Oleh : Azzah Sri Labibah S. Pd
(Pengasuh Majelis Taklim Remaja Paciran)
Covid-19 berhasil mengguncang dunia dengan keganasannya, sehingga membuat publik takut, cemas dan resah.
Ternyata tidak hanya mengguncang perasaan, ekonomi negara pun ikut oleng karenanya. Sehingga muncul berbagai desakan agar pemerintah menopang ekonomi warga di tengah ganasnya wabah. Program jaringan pengaman sosial pun dikeluarkan, menjadi janji manis yang ditunggu masyarakat untuk segera direalisasi.
Enam jaringan pengaman sosial ini yaitu (1) Peningkatan jumlah keluarga penerima PKP menjadi 10 juta penerima dan menaikan dana PKP sebesar 25%; (2) Penambahan jumlah penerima kartu sembako menjadi 20 juta penerima dan menaikan nilainya sebesar 30%, yang diberikan selama sembilan bulan; (3) Menaikkan anggaran kartu Pra-Kerja menjadi Rp 20 triliun dan menaikkan jumlah penerima menjadi 5,6 juta orang; (4) Menggratiskan tarif listrik 450 VA untuk 24 juta pelanggan dan diskon 50% tarif listrik 900 VA untuk tujuh juta pelanggan selama bulan April, Mei dan Juni; (5) Mencadangkan anggaran Rp25 triliun untuk operasi pasar dan logistik; (6) Keringan pembayaran kredit bagi para pekerja informal seperti ojek online, sopir taksi, pelaku UMKM, serta nelayan dengan penghasilan harian dan kredit di bawah Rp10 miliar. (kumparan.com, 31/3/2020).
Dikutip dari merdeka.com, 1/4/2020, pemerintah juga memberikan (1) Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat khususnya yang bekerja di sektor informal; (2) Program kredit rumah bersubsidi yakni dengan membayarkan selisih bunga dan memberikan subsidi uang muka bagi masyarakat dengan anggaran tota Rp1,5 triliun; (3) menanggung Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21, PPh Pasal 22 dan PPh 25 dengan kurun waktu yang sama yakni enam bulan.
Benarkah janji manis itu akan terealisasikan untuk rakyat?
Setelah janji itu diucapkan ternyata tak semanis yg dibayangkan berbagai kesulitanpun dialami masyarakat misalkan saja ketika mengakses program listrik gratis. Hal ini dialami oleh pelanggan listrik prabayar 450 VA yang harus mengirimkan nomor ID Pelanggan melalui WA ke nomor 08122-123-123 milik PLN atau melalui website PLN www.pln.co.id. Namun, website PLN sempat error tidak dapat diakses. Demikian juga nomor WA tak merespons pesan yang dikirim pelanggan PLN. Hal ini banyak dikeluhkan para pelanggan PLN. (kumparan.com, 3/4/2020).
Bantuan Langsung Tunai pun terancam belum pasti penyalurannya. Diberitakan kompas.id, 3/4/2020, pemerintah belum selesai mengumpulkan data penduduk miskin dan terdampak Covid-19 yang akan menerima perluasan bantuan langsung tunai. Akibatnya, belum ada kepastian bagi kelompok masyarakat ini mengenai penerimaan bantuan dalam jaring pengaman sosial itu.
Dengan fakta diatas jelas program jaringan pengaman sosial ini hanyalah solusi tambal sulam semata. Bukan solusi hakiki dalam menuntaskan problematika ekonomi warga di tengah wabah.
Solusi tambal sulam ini untuk memoles pencitraan penguasa terbukti tidak mampu dalam menangani wabah dan ekonomi rakyat. Bukannya memberikan solusi pasti, rezim justru terus menerus membangun pencitraan di atas derita rakyat. Semua tidak lain demi mempertahankan kursi dan tahta kekuasaan, sebab takut dijatuhkan dan digulingkan oleh rakyat. Inilah watak asli penguasa ala kapitalisme-demokrasi. Alhasil, rakyat lagi yang terus menerus dibuat susah.
PHP (Pemberi Harapan Palsu) ala pemerintah kapitalis saat ini sangat bertentangan dengan islam. Islam adalah agama yang sempurna dan dalam setiap lini kehidupan ada aturannya yang mendatangkan keberkahan dan manfaat di dalamnya.
Di dalam islam, sistem pemerintahan yang diwajibkan adalah kekhilafahan seperti yang dicontohkan oleh rosul dan para sahabatnya yaitu menjadikan syariat sebagai standart dalam menjalankan aktivitasnya.
Kepala negaranya (Kholifah) wajib memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya. memastikan seluruh warganya tidak kekurangan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.Ketika wabah melanda, negara wajib memastikan kebutuhan pokok rakyat tercukupi hingga berakhirnya wabah, menjamin kemudahan rakyat dalam mengakses pelayanan publik seperti listrik dan internet di tengah wabah. Negara memastikan seluruh rakyat memperoleh layanan listrik dan internet dengan murah dan berkualitas bahkan gratis.
Rakyat makin semangat dan optimis dalam menghadapi wabah dan terhindar dari stres yang melemahkan imun dan iman. Sebab memikirkan kesulitan dan tekanan ekonomi ketika melawan wabah.
Sumber pembiayaan negara untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat dan pelayanan publik, diperoleh dari baitul mal (kas negara). Sumber dana baitul mal sendiri diperoleh dari hasil pengelolaan harta kepemilikan umum, jizyah, fai’, kharaj, dll. Bila dana baitul mal tidak mencukupi, maka negara akan membuka pintu sedekah dan memberlakukan pajak bagi orang kaya saja.
Begitu indah kepemimpinan dalam islam, pemimpin Menjadi pengurus dan penjaga rakyatnya. Sebagaimana dalam hadis, “Imam (Khalifah) adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR al-Bukhari).bukan hanya sekedar memberi solusi tambal sulam dan meng PHP rakyat saja.
Saudaraku, segera ambil langkah yang tepat untuk menerapkan syariah secara kaffah karena ini merupakan kebutuhan yang mendesak dan kewajiban kita sebagai hamba yang taat. Wallahu A'lam bisshawab.
Post a Comment