Mahkota C-19 Menakuti Seluruh Dunia

Oleh : SW. Retnani S. Pd.
(Praktisi Pendidikan)

Dunia saat ini sedang dilanda wabah pandemi virus Corona. Beberapa negara telah menjadi korban keganasan C-19 ini, tak terkecuali negeri kita tercinta. Dari hari ke hari jumlah korban meninggal terus meningkat. Korbannya tak hanya di kalangan bawah, bahkan para dokter dan pejabat. Ratusan korban meninggal, ribuan orang terjangkiti si pemilik mahkota C-19. Virus yang berbentuk seperti mahkota ini telah menjadi sumber rasa takut seluruh dunia.

Berbagai usaha pembasmian virus bermahkota ini telah dilakukan di mana-mana. Mulai dari penyemprotan desinfektan, pembersihan lingkungan, pemakaian masker, pengurangan jalur angkutan umum, peningkatan imunitas diri, seperti obat-obatan,ramuan herbal hingga pemijatan anggota badan dan pemutusan beberapa jalur utama serta pengkondisian aktivitas masyarakat atau biasa kita sebut dengan Lockdown.

Dunia cheos, khawatir dan takut menghantui siang dan malam. Beberapa usaha kecil mengalami kebangkrutan, para pedagang mengeluhkan pendapatannya berkurang, para sopir angkot, ojek, becak menyatakan hal yang sama. Hal ini dirasakan oleh beberapa usaha konveksi di kabupaten Bandung, sebagaimana dikutip dari www.inilahkoran.com bahwa, wabah virus corona (Covid-19) membuat ekonomi masyarakat semakin berat. Salah satunya dirasakan oleh para pelaku UMKM konveksi pakaian jadi yang banyak tersebar di Kabupaten Bandung. 

Hal tersebut diakui oleh pelaku usaha konveksi pakaian jadi di Kampung Mekarsari Desa/Kecamatan  Kutawaringin, Ujang Suparno. Menurutnya, usaha konveksi pakaian jadi seperti jeans, denim, busana Muslim dan lain sebagainya yang biasa diproduksi oleh ratusan pelaku UMKM di Kampung Mekarsari saat ini merasakan dampak negatif dari wabah virus Corona itu.(25/3/2020).

Wabah pandemi "si mahkota C-19 ini tak hanya menghantui perekonomian dunia namun seluruh aspek, termasuk dunia pendidikan yang semakin semrawut. Seluruh aktivitas pendidikan dihentikan, bahkan bulan ini yang dijadwalkan untuk Ujian Nasional pun ditiadakan, diganti dengan pembelajaran secara online atau pembelajaran daring. Para pelaku pendidikan gusar, baik pengajar maupun peserta didik banyak yang belum siap. Beberapa hari mengikuti pembelajaran secara online, para peserta didik banyak yang jenuh dan stress, hingga imunitas tubuh mereka menurun akibatnya banyak yang jatuh sakit. Para wali murid pun mengeluhkan beban yang lebih berat saat harus mendidik anak-anaknya di rumah. Melihat kenyataan ini munculah beberapa kreativitas para pelaku dunia maya, sehingga menghasilkan beberapa unggahan yang cukup menarik.

Si pemilik Mahkota C-19 ini tak hanya menjadi momok di dunia ekonomi dan pendidikan saja. Dunia kesehatan pun dibuat kocar-kacir sebagaimana dikutip dari www.jayantaranews.com bahwa saat dihubungi jayantaranews.com melalui sambungan selulernya terkait ditutupnya poliklinik tersebut Kabid HPP dan SPI RS AMC Cileunyi (Engkos) mengakui, "Betul Pak, sementara poliklinik kita tutup dulu, karena kita kekurangan APD (Alat Pelindung Diri). Ini untuk menghindari resiko pegawai kami tertular Covid -19, " ungkapnya, Jumat (27/3).

Tak hanya itu, "si mahkota C-19" pun memecah ukhuwah islamiyah. Kelompok pertama meminta seluruh ibadah dilakukan di rumah masing-masing. Kelompok yang kedua masih terus mempertahankan ibadah di masjid seperti biasanya. Gencarnya perdebatan ini membuat umat saling menjelekkan dan memandang sinis kepada kelompok yang berbeda pendapat dengannya.  Sungguh ironis, umat terbanyak di dunia dikalahkan oleh makhluk kecil C-19.

Keganasan virus C-19 menjadi-jadi, akibat dari penanganan yang tidak sesuai dengan aturan Sang Maha Pencipta alam raya dan isinya ini. Padahal Alloh Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan seluas-luasnya nikmat dan rahmatn-Nya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di dalam Alquran.

"Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir." (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 13).

Maka Inilah yang harus menjadi koreksi kita semua. Mengapa "si mungil pemilik mahkota C-19 ini mampu menghantui umat manusia seluruh dunia, hingga berbulan-bulan dan sampai menelan ratusan jiwa manusia?  Kuncinya adalah kita buang sistem kufur kapitalisme, kita ganti dengan sistem Islam yang akan mendatangkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dengan sistem Islam perekonomian, pendidikan, kesehatan dan seluruh aspek manusia, akan terjaga. Walaupun ada wabah yang menyerang seperti saat ini.

Dengan sistem Islam maka belajar di rumah menjadi hal yang menyenangkan, peserta didik senang karena penyediaan fasilitas seperti perpustakaan dan pemberian uang saku oleh negara. Pengajar pun diberi kemudahan, baik dari segi materi hingga seluruh sarana, untuk mendukung jalannya pembelajaran secara online. Sebab Islam memandang bahwa pendidikan adalah salah satu kebutuhan pokok yang wajib diberikan kepada masyarakat, terutama generasi muda. Sebagaimana sabda Rasululloh SAW.:
“Tholabul ‘ilmi faridhotun ‘alaa kulli muslimin wal muslimat minal mahdi ilal lahdi”
Artinya : Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah sejak dari ayunan hingga liang lahat. (H.R. Ibnu Majah №224 dari Anas bin Malik R.A. di shahikan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah: 183 dan Shahihut Targhib: 72).

Begitupun dengan perekonomian dan kesehatan masyarakat akan dijamin oleh negara.
Inilah solusi Islam yang diajarkan Rasulullah SAW saat menghadapi wabah. Solusi yang berasal dari Sang Maha Pencipta pasti bisa menyelesaikan seluruh permasalahan umat manusia. Untuk itu mari kita terapkan Syariat Islam secara Kaffah agar dunia damai, sejahtera dan bahagia. Semoga Ramadhan tahun ini dapat kita isi sepenuh hati dengan tunduk pada aturan Allah Azza wa Jalla.
 Wallahu A'lam Bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post