Oleh: Rita Handayani
(Ibu Rumah Tangga Ideologis plus Member Akademi Menulis Kreatif)
Seorang ibu tersedu pilu, tidak mampu menahan isak tangisnya saat dia bersebelahan dengan Hotman Paris. Pengacara kondang yang sedang dimintai bantuan oleh wanita tersebut. Lantaran anaknya yang hilang selama 2 pekan saat dititipkan di PAUD Jannatul Athfaal, samarinda, ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di drainase sekitar lingkungan tempat tinggalnya, hilangnya kepala dan beberapa bagian organ tubuhnya. Dalam video yang berdurasi 1 menit itu, viral di jagat sosmed.
Dilansir oleh tribunnews.co. "Anaknya masih umur 4 tahun sekolah PAUD tiba-tiba ditemukan jasadnya dalam keadaan seluruh organ tubunya hilang," kata Hotman Paris.
Kepala Tim Dokter Forensik RSUD Abdul Wahab Syaharie, dr Kristina Uli Gultom menjelaskan, ada beberapa organ tubuh penting hilang, seperti paru, jantung, kepala, hingga beberapa orang tubuh lain di bagian perut.
Dilansir oleh tagasr.id. Selasa, 18 Februari 2020, Hotman Paris kembali mengunggah sebuah video di akun Instagram, memperingatkan orang tua agar berhati-hati. "Halo semua orang tua, agar benar-benar menjaga anaknya, khususnya anak-anak dari PAUD sampai TK. Karena sekarang ini sudah beberapa kejadian, sesudah anaknya hilang, beberapa hari kemudian ditemukan isi perutnya hilang, ada yang dijahit, ada yang menganga. Diduga semakin banyak beredar pencuri organ tubuh anak-anak untuk diperjualbelikan. Hati-hati semua semua orang tua." (tagar.id).
Menyikapi maraknya kasus penculikan anak, kepolisian dari kabupaten Sampang memberi himbauan. "Agar orang tua lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap anak-anaknya. Baik itu dalam bermain, berangkat ke sekolah, maupun pulang dari sekolah, harus ada pemantauan tersendiri. Jadi apabila jam pulang sekolah maupun berangkat sekolah, kita wajib memonitori. Mengantisipasi hal yang tidak kita inginkan. Yang marak sekarang dengan penculikan anak sampai penjualan organ-organ tubuh seperti itu. Kami himbau, kepada seluruh masyarakat kabupaten Sampang. Kami tegaskan kembali, untuk menjaga putra-putrinya yang di bawah umur. Karena anak dibawah umur mudah dipengaruhi. Apabila diiming-imingi gampang aja untuk ikut. Itu mungkin himbauan kami pagi ini".
Buah Busuk Sekularisme
Inilah sebagian kecil dari dampak diterapkannya sekuler-kapitalis. Sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) membuat manusia tidak lagi mengenal halal haram dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Semua ditebas meski merugikan kehidupan manusia lainnya. Ramainya isu penjualan organ tubuh manusia di balik penculikan anak. Adalah bukti betapa mengerikannya hukum buatan manusia ini (kapitalis-sekuler-demokrasi). Sesama manusia saling memangsa, bagai di hutan belantara, tidak lagi ada rasa iba.
Sekularisme sukses mencabut perikemanusiaan manusia. Bagaimana bisa, dia tega membius dan menyayat kulit anak balita yang masih bernyawa. Mengeluarkan ginjal, paru-paru, jantung, hati dari perutnya. Memisahkan tangan dan kaki dari pangkalnya. Memutus leher hingga terpisah kepala anak dari badannya. Tidakkah mereka mampu membayangkan jika hal yang sama terjadi pada anak atau anggota keluarganya. Sebagai azab dunia dari Illahi Robbi. Nauzubillah Tsumma Nauzubillah.
Belum cukupkah kerusakan yang ada, menyadarkan kita untuk segera bertobat dan kembali pada syariat secara kaffah (menyeluruh). Kenapa? Karena hanya dalam Islam satu nyawa itu lebih berharga dari dunia dan seisinya.
Sebagaimana Rasulullah Saw, bersabda:
Hilangnya dunia, lebih ringan untuk Allah daripada terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak." (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).
Maka, negara yang berlandaskan syariat Islam akan mampu menjamin keamanan bagi seluruh komponen rakyatnya. Menjaganya dengan penjagaan terbaik. Terlebih bagi anak, karena anak adalah aset bangsa.
Rasulullah Saw, bersabda:
"Anak adalah buah hati karena itu termasuk dari wangi surga." (HR. Thirmidzi).
Anak merupakan anugerah bukan hanya bagi orang tua dan keluarganya. Namun, lebih dari itu anak adalah anugrah bagi bangsa dan negara. Selain anugrah, anak-anak juga merupakan pemegang estafet kepemimpinan suatu bangsa di masa mendatang. Dan baik buruknya suatu bangsa di masa mendatang ditentukan oleh kualitas anak-anak di masa sekarang.
