Oleh: Rika Triyany
MTs
Plus Al-Hikam Tanjungkerta Sumedang mendapatkan Bantuan Kendaraan BUS Sekolah
dari Kementerian Perhubungan melalui Diterktorat Jenderal Angkutan Jalan
beberapa waktu lalu. Bus Sekolah diterima oleh MTs Plus Al-Hikam atas program
bantuan BUS Sekolah oleh Kementerian Perhubungan kepada lembaga pendidikan yang
tersebar di seluruh Indonesia, selama 2019 termasuk didalamnya Yayasan,
Pesantren, dan Sekolah. (ahlikamussalafiyah.ponpes.id,
05/02/2020).
Membaca berita diatas ada sedikit
rasa syukur, karena salah satu MTS di Sumedang bisa mendapatkan bus sekolah
secara gratis dari kementrian perhubungan. Namun juga disisi lain ada sesuatu
yang menjadi sorotan bagi kita semua. Bus yang diterima oleh MTS Plus Al Hikam
bukan sesuatu yang otomatis dikirim oleh pihak kementrian perhubungan, karena
sejatinya MTS tersebut bisa mendapatkan bus tersebut dengan cara pengajuan
secara pribadi lalu pengajuan tersebut dikirimkan ke kementrian perhubungan dan
setelah melalui proses akhirnya bus sekolah tersebut didapatkan oleh MTs Plus Al-Hikam.
Sebetulnya bukan hanya MTs Al-Hikam
saja yang memerlukan bus sekolah, tetapi seharusnya bus sekolah bisa didapatkan
oleh semua sekolah baik negeri maupun swasta, demi menunjang kebutuhan anak didik
agar mereka bisa lebih cepat untuk menuju sekolah masing-masing. Apalagi dengan diberikannya bus tersebut dan
dipakai untuk mengantar jemput anak didik di sekolah, saya yakin tidak akan ada
lagi siswa yang tidak bersekolah karena jarak jauh atau mereka kekurangan uang
untuk ongkos transportasi karena akses rumah mereka dengan sekolah cukup jauh.
Anggaran pendidikan yang
hanya 20% dari APBN ini sebetulnya terlau kecil bahkan tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok pendidikan di negeri ini. Sudah tidak menjadi rahasia umum lagi
sekolah swasta ataupun negeri sampai saat ini mereka masih berjuang secara
mandiri untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam masalah pendidikan. Sekolah negeri
maupun swasta masih mengandalakan SPP bulanan yang ditarik dari siswa untuk memenuhi
kebutuhan sekolah, juga untuk memenuhi atau menambah ruang kelas atau bangunan
baru di sekolah mereka sampai saat ini masih mengandalkan dari iuran bangunan siswa
yang baru masuk tahun ajaran baru.
Pendidikan termasuk kebutuhan
vital yang setara dengan kesehatan dan keamanan, tetapi didalam sistem
kapitalis seperti ini peran negara dalam memenuhi kebutuhan vital tersebut
cenderung abai dan tidak mengurusi secara serius, kita bisa lihat pemerintah
hanya menganggarkan untuk pendidikan hanya 20% nya saja dari APBN. Dan dari
anggaran tersebut pihak sekolah negeri maupun swasta harus dapat memutar otak
secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan di sekolahnya.
Sejenak kita lirik sejarah
pada masa awal awal kejayaan Islam tentang sistem pendidikan. Negara Islam pada
saat itu benar-benar memperhatikan berbagai sarana pendidikan. Diantaranya beasiswa
yang selalu diberikan kepada seluruh warganya karena pada saat itu pendidikan
memang bebas biaya dan juga perpustakaan tersebar di seluruh negeri dengan buku
yang cukup lengkap. Bahkan salah satu perpustakaan pada masa Abasiyah, yaitu Al
fathimiyyin mempunyai koleksi buku 1.600.000 judul buku. Padahal pada saat bersamaan
Gereja Centerbury di Inggris yang merupakan perpustakaan masehi terbesar dan
terkaya di Eropa saat itu hanya memiliki koleksi buku sebanyak 1.800 judul buku
saja. Jika melihat dari jumlah judul buku dikedua perpustakaan ini sangat jauh
sekali. Ini hanya salah satu gambaran kecil mengenai kejayaan ilmu pengetahuan
pada masa lampau.
Islam sebagai sebuah agama
sangat memperhatikan masalah pendidikan. Didalam Al-quran dan As-sunah dapat diketahui
bahwa Islam mewajibkan setiap orang, baik pria maupun wanita untuk menuntut ilmu.
Allah SWT. berfirman dalam surat Al-Mujadalah ayat 11, yang artinya:
"Allah mengangkat (derajat) orang orang yang beriman diantara kalian dan
orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Rasulullah SAW.
juga bersabda: "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim" (HR ibnu
Majah, Ibn Adi, Al baihaqi dan Ath Thabrani).
Maka jelas dari dua rujukan
tersebut, Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan. Dimulai dari asas dan kurikulum,
tujuan pendidikan, metode, pengajaran, biaya pendidikan termasuk sarana dan
prasarana pendidikan. Mengenai sarana dan prasarana negara wajib menyedikan
bagi rakyatnya seperti bangunan sekolah, perpustakaan, laboratorium bahkan
saran transportasinya.
Demikanlah
gambaran secara umum pengaturan sistem pendidikan dalam Islam. Kemajuan ilmu
pengetahuan baik sosial maupun sains hanya akan dapat tercapai dengan suatu
model pendidikan yang baik dan benar. Tentu Islamlah yang mempunyai sistem
pendidikan yang baik dan benar tersebut. Wallahu a'lam.
Post a Comment