Ramai-ramai Tolak Pemakaman, Mengapa?
Oleh : Sumiyah Ummi Hanifah
(Ibu Rumah Tangga dan Pemerhati Kebijakan Publik)
Dunia kini dibuat geger dengan kemunculan virus mematikan yang konon berasal dari Wuhan, China. Jumlah pasien yang terpapar virus corona dari waktu ke waktu terus melonjak naik, dan diprediksi akan terus bertambah mengingat saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menangkal dan melawan keganasan virus corona, meskipun ada beberapa pihak yang mengklaim telah menemukan vaksin untuk memberangus virus ini, namun hal itu masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Menurut hasil penelitian studi terbaru, protein yang terkandung dalam virus Corona SARS, Cov-2 memiliki "daerah khusus" atau ridge yang lebih padat, hal ini membuatnya lebih mudah menempel pada sel manusia, dibanding dengan corona jenis lainnya, sehingga mampu menginfeksi dengan lebih baik menyebar lebih cepat (Laman Live Science, Sabtu 4/4/2020).
Juru bicara pemerintah untuk penanganan wabah Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB mengatakan bahwa jumlah pasien yang terinfeksi virus corona di Indonesia hingga kini telah mencapai lebih dari 2.491 kasus dengan jumlah korban yang meninggal dunia tercatat 209 orang dan 192 orang dinyatakan sembuh. Namun diperkirakan jumlah ini pun dapat meningkat tajam, sehingga himbauan untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 ini terus digalakkan (Kompas.com, Senin 6/4/2020).
Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia ini begitu masif dan hampir tidak terkendali, jumlah pasien yang positif virus corona terus bertambah, hal ini disebabkan karena pemerintah dinilai lambat dalam menanggulangi penyebaran virus corona yang kian mengkhawatirkan ini. Pasalnya pemerintah kita kurang merespon ketika wabah virus corona ini mulai menyebar ke seluruh penjuru dunia, sedangkan ada beberapa negara yang sudah memberlakukan "lockdown".
Apa yang dikhawatirkan oleh masyarakat Indonesia akhirnya menjadi kenyataan, jumlah pasien positif virus corona terus membludak, korban meninggal dunia terus bertambah.
Namun ironisnya, ditengah-tengah amukan badai virus corona yang sedang mengintai masyarakat, mencuat kabar yang cukup memprihatinkan yaitu tentang banyaknya warga yang menolak pemakaman korban Covid-19 di daerahnya, dengan alasan takut tertular virus dari jenazah yang meninggal dunia tersebut.
Lebih menyedihkan lagi karena perbuatan tidak terpuji tersebut telah dua kali terjadi ditempat itu, sebelumnya pada hari minggu tanggal 29 Maret 2020, sempat terjadi penolakan oleh warga yang menyebabkan jenazah dipindahkan ke TPU Sudiang, dan buntut dari rangkaian kejadian itu adalah polisi memburu orang-orang yang diduga menjadi provokator dalam peristiwa itu (https:m//.detik.com, Kamis 2/4/2020).
Juru Bicara pemerintah untuk penangan Covid-19, Achmad Yurianto menjelaskan, jenazah pasien positif corona tidak berbahaya, sebab sebelumnya tim medis memakamkan, jenazah telah diurus dengan prosedur pemakaman yang tepat, "kata beliau.
Peristiwa penolakan pemakaman terhadap jenazah korban Covid-19 ini tentu menuai kecaman, karena menyalahi aturan (hukum) dalam Islam, dimana orang yang telah meninggal dunia itu harus segera dimakamkan (terkecuali bila ada udzur syar'i).
Hal ini diperkuat dengan hadist Rasulullah Saw berikut ini,
"Cepatlah urusan jenazah, maka jika jenazah itu sebagai orang yang shalih, maka satu kebaikanlah yang engkau selesaikan untuknya, jika hal itu sebaliknya maka kamu telah meletakkan satu keburukan dari pundakmu (H.R.Bukari-Muslim).
Tidak adanya sinergi antara aparat pemerintah dengan masyarakat dalam menghadapi pandemi virus corona membuat situasi semakin memburuk, sehingga timbul kepanikan ditengah-tengah masyarakat yang kurang mendapatkan sosialisasi portap pemakaman jenazah pasien positif corona.
Negara kini justru terjebak dalam masalah ekonomi, yaitu menipisnya persediaan pangan nasional yang merupakan kebutuhan pokok manusia.
Namun ditengah-tengah karut marutnya permasalahan pelik di negeri ini, pemerintah masih sempat mempertahankan wacana lama untuk mewujudkan kota baru, yang otomatis akan menyedot anggaran yang tidak sedikit, padahal anggaran itu dapat dialokasikan untuk menangani pandemi wabah virus corona yang sedang mengintai negeri, ironis.
Melihat kejanggalan ini kita pantas bertanya, "Ada apa dengan penguasa (pemimpin negara) kita? Bukankah seharusnya pemerintah (pemimpin negara) berwenang untuk melindungi rakyatnya? Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dalam hadistnya,
"Sesungguhnya seorang pemimpin laksana perisai, rakyat dibelakangnya, dan dia menjadi pelindung bagi rakyatnya (H.R.Bukhori dan Muslim).
Demikianlah Allah Swt telah menurunkan petunjuk yang benar bagi setiap urusan manusia, sehingga tidak ada satupun permasalahan umat manusia yang tidak bisa diatasi, sehingga tidak ada lagi kabar penolakan pemakaman jenazah seperti yang terjadi saat ini. Maka hendaknya cara menyelesaikan semua masalah kehidupan itu tidak boleh terlepas dari petunjuk Allah Swt, yang bersumber dari Al-qur'an dan As-sunnah. Hanya dengan aturan Islamlah kehidupan ini akan kembali pada fitrahnya dan negeri ini akan menjadi negeri yang baldatun toyyibatun warrabbun ghafur. Wallahu a'lam bi ash-shawab
Post a Comment