Bisa dibayangkan jika anak dirusak kehidupannya, masa depannya, apalagi sampai nyawa yang dihilangkan, oleh para oknum demi meraup secuil kenikmatan dunia. Maka kehancurannya tidak hanya skala keluarga saja namun juga bangsa hingga dunia.
Tiga Pilar Kehidupan
Seluruh elemen bangsa punya peranan dalam memenuhi hak dan kebutuhan anak juga melindungi dari marabahaya. Tiga pilar kehidupan harus bersinergi untuk menjamin keselamatan anak di lingkungannya.
Pilar pertama, adalah keluarga. Sudah merupakan kewajiban orang tua untuk melindungi anaknya menjaganya dari berbagai gangguan dan memberikannya rasa aman. Orang tua juga harus memantau keadaan anaknya dan waspada. Dengan maraknya kasus kasus penculikan belakangan ini. Maka kewaspadaan orang tua harus semakin ditingkatkan lagi, anak-anak benar-benar harus tidak boleh lepas dari pandangannya.
Pilar kedua, adalah masyarakat. Masyarakat itu bagaikan orang tua kedua bagi anak. Baik buruknya anak, selain bergantung pada pendidikan yang diberikan orang tua. Juga lingkungan masyarakatnya, sebagai tempat tumbuh dan berkembang, bermain dan belajar, juga meneladani. Maka, jika masyarakatnya rusak sudah pasti anak-anak pun akan terbawa rusak. Sebagaimana, Syaikh Abdul Muhsin Al-qasim berkata, "sifat manusia adalah cepat terpengaruh dengan siapa dia bergaul" (berinteraksi).
Masyarakat yang islami dan bertakwa kepada Allah, dengan satu perasaan yang sama. Yakni, perasaan Islam akan menguatkan kepribadian anak, membentuk kepribadian islami. Juga masyarakat yang saling menasihati (beramar ma'ruf nahi mungkar) dikala sebagian anggota masyarakatnya melakukan pelanggaran hukum syara. Dan peka terhadap permasalahan yang dihadapi tetangganya. Juga saling bahu-membahu, bergotong-royong dan meringankan beban antar individu di tengah masyarakat. Akan tercipta lingkungan hidup yang aman dan nyaman bagi anak dalam bermain dan bersosialisasi di tengah masyarakat.
Pilar ketiga adalah negara. Negara punya peranan besar dalam menjaga kelangsungan hidup manusia, tak terkecuali anak-anak. Bahkan hilangnya satu nyawa manusia tanpa hak akan menjadi pemberat hisab bagi pemimpin sebuah negara.
Sebagaimana, Rasulullah SAW bersabda:
"Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya" (HR.Bukhari dan Muslim).
Islam telah menetapkan dan memberi contoh langsung. Bahwa negaralah yang menjadi penanggung jawab utama bagi semua kebutuhan rakyatnya termasuk anak. Enam kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi oleh negara kepada rakyatnya termasuk anak adalah pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan.
Terjaminnya keamanan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik di lingkungan keluarga dan masyarakat menjadi tanggung jawab negara. Dan ini tidak akan terwujud, jika kebutuhan pokok masyarakat lainnya tidak terpenuhi. Seperti, pangan, sandang, dan pendidikan erat kaitanya dengan keterjaminan keamanan lingkungan bagi anak. Bisa saja seseorang nekat melakukan tindak kriminal terhadap anak karena faktor ekonomi, pendidikan yang rendah atau bisa juga karena faktor rendahnya keimanan juga tidak takut terhadap hukum yang ada. Karena hukum institusi kita tidak mampu membuat jera pelaku kriminal.
Dalam sejarah membuktikan, selama Islam memimpin dunia sejak masa nabi sampai Kekhilafahan terakhir Khilafah Utsmaniyah. Mampu memberikan pelayanan publik (kesehatan, keamanan, pendidikan) secara gratis. Dalam fasilitasi pemenuhan kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan) dengan pembiayaan yang murah dan terdepan. Sehingga Islam tidak hanya menspejahterakan manusia (muslim dan non muslim) termasuk anak. Namun, juga memberikan kebaikan bagi hewan dan tumbuhan yang hidup pada sekitarnya.
Saatnya, setiap kaum muslim kembali mencintai Islam dan menjadikannya sebagai solusi dari setiap permasalahan yang ada tidak terkecuali permasalahan keamanan anak. Mengkaji dan menerapkan Islam dalam kehidupan di keluarga, di tengah masyarakat juga berbangsa dan bernegara dalam institusi Daulah Khilafah.
Wallahu'alam bishowab.
Post a Comment