Jerat Bank Emok Solusi Pintas yang Menyesatkan

Oleh: Bunda Alzam
Pendidik Generasi dan Pegiat Dakwah

Dunia masih diselimuti kabut wabah Covid-19 yang tak jelas kapan akan berakhir. Wabah yang mengguncang hampir seluruh jagat dunia telah melemahkan berbagai tatanan kehidupan, terutama di bidang ekonomi. Tak terkecuali Indonesia, yang masih kalang kabut dalam mengatasinya. Masyarakat tentu mendapatkan imbas dari kegagapan pemerintah dalam menyelesaikan semua problem di tengah wabah saat ini.

Seperti halnya para pedagang di Pasar Sehat Cileunyi (PSC) di Kabupaten Bandung. Disaat sebagian masyarakat memutar otak mencari alternatif untuk melanjutkan roda kehidupan, ada sebagian orang memanfaatkan kegundahan yang dialami para pedagang, diantaranya para pelaku bank keliling alias bank Emok yang menawarkan berbagai kemudahan serta bantuan cepat kepada para pedagang yang mayoritas pendapatannya mengalami penurunan.

Akibat penurunan pendapatan banyak pedagang terpaksa meminjam uang melalui bank Emok, dengan alasan untuk menambah modal dan mencukupi kebutuhannya. Tentu saja bank Emok tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dengan terus mencari nasabah yang akan meminjam uang kepadanya. Seperti yang diceritakan Lia salah satu pedagang di pasar Cileunyi sehat, sudah sekitar 3 minggu pendapatan para pedagang menurun, hal ini disebabkan akibat merosotnya pengunjung pasar sejak adanya Covid-19. Banyak teman-temannya meminjam uang dari bank Emok karena kebutuhan yang mendesak. Banyak pedagang yang terbuai dan terjerat karena dirasa membantu mereka tanpa harus bersusah payah meminjam dari bank konvensional. Namun nyatanya, jeratan itu membuat pedagang kesulitan untuk membayarnya. Lia berharap adanya bantuan dari pemerintah agar dapat membantu menyelesaikan masalah ini (Notif.id, Kamis 16 April 2020)

Wabah Corona yang kian meluas serta kondisi semakin sulit,  tentu menyebabkan para pedagang mencari solusi dan menjadikan bank Emok sebagai jalan pintas untuk membantu memenuhi kebutuhan mereka. Berbagai kemudahan pinjaman yang ditawarkan menjadi andalan para rentenir untuk menjerat masyarakat dan pedagang kecil. Tidak sedikit dari mereka yang terpaksa meminjam meskipun sadar sebenarnya bunga pinjamannya melebihi uang yang dipinjam. Bank Emok dan bank lainnya yang terkait dengan peminjaman uang tentu saja tidak terlepas dari bunga yang nyata-nyata bersifat ribawi. 

Seolah menjadi oase di tengah gurun pasir yang luas, disaat masyarakat terpuruk secara ekonomi sedangkan kebutuhan harus terus dipenuhi, tak heran ketika bank Emok hadir seakan menjadi satu-satunya harapan meskipun pada kenyataannya bank Emok menjelma sebagai rentenir yang mencekik. Kenyataan ini terus disuguhkan kepada masyarakat tanpa ada pengawalan ketat dari pemerintah. Masyarakat dibiarkan mengambil alternatif apapun secara mandiri sekalipun dengan jalan keharaman yang menjadikan masyarakat kian terpuruk dan sengsara. Kemudahan yang ditawarkan kepada masyarakat tetap saja menguntungkan pihak pemilik modal yang sudah tentu merugikan rakyat.  Peran pemerintah yang sejatinya adalah pengayom umat, tak pernah hadir untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. 

Menjamurnya bank Emok di tengah masyarakat tidak terlepas dari diterapkannya sistem kapitalis sekuler yang menghalalkan segala cara. Sistem ini menghilangkan peran negara sebagai pelindung, menjadikan harta kekayaan milik rakyat beralih  kepemilikan pada tangan segelintir pengusaha baik lokal maupun swasta.

Sungguh ini merupakan sebuah kezaliman yang besar terhadap rakyat, terutama rakyat miskin secara ekonomi. Bagaimana tidak, di saat sebagian rakyat mengalami guncangan ekonomi akibat dampak Covid 19, pemerintah berlepas diri dengan mengambil kebijakan yang buruk. Penguasa menjadikan dirinya sebagai makelar demi kepentingan para kapital dan mengorbankan hajat hidup publik.

Islam sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan dengan sempurna, melarang praktik ribawi karena jelas keharamannya. Sebagai seorang muslim dalam melakukan aktivitas apapun harus senantiasa terikat dengan hukum syara. Dalam kondisi sesulit apapun sebagai muslim yang beriman akan menjaga dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang Allah swt dan mencari solusi yang dihalalkan oleh agama. Riba merupakan dosa besar bagi pelakunya, sebagaimana firman Allah swt :

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keuntungan. Peliharalah dirimu dari api neraka yang disediakan bagi orang-orang kafir." (TQS Ali-Imran: 130)

Kenyataan yang dihadapi, praktik ribawi tumbuh subur dengan sistem yang dianut saat ini. Dalam sistem kapitalis ribawi merupakan hal yang lumrah dilakukan selama keuntungan diraih meskipun rakyat menjadi korbannya. Islam dengan aturannya yang hadir di muka bumi membawa rahmat bagi semesta, membawa aturan yang berasal dari Allah karenanya penerapan hukum syara merupakan suatu kepastian dan pilar utamanya adalah negara yang siap melaksanakan syariah secara menyeluruh termasuk dalam penanggulangan wabah. Negara hadir sebagai penanggungjawab urusan umat yang senantiasa ada dan terdepan dalam segala kondisi. Masyarakat yang kekurangan secara ekonomi akan mendapat bantuan terutama kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan dan papan di masa wabah sedang melanda. Kebijakan yang dikeluarkan demi kemaslahatan rakyat, dan rakyat akan senantiasa taat aturan karena negara dengan sigap memberi dukungan baik secara ekonomi maupun keamanannya. Negara mengelola kekayaan secara mandiri tanpa ada campur tangan pihak asing. Semua kekayaan yang dikelola dimanfaatkan untuk kepentingan umat dan dikembalikan hasilnya untuk memenuhi seluruh kebutuhan rakyat. Sentralisasi kebijakan tidak ada setengah-setengah, semua akan dikendalikan dengan mengutamakan keselamatan rakyat banyak. Sehingga rakyat dalam naungan kepemimpinan Islam akan mendapat ketenangan di masa sulit sekalipun.

Dengan hadirnya kepemimpinan Islam yang menerapkan syariat kafah semua problematika umat akan tersolusikan dengan cepat, tepat dan tegas. Setiap masalah yang dihadapi masyarakat tentu akan diselesaikan tanpa menunda dan mengeluarkan kebijakan yang menjerumuskan rakyat pada lubang dosa. Islam hadir dengan kesempurnaannya, akan membawa kemaslahatan dan kebahagiaan dunia akhirat. Khilafah tidak akan gagap dalam mengambil keputusan, dengan keunggulan sistem politik Islam yang dimiliki negara khilafah akan menghantarkannya menjadi negara adidaya, mandiri dan terdepan. Sehingga predikat sebagai umat terbaik akan kembali teraih.

Wallahu a'lam bish shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post