Oleh : Ainul Ma’rifah
Perang Hunain adalah perang terakhir yang dilakukan oleh Rasulullah dan Kaum Muslimin dalam melawan Bangsa Arab. Hal ini disebutkan oleh Imam Ibnu Qayyim al-Jausiyah dalam kitabnya Zadul Ma’ad. Beliau menyebutkan dalam kitab tersebut bahwa, “Perang besar pertama yang dilakukan oleh Kaum Muslimin melawan bangsa Arab adalah Perang Badar dan perang terakhir melawan Bangsa Arab adalah Perang Hunain.
Perang Hunain termasuk perang besar yang dilakukan Kaum Muslimin dengan jumlah 12.000 pasukan pada 15 hari setelah penakhlukkan Kota Makkah. Perang ini termasuk perang istimewa dan banyak sekali hikmah yang terkandung didalamnya. Dan Allah mengabadikan Perang Hunain dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 25. Allah SWT berfirman, “Sungguh, Allah telah Menolong kamu (Mukminin) di banyak medan perang, dan (ingatlah) Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan bumi yang luas itu terasa sempit bagimu, kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang-langgang”. (TQS. at-Taubah: 25)
Ada sedikit yang perlu kita garis bawahi dalam ayat tarsebut yakni kalimat, “ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu”. Dalam ayat tersebut Allah SWT langsung menyentil Kaum Muslim dengan kesombongan akan jumlah mereka yang bagitu banyaknya. Lebih dari itu, dalam shirah nabawiyah disebutkan ketika Rasulullah dan Kaum Muslimin bersiap menuju medan pertempuran, beberapa dari Kaum Muslimin yang baru memeluk Islam dengan pongahnya mengatakan, “la nuglab al-yauma min killah” artinya “hari ini kita tidak mungkin kalah”. Dengan jumlah yang begitu banyaknya mereka dengan sombongnya mengatakan demikian. Hingga ucapan tersebut membuat Rasulullah SWT terbebani karena seolah-olah Kaum Muslimin menghilangkan faktor Allah SWT di dalamnya. Padahal bahwa setiap kemenangan Kaum Muslimin tidak lain dan tidak bukan adalah karena pertolongan Allah SWT semata.
Kesombongan Kaum Muslimin karena berbangga akan jumlah mereka dan mengesampingkan faktor Allah SWT didalamnya membuat awal peperangan sangat sengit bahkan Kaum Muslimin yang berjumlah 12.000 pasukan kocar-kacir dan bercerai-berai. Mereka meninggalkan Rasulullah SWT bertempur sendiri dengan beberapa pasukan saja. Bahkan sebagian ulama menyampaikan pendamping yang setia kepada Rasulullah hanya sekitar 9 sampai 12 orang saja. Dari kalangan keluarga ada Abbas bin Abdul Muthalib dan Abu Sufyan bin al-Harits serta dari sababat dekat seperti Abu Bakar as-Shiddiq dan Umar bin Khattab.
Itulah gambaran kesombongan Kaum Muslimin dalam Perang Hunain yang Allah SWT abadikan dalam al-Qur’an al Karim. Meskipun akhir peperangan Hunain memberikan kemenangan setelah beberapa sahabat kembali mengikuti peperangan karena Rasulullah memanggil mereka dengan panggilan iman, bukan karena kesombongan. Dan setelah Allah SWT mengirimkan malaikat seperti yang Allah SWT lakukan di Perang Ahzab seperti yang disebutkan dalam kitab Zadul Ma’ad karya Imam Ibnu Qayyim al-Jausiyah.
Hari ini, negeri ini terlihat sama persis kondisinya dengan Perang Hunain. Pada 2 Maret lalu, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa 2 orang telah positif terinfeksi COVID-19 (corona virus dissease) atau sering disebut virus corona. Virus pandemi yang sedang menjangkiti seluruh dunia. Sebelum kondisi ini diumumkan oleh Presiden Jokowi, satu bulan sebelumnya beberapa petinggi negeri ini begitu sombong dan pongahnya menghadapi pandemi virus corona ini. Mereka berujar seperti, “tak mungkin Indonesia terinveksi virus corona”, “virus corona tidak akan bertahan hidup di iklim tropis seperti Indonesia”, “tidak usah panik dengan virus corona”, dan lain sebagainya.
Itulah kalimat sombong dan congkak yang dilontarkan oleh petinggi negeri ini. Dan faktanya hari ini, negeri ini harus bekerja keras memerangi virus corona tersebut. Seluruh negeri hampir semua terinveksi. Ratusan orang terkonfirmasi positif terjangkit virus corona dan puluhan orang meninggal dunia. Kesombongan diawal yang sama sekali tidak ada persiapan menghadang virus tersebut menjadikan kalang kabut luar biasa.
Kesombongan segelintir petinggi negeri ini berakibat fatal luar biasa kepada seluruh rakyat negeri ini. Sama halnya, kesombongan segelintir Kaum Muslimin di Perang Hunain menjadikan kekalahan Kaum Muslimin, meskipun diakhir peperangan Allah SWT memberikan kemenangan. Pertanyaannya, bagaimana negeri ini juga akan mendapatkan kemenangan untuk mampu melawan virus corona seperti halnya Kaum Muslimin yang diawal juga mengalami kekalahan dalam Perang Hunain? Tidak lain hanya satu jawabannya yakni kembali kepada Allah SWT. Kembali mengingati bahwa tidak boleh ada kesombongan sedikitpun dalam diri manusia. Karena kesombongan adalah milik Allah SWT semata atas segala Kesempurnaannya. Dan mengembalikan hukum kehidupan diatur olehNya dengan segala kemahasempurnannaNya dan bukan hukum buatan manusia dengan segala ketidaksempurnaannya.
Wallahua’lam bi ash-showab
Post a Comment