KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP GHARIZAH NAU’ SEORANG ANAK

Oleh : Sarma Sibela

Orang tua mempunyai tanggung jawab penuh terhadap anaknya salah satu tanggung jawab yaitu mencari pasangan hidup yang baik bagi anaknya, karena ini merupakan salah satu hal yang penting ketika seorang anak sudah beranjak dewasa. Tanggng jawab untuk mencari pendamping hidup yang baik tentu harus dengan cara yang baik tidak seperti cara-cara saat ini yang dimana orang tua memberikan keleluasan terhadap anaknya mencari pendamping hidup dengan jalan pacaran. Mencari pendamping hidup dengan jalan pacaran ini justru bukan cara yang baik, karena pacaran itu adalah jalan untuk membawa kita menuju ke perzinahan. 

Dalam islam telah dijelaskan janganlah engkau mendekati zina, karna Zina adalah perbuatan yang sangat dilarang bahkan sangat dilaknat oleh Allah Subhanahu wa ta’ala. Begitu pula bagi orang yang bahkan hanya mendekati zina. Oleh sebab itu, orang mendekati atau bahkan melakukan zina akan mendapat adzab yang amat pedih. Seperti yang telah dijelaskan dalam Q.S al-Isra ayat 32. 
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلً

“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”

Apa itu gharizah nau’ ?  Gharizah Nau’, atau dalam bahasa diartikan dengan naluri melestarikan keturunan. Naluri ini diciptakan untuk seluruh manusia, baik itu wanita ataupun  lelaki. Tujuannya adalah untuk melestarikan keturunan dan menciptakan kemashlahatan dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Kehadiran gharizah nau’ ini adalah sudah menjadi fitrahnya manusia, maka kita tidak bisa menolak dan menghindari keberadaannya. Namun jika tidak ada aturan yang membatasi atau mengaturnya secara syar’i, maka ini akan menimbulkan musibah dan kerusakan bagi masyarakat atau kehidupan manusia. Oleh karenanya Islam lengkap dengan hukum dan aturan untuk mengaturnya dan wajib di patuhi oleh setiap manusia. 

Kenapa sampai saat ini sebagian para remaja kemudian memenuhi gharizah nau itu dengan jalan yang salah yaitu dengan jalan pacaran, karena kurangnya pemahaman orang tua terkait dengan agama dan juga  sistem yang kita anut saat ini adalah sistem sekularisme yang di mana memisahkan antara agama dengan kehidupan. 

Dalam memenuhi kebutuhan gharizah an nau', islam mengarahkan agar memenuhinya dengan cara yang elegan, gentle dan mulia agar mampu menenangkan jiwa manusia. Saat manusia memiliki rasa senang pada yang lain lawan jenis, islam mengajarkan untuk mencintainya dengan cara yang mulia dan gentle  yaitu melalui jalan menikah dan bukan dengan cara pacaran apalagi sampai zina. Karena pacaran adalah jalan keburukan sedangkan menikah adalah jalan kebaikan. 

Wallahu’alam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post