Ramadhan: Moment Taubat Agar Wabah Segera Diangkat

Oleh : Endang Setyowati

Ramadhan telah menyapa, bulan yang selalu dinanti umat Islam. Bagaimana tidak, karena di bulan Ramadhan semua amalan dilipatgandakan, bulan yang penuh pengampunan.

Akan tetapi Ramadhan tahun ini kita menyambut dan menjalankan dengan berbeda, karena adanya corona atau virus covid-19. Yang biasanya disambut meriah dengan diadakannya tarhib Ramadhan oleh berbagai pihak. Namun kali ini jangankan mengadakan tarhib, berkumpul disuatu tempat saja tidak boleh, karena harus menerapkan Sosial Distancing (Pembatasan Sosial) yaitu untuk menjaga jarak.

Yang biasanya rame-rame melaksanakan ibadah tarawih, saat ini banyak aturan yang harus diikuti, semisal jaga jarak, tidak boleh berlama-lama di masjid. Padahal di bulan Ramadhan saatnya umat Islam lebih mendekatkan diri kepada Illahi dengan duduk tafakur di masjid.

Ramadhan kali ini begitu terasa sekali, dahulu mungkin masih ada yang menyepelekan untuk menjalankan sholat tarawih, sekarang baru menyadari, dengan keterbatasan-keterbatasan karena adanya wabah ini. Baru menyesal, tidak bisa untuk berlama-lama di masjid untuk Taqarrub-ilallah.

Memang benar, kesempatan tidak datang dua kali, maka sudah semestinya disaat ibadah di masjid belum dilarang, kita harus berlomba-lomba menambah amalan-amalan ibadah kita.

Dengan keberadaan wabah corona saat ini, bukan berati kita boleh bermalas-malasan untuk beribadah, dan bukan berarti kita harus merasakan ketakutan yang berlebih. Sebagai umat Islam kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.  

Karena adanya wabah ini bisa jadi itu sebagai ujian dan teguran bagi kaum muslim. Karena selama ini umat Islam masih ada yang mengabaikan hukum-hukum Allah.  

Seperti awal mulanya wabah ini, karena diketemukannya orang-orang yang makan makanan yang tidak halal.
Wabah pandemik virus Corona ini  termasuk musibah yang Allah SWT timpakan kepada manusia. Bagi orang Mukmin musibah ini adalah ujian kesabaran. Bagi kaum fasik musibah ini adalah peringatan agar segera sadar dan kembali ke jalan Allah SWT.

Seorang Mukmin tidak akan mencela keberadaan pandemik Corona. Ia sadar bahwa virus Covid-19 adalah salah satu di antara sekian banyak makhluk ciptaan Allah Yang Maha Kuasa. Ia yakin bahwa tidak ada satupun dari makhluk ciptaan-Nya yang sia-sia dan tidak berguna. Semua pasti ada manfaatnya. Di antara manfaatnya adalah sebagai ujian keimanan dan kesabaran. 

Kemunculan wabah Corona yang sangat mengerikan seharusnya makin menjadikan kaum Mukmin taat kepada Allah SWT dan makin khusyuk dalam beribadah kepada-Nya. Tentu karena mereka sadar betapa dekatnya kematian pada tiap-tiap diri manusia. Mereka khawatir, barangkali masih ada makanan haram yang ia konsumsi. Mereka takut, barangkali masih ada pemikiran-pemikiran sesat yang ia emban dan perilaku-perilaku yang menyimpang sebelum ia mati.

Begitulah sikap orang Mukmin. Berbeda dengan orang-orang kafir dan fasik. Mereka justru banyak mengeluh dan mengumpat. Mereka tidak sadar, bahkan mungkin juga tidak yakin, bahwa semuanya adalah peringatan, agar mereka segera sadar dan bertaubat kepada Allah SWT.

Kita harus yakin bahwa saat ini adalah momen yang tepat untuk taubat, agar wabah segera diangkat. Dan kita semakin taat, yang akan menghantarkan pada solusi tuntas untuk semua masalah dan membawa obat bagi pandemik covid-19 ini.
Karena orang yang berakal seharusnya menyadari bahwa virus ini peringatan dari Allah. Supaya manusia tidak menomorsatukan dunia dan menomorduakan hari pembalasan. 

Agar manusia tidak mencampakkan hukum-hukum Illahi. Allah SWT berfirman:
"Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(TQS. As-Sajdah 32: 21).

Maka sudah seharusnya sebagai umat Islam kita tidak boleh berkeluh kesah saat ini. Kita harus menjadikan Ramadhan kali ini sebagai titik tolak taubat kolektif atas kemaksiatan yang telah mengabaikan hukum-hukum Allah SWT. Mari kita sambut Ramadhan dengan penuh suka cita. Dan menjadikannya sebagai momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita dengan menerapkan hukum-hukum Islam secara kaffah.

Post a Comment

Previous Post Next Post