Oleh: NELLY, M.Pd
Aktifis Pedulis Ibu dan Anak
Miris dan sadis kasus pembunuhan terhadap anak di bawah umur kembali terjadi. Sontak kejadian ini menambah deretan panjang kasus-kasus serupa yang terjadi pada generasi kita. Beberapa hari yang lalu ada seorang remaja perempuan berusia 15 tahun mengaku telah membunuh bocah perempuan berusia 5 tahun di rumahnya di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Pelaku menyerahkan diri setelah membunuh bocah perempuan ini.
Dari laman pemberitaan suara.com, saat polisi melakukan olah TKP, menemukan beberapa hal yang menjadi catatan. Menurut pengakuan pelaku NF sendiri, tersangka melakukan dengan kesadaran dan dia terinspirasi oleh film. Disamping memiliki perilkau kasar dan keras, faktor yang menyebabkan psikis pelaku terganggu adanya keretakan rumah tangga yang dialami keluarganya.
Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak dan remaja seperti ini bukanlah yang pertama terjadi, baik ini kasus dalam negeri sendiri maupun kasus yang terjadi diluar negeri. Tentunya kita tidak menginginkan kasus seperti ini terus berulang terjadi. Ini menjadi catatan penting bagi kita semua, sehingga menjadi perhatian yang serius untuk mengatasinya
Banyak faktor sebenarnya yang menjadi penyebab anak dan generasi saat ini kehilangan moral dan cenderung bertindak diluar nalar. Baik orang tua, masyarakat, pendidikan yang diberikan oleh negara sangat berperan dalam mencetak generasi agar tumbuh dengan jiwa dan mental yang baik serta berakhlaq mulia.
Hal inipun mendapat tanggapan dari Psikolog Rose Mini, beliau menghimbau orangtua dan para pendidik yang memiliki anak remaja atau ABG, agar senantiasa memantau kondisi tumbuh kembang mereka. Sebab, usia remaja adalah tahap dimulainya mencari jati diri, apabila salah langkah akan berbahaya.
Menurut Rose Mini, anak-anak kita memiliki kecenderungan masalah moral yang tak bisa membedakan antara baik dan buruk, sehingga dia tidak tahu apa yang dilakukan, apakah itu sesuatu yang baik atau buruk, harus dipantau, diperhatikan. Liputan6.com, Minggu (8/3/2020).
Dari peristiwa-peristiwa yang terjadi ini menegaskan bahwa masalah ini lahir dari sistem liberal yg rusak, yang telah diadopsi oleh negeri ini. Sistem sekuler liberal mencabut rasa kemanusiaan dan menghasilkan generasi tanpa belas kasihan.
Sangat terlihat bahwa permasalahan anak dan generasi yang saat ini mengalami degradasi moral dan akhlaq disebabkan problem yang sistemik. Kurangnya pemahaman dan pendidikan agama menjadi faktor utama, pengawasan dan pola asuh dari keluarga yang memang sudah mulai terkikis bahkan hilang.
Ditambah lagi masyarakat kita yang individualis cuek terhadap kondisi rusak masyarakat sekitar serta negara yang dalam hal ini menerapkan sistem pendidikan ala barat serba materialis, sekuler, liberal, sehingga memberikan dampak yang luar biasa dalam kepribadian anak bangsa yang jauh dari agama.
Maka dari itu, untuk menyelesaikan problem kasus-kasus seperti ini alangkah baiknya kemudia kita menelaah kembali bagaimana seharusnya penyelesainnya bisa mengatasi secara konfrehensif sampai ke akar masalah. Lalu bagaimana agar anak-anak generasi kembali pada jati diri mereka sebagai aset peradaban yang tidak hanya pintar tapi memiliki kepribadian sholeh-sholeha?
Jika kita menilik dan kembali melihat sistem Islam sebagai patokan dan standar dalam kehidupan. Ternyata sistem Islam yang berasal dari sang pencipta manusia dan alam semesta yaitu Allah SWT memberikan solusi yang menyeluruh tentang masalah ini.
Potret buram para pemuda ini sebenarnya dapat dituntaskan dengan memperbaiki sistem kehidupan yang mempengaruhi pemahaman dan perilaku mereka. Dalam sistem Islam peran dari berbagai pihak yaitu baik itu pendidikan, keluarga, masyarakat dan Negara saling bersinergi.
Keseluruhannya bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian yang baik pada generasi muda, kepribadian yang dibangun di atas iman dan takwa. Semuanya harus bersinergis untuk mewujudkan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan generasi muda.
