Ramadhan Momentum Sadar Syariah


Goresan Pena Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Penulis Nasional & Pemerhati Politik Asal NTT)

Beberapa hari lagi jelang bulan suci Ramadhan 1441H, Kaum Muslimin gegap gempita menyambut bulan penuh kemuliaan.

Pada bulan ini berbagai ampunan diberikan kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Dosa-dosa dihapuskan dan pahala dilipatgandakan.

Pada bulan suci Ramadhan satu amalan sunnah pahalanya sama dengan satu amalan wajib. Satu amalan wajib pahalanya sama dengan 70 kali pahala amalan wajib. Maka sungguh merugi bagi orang yang bila sudah berada di dalam bulan suci Ramadhan tidak berlomba-lomba memperbanyak amal kebajikan dan menjauhi kemaksiatan.

Namun Ramadhan bukan saja sebagai bulan pengampunan dosa dan penggandaan pahala, bulan ini adalah sarana untuk melatih ketaatan kepada Allah SWT.

Bulan latihan untuk mendekatkan diri kepadanya (taqarrub ilallah). Berlatih untuk menahan diri kepada hal-hal yang halal. Semisal menahan diri dari makan dan minum serta berhubungan intim suami istri mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

Jika kaum Muslimin mampu menahan diri dari hal yang halal apalagi hal yang haram tentunya lebih bisa lagi. Seharusnya mulai sejak beribadah di dalam bulan Ramadhan dan bulan-bulan selanjutnya sudah ada karakter baru yang tertanam dalam jiwa.

Yaitu mampu menahan diri dari perbuatan maksiat dan yang diharamkan. Menjauhi makanan dan minuman yang haram seperti bangkai dan khamar.

Menjauhi korupsi, narkoba, pencurian, menjual aset negara dan lain-lain. Harusnya Ramadhan itu berbekas kepada semua level lapisan masyarakat mulai dari rakyat biasa hingga penguasa.

Sebagai rakyat bisa menjadi peka terhadap penderitaan orang lain. Ketika merasa lapar terbayanglah kelaparan saudaranya orang-orang miskin yang tiga hari baru makan sekali. Di Palestina, Kaum Muslimin setiap hari khawatir apa bisa makan  mengingat disana sering hujan roket.

Sebagai penguasa akan mengingat bahwa kekuasaan hanyalah titipan oleh Allah SWT yang akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. Jika pemimpin adil maka termasuk ke dalam 7 golongan yang akan dilindungi Allah SWT di akhirat. Jika pemimpin anti syariat Islam maka tempatnya ada di neraka.

Bahkan Khalifah Umar bin Abdul Aziz ketakutan bila ada seekor unta terjatuh di jalan negara kemudian dia akan dituntut karena hal ini. Begitu juga sebagai penguasa harusnya takut bila tidak mampu memimpin umatnya yang jumlah ratusan juta itu.

Dan jika penguasa dan rakyat nya taat syariah maka Allah SWT akan memberkahi negeri itu. Dan menjauhkannya dari segala bencana dan marabahaya. Keberkahan muncul dari langit, bumi dan semua sisi.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Q.S.Al A'raf (96):

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ


Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.


Semoga dengan memasuki bulan Suci Ramadhan 1441H Kaum Muslimin menjadi Kaum  yang semakin bertakwa. Yang membuktikan kecintaannya kepada Allah SWT dengan menjalankan semua syariahnya secara totalitas. Cinta Allah Cinta Syariah. Maka Allah SWT pun akan mencintai mereka dan memberikan segala kemudahan. []

Bumi Allah SWT, 20 April 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post