Oleh : Ulida Yuliani
Mahasiswi Universitas Indraprasta Jakarta
Merujuk maklumat yang dikeluarkan kementrian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi, Kamis 27 Febuari 2020 sekitar Pukul 02. 40 waktu setempat, Pemerintah Saudi resmi menghentikan sementara warga negara asing masuk ke Arab Saudi baik untuk Ibadah Umrah ataupun kunjungan wisata. Arab saudipun telah menghentikan Visa kunjungan wisata. Untuk sementara waktu, kegiatan Umroh, Ziarah, Kunjungan & Wisata menuju negara Kerajaan Arab Saudi DI STOP/DIHENTIKAN untuk mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Valid mulai tanggal 27 Februari 2020 s.d waktu yang belum ditentukan.
Keputusan ini sontak mengagetkan,karena begitu banyaknya jadwal penerbangan ke tanah suci. Begitupun jamaah asal Indonesia yang tertahan di bandara Jeddah dan Madinah. Hal ini pun berimbas pada Bandara soekarno hatta yang menmgalami penumpukan karena penerbangan menuju KSA tidak bisa dilakukan.
Jamaah yang sudah bertolak dari kota masing masing sudah sampai di terminal Bandara Soekarno hatta dan menunggu dengan perasaan yang tidak menentu dengan ketidak pastian. Begitu pula dengan jamaah yang berencana berangkat dalam waktu dekat menunggu dengan ketidak pastian. Akankah ibadahnya akan terlaksana?
Saya pun berencana melaksankan ibadah umrah pada bulan Ramadhan tahun ini yaitu sekitar tgl 15 Mei 2020 , tiket pesawat dan Hotel telah selesai saya pesan. Namun belum bisa memastikan dapatkah saya mengantongi Visa?
Virus Corona ( COVID-19) menjadi wabah yang sangat menakutkan saat ini. Virus ini terus merebak dan semakin banyak negara yang melaporkan kasus ini .
Kerajan Saudi Arabia adalah negara dengan jumlah kunjungan yang besar mengambil langkah preventif untuk melindungi negara dan warganya serta mengantisipasi penyebaran virus ini.
Menanggapi hal ini, beberapa negara termasuk Indonesia sudah mengambil langkah untuk mencegah penyebaran virus corona. Salah satunya merawat seseorang dengan suspect virus corona di ruang isolasi.
Model karantina atau isolasi terhadap orang yang tengah menderita penyakit menular pernah dianjurkan Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam. Wabah penyakit menular pernah terjadi di masa Nabi Muhammad SAW. Wabah itu ialah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya.
Ketika itu Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pun memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami lepra atau leprosy.
Dalam sebuah hadist, Rasullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda:
لاَ تُدِيمُوا النَّظَرَ إِلَى الْمَجْذُومِينَ
Artinya: "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." (HR Bukhori).
Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam juga pernah memperingatkan umatnya untuk jangan berada dekat wilayah yang sedang terkena wabah. Sebaliknya jika berada di dalam tempat yang terkena wabah dilarang untuk keluar. Seperti diriwayatkan dalam hadits berikut ini:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا
Artinya: "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)
Dikutip dalam buku berjudul 'Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW: Belajar Hidup Melalui Hadith-hadith Nabi' oleh Nabil Thawil, di zaman Rasulullah saw jikalau ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha'un, Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya di tempat isolasi khusus, jauh dari pemukiman penduduk.
Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail, kemudian dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Para penderita baru boleh meninggalkan ruang isolasi ketika dinyatakan sudah sembuh total.
Tha'un sebagaimana disabdakan Rasulullah saw adalah wabah penyakit menular yang mematikan, penyebabnya berasal dari bakteri Pasterella Pestis yang menyerang tubuh manusia.
Jika umat muslim menghadapi hal ini, dalam sebuah hadits disebutkan janji surga dan pahala yang besar bagi siapa saja yang bersabar ketika menghadapi wabah penyakit.
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: "Kematian karena wabah adalah surga bagi tiap muslim (yang meninggal karenanya). (HR Bukhori).
Selain Rasulullah, di masa khalifah Umar bin Khattab juga terdapat wabah penyakit. Dalam sebuah hadits dicerikatakan, Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam lalu ia mendapatkan kabar wabah penyakit.
Hadist yang dinarasikan Abdullah bin 'Amir mengatakan, Umar kemudian tidak melanjutkan perjalanan. Berikut haditsnya:
أَنَّ عُمَرَ، خَرَجَ إِلَى الشَّأْمِ، فَلَمَّا كَانَ بِسَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّأْمِ، فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ " إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ "
Artinya: "Umar sedang dalam perjalanan menuju Syam, saat sampai di wilah bernama Sargh. Saat itu Umar mendapat kabar adanya wabah di wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf kemudian mengatakan pada Umar jika Nabi Muhammad SAW pernah berkata, "Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhori).
Dalam hadits yang sama juga diceritakan Abdullah bin Abbas dan diriwayatkan Imam Malik bin Anas, keputusan Umar sempat disangsikan Abu Ubaidah bin Jarrah. Dia adalah pemimpin rombongan yang dibawa Khalifah Umar.
Menurut Abu Ubaidah, Umar tak seharusnya kembali karena bertentangan dengan perintah Allah SWT. Umar menjawab dia tidak melarikan diri dari ketentuan Allah SWT, namun menuju ketentuanNya yang lain. Jawaban Abdurrahman bin Auf ikut menguatkan keputusan khalifah tidak melanjutkan perjalanan karena wabah penyakit.
Agar dijauhkan dari wabah penyakit seperti virus corona, selain berdoa, kita juga wajib menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Dan periksa ke dokter bila mengalami demam, sakit tenggorokan atau sesak nafas.
Post a Comment