Yuk Berhijab Syar'i

Oleh : Rahma Aliifah

Tahun 2001 awal aku meniti karirku  masuk ke sebuah perusahaan swasta pada tahun 2002 bergerak dibidang keuangan. Pertama bekerja dengan gaji sebesar Rp 104.000, "upst kecil banget yaah, terima saja dan syukuri apa yang ada. Saat