Pertama, Keluarga merupakan institusi pertama dan utama yang melakukan pendidikan dan pembinaan terhadap anak (generasi). Di sanalah pertama kali dasar-dasar keislaman ditanamkan. Anak dibimbing orangtuanya bagaimana ia mengenal Penciptanya agar kelak ia hanya mengabdi kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Rasulullah Saw. bersabda: Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-islami). Ayah dan ibunyalah kelak yang menjadikan dirinya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala) (HR al-Bukhari, Muslim, Malik, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan an-Nasa’i).
Orangtua wajib mendidik anak-anaknya tentang perilaku dan budi pekerti yang benar sesuai dengan ajaran Islam. Bagaimana anak diajarkan untuk memilih kalimat-kalimat yang baik, sikap sopan-santun, kasih-sayang terhadap saudara dan orang lain. Mereka diajarkan untuk memilih cara yang benar ketika memenuhi kebutuhan hidup dan memilih barang halal yang akan mereka gunakan.
Orangtua juga yang mengawasi tontonan, teman bergaulnya anak, tumbuh kembang anak. Dengan begitu, kelak terbentuk pribadi anak yang shalih dan terikat dengan aturan Islam.
Kedua, Masyarakat, dimana ini yang menjadi lingkungan tempat anak-anak menjalani aktivitas sosialnya, juga memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi baik-buruknya proses pendidikan, karena generasi merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat.
Interaksi dalam lingkungan ini sangat diperlukan dan berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Masyarakat yang terdiri dari sekumpulan orang yang mempunyai pemikiran dan perasaan yang sama, serta interaksi mereka diatur dengan aturan yang sama, tatkala masing-masing memandang betapa pentingnya menjaga suasana kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi muda, maka semua orang akan sepakat memandang mana perkara-perkara yang akan membawa pengaruh positif dan mana yang membawa pengaruh negatif bagi pendidikan generasi. Perkara yang akan membentuk pengaruh negatif pada anak tentu akan dicegah bersama.. Di sinilah peran penting masyarakat sebagai kontrol sosial.
Ketiga, Peran paling urgen dan mendasar paling strategis dalam membentuk kepribadian generasi ada pada negara melalui pemberlakuan sistem pendidikan yang berasaskan aqidah Islam. Tujuan membentuk anak didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, memiliki karakter, menguasai sains teknologi dan berbagai keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan.
Sistem pendidikan Islam menjadikan akidah Islamiyah sebagai dasarnya. Karena itu keimanan dan ketakwaan juga akhlak mulia akan menjadi fokus yang ditanamkan pada anak didik. Halal haram akan ditanamkan dan menjadi standar. Dengan begitu anak didik dan masyarakat nantinya akan selalu mengaitkan peristiwa dalam kehidupan mereka dengan keimanan dan ketakwaannya.
Dengan semua itu, Pendidikan Islam akan melahirkan pribadi muslim yang taat kepada Allah, mengerjakan perintahNya dan meninggalkan laranganNya. Ajaran Islam akan menjadikan anak didik bukan sekedar pintar hafalan tetapi dipelajari untuk diterapkan, dijadikan standar dan solusi dalam mengatasi seluruh persoalan kehidupan.
Ketika hal itu disandingkan dengan materi sains, teknologi dan keterampilan, maka hasilnya adalah manusia-manusia berkepribadian Islam sekaligus pintar dan terampil. Kepintaran dan keterampilan yang dimiliki itu akan berkontribusi positif bagi perbaikan kondisi dan tarap kehidupan masyarakat.
Untuk mewujudkan semua itu, Islam menetapkan bahwa negara wajib menyediakan pendidikan yang baik dan berkualitas secara gratis untuk seluruh rakyatnya. Daulah Islamiyah wajib menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan. Membangun gedung-gedung sekolah dan kampus, menyiapkan buku-buku pelajaran, laboratorium untuk keperluan pendidikan dan riset, serta memberikan tunjangan penghidupan yang layak baik bagi para pengajar maupun kepada para pelajar.
Peran negara yang seperti ini tentu tidak akan terwujud dalam tatanan sistem sekuler kapitalis seperti saat ini. Hanya negara yang menerapkan Islam secara kaaffahlah yang mampu melaksanakan peran strategis ini. Oleh karena itu, berharap menghapus potret buram generasi di abad ini dalam tatanan sistem kapitalis sekuler hanyalah mimpi di siang bolong. Karena itu, sudah saatnya mencetak potret cemerlang generasi emas peradaban dengan tatanan terbaik dari Sang Maha Pencipta, Allah SWT dengan menerapkan sistem Islam secara Kaaffah.
Post a Comment