rakyatnya hidup susah.
Dalam konteks Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbesar ke lima di dunia ini, angka pengangguran sangat memprihatinkan, Sekitar 2 juta pengangguran per tahun (Katadata.com,6/5/2019).
Bahkan ada 1,94 juta pekerja dari 114.340 perusahaan yang terkena PHK dan dirumahkan karena terimbas Covid-19 (Kementerian Ketenagakerjaan, 16/4/2020).
Lalu bagaimana dengan dunia pendidikan, ternyata angka putus sekolah juga menyeramkan. Total jumlah anak putus sekolah di 34 provinsi di Indonesia sekitar 4,5 juta anak. Dengan rincian usia 7-12 tahun (1.228.792 anak), 13-15 tahun (936.674), 16-18 tahun (2.420.866) (27/4/2020).
Di bidang kesehatan, jumlah rumah sakit masih minim. Terdapat 2.831 rumah sakit bagi 264 juta penduduk Indonesia. Rekruitmen tenaga medis juga diperlukan mengingat ancaman Corona yang telah menewaskan 32 dokter dan 12 perawat. (Katadata.com, 12/4/2020). Ditambah ribuan orang yang terjangkit covid-19 memerlukan dana yang tidak sedikit untuk usaha pengobatannya.
Lalu darimana dana untuk mengatasi ini semua. Jawabannya bisa dalam ruang Islam (baca: Sistem Islam). Dalam Islam solusinya adalah dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada untuk kemakmuran masyarakat. Dan tidak diserahkan kepada perusahaan kapitalis asing mau pun domestik.
Semua harus dikelola oleh negara dan keuntungannya untuk mengatasi ketiga permasalahan di atas. Sesuai hadis Rasulullah SAW: Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api (HR. Abu Dawud dan Ahmad). Yang dimaksud dengan "padang rumput, air dan api" adalah Sumber Daya Alam (SDA).
Sumder Daya Alam yang melimpah ruah bisa diambil alih oleh perusahaan nasional dengan cara diprivatisasi. Atau bisa menggunakan cara lain yakni perusahaan asing hanya dipakai jasanya untuk mengeksplor sedangkan hak ekspor sepenuhnya dipegang oleh penguasa dalam negeri. Bukan diserahkan hak ekspornya kepada para kapitalis.
Tercatat banyak perusahaan kapitalis yang mengambil untung besar. Seolah-olah mereka lah yang memiliki tanah Indonesia sedangkan rakyat hanya numpang hidup.
Ada banyak perusahaan yang mengeruk SDA nya semisal Freeport Mc Moran (220.000 ton biji emas dan perak per hari), PT Newmont (USD 4,17 juta), Chevron (menguasai 35 % migas Indonesia);
ConocoPhilips 40 tahun beroperasi di Indonesia dan menjadi produsen migas di Indonesia, ExxonMobile (pengelola 1,4 miliar barel dan gas 8,14 miliar kubik di Cepu, Jawa Tengah), British Petroleum menguasai blok Tangguh Papua yang beraset USD 12,1 miliar. Dan masih banyak perusahaan kapitalis lainnya yang beroperasi.
Jika semua diambil alih negara, dananya sangat berlimpah untuk membuka lapangan pekerjaan, pendidikan dan kesehatan. Satu SDA yang diambil saja, misalnya Blok Tangguh Papua, bisa menghasilkan dana sebesar USD 12,1 milar dikalikan Rp.14.000, didapatkan 169 Triliun Rupiah.
Perusahaan negara mampu untuk melakukan itu. Pertamina sempat hampir berhasil membangun kilang di Italia jika seandainya tidak dihalangi oleh Uni Eropa. Itu lah lucu nya perang ideologi di dunia. Perusahaan asing bebas masuk Indonesia namun perusahaan nasional susah masuk ke Eropa.
Jika SDA di Blok Tangguh Papua dikuasai kembali oleh Indonesia keuntungannya bisa untuk membuka ribuan lapangan kerja, sekolah dan rumah sakit. Itu baru satu blok. Bagaimana bila semua SDA diambil dan digunakan untuk kemakmuran rakyat? Tentu Lock Down pun menjadi mudah karena negara sanggup menjamin hajat hidup masyarakat selama masa wabah seperti makanan, minuman, obat-obatan, perawatan medis, dan lapangan pekerjaan.
Semuanya bisa asal diniatkan untuk mengganti sistem kapitalisme yang selama ini menghisap kekayaan alam Indonesia dan menggantinya dengan sistem Islam. Sehingga kemakmuran pun merata di setiap jengkal nusantara. []
Bumi Allah SWT, 27 April 2020
#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan
Post a Comment