Menghadirkan Kesabaran Saat Puasa di Tengah Wabah

Oleh : Tawati 
(Muslimah Pelita Revowriter Majalengka)

Marhaban ya Ramadan. Selamat datang bulan puasa. Selayaknya setiap Muslim bergembira. Sebab Ramadan adalah bulan penuh rahmat. Bulan penuh berkah. Bulan penuh ampunan. Juga pertolongan.

Ramadan kali ini memang berbeda. Tak sama dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini Ramadan hadir di tengah wabah. Banyak orang berduka. Ditinggal mati oleh orang-orang tercinta. Banyak yang terinfeksi. Lebih banyak lagi yang diawasi. Semua karena keganasan virus Corona.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak masyarakat untuk sabar dan tawakal menghadapi virus Corona atau Covid-19 di bulan Ramadan. Ma'ruf ingin masyarakat untuk sabar tetap berada di rumah guna memutus penyebaran virus Corona.

"Kesabaran kita bukan hanya sabar menahan diri, tidak makan tidak minum, tapi tidak untuk keluar rumah, ibadah di rumah, untuk belajar di rumah, bekerja dari rumah dan tentu sabar menahan diri, jadi kesabaran kita lebih diperlukan," kata Ma'ruf saat live virtual dalam acara konser musik amal dari rumah, Sabtu malam. (liputan6, 26/4/2020)

Puasa adalah ibadah yang tak ada tandingannya. Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Umamah al-Bahili: Hendaknya engkau berpuasa karena puasa itu ibadah yang tak ada tandingannya (HR  Ahmad dan an-Nasa’i).

Hal ini dikuatkan oleh hadis lain. Rasulullah SAW bersabda: Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman, “Setiap amal manusia itu bagi dirinya, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku. Akulah yang akan langsung memberikan pahalanya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Ibn Bathal dalam syarh atas hadis di atas menukil pernyataan Ibnu Uyainah, “Puasa itu identik dengan kesabaran. Sebabnya, orang yang berpuasa bersabar untuk tidak makan, minum dan berhubungan suami-istri (semata-mata karena Allah SWT).” (Ibnu Bathal, Syarh Shahih al-Bukhari, 4/9).

Karena puasa identik dengan sikap sabar, maka orang-orang yang berpuasa akan diberi pahala tanpa batas sebagaimana orang-orang yang sabar. Allah SWT berfirman: Sungguh orang-orang yang sabar itu diberi pahala tanpa batas (TQS az-Zumar [39]: 10). Artinya, karena begitu besarnya, pahala mereka tidak lagi ditakar, ditimbang dan dihitung (Al-Jazairi, Aysar at-Tafasir, 10/459).

Apalagi puasa di tengah-tengah wabah seperti saat ini. Tentu pahalanya akan jauh belipat-ganda. Sebabnya, puasa di tengah wabah menggabungkan setidaknya dua kesabaran:

1. Sabar dalam ketaatan, yakni menahan makan, minum dan hubungan suami-istri.
2. Sabar dalam menghadapi musibah, yakni wabah.

Bahkan pahala kesabaran menghadapi wabah setara dengan pahala orang yang mati syahid.  Rasul SAW bersabda tentang tha’un:

Tidaklah seorang hamba, saat tha’un (wabah) terjadi, berdiam di negerinya—dalam riwayat Imam Ahmad yang lain: lalu dia berdiam di rumahnya—seraya bersabar dan mengharap ridha Allah, dan dia menyadari bahwa tidak menimpa dirinya kecuali apa yang telah Allah tuliskan untuk dia, kecuali bagi dia pahala semisal pahala syahid (HR al-Bukhari dan Ahmad).

Wallahu a'lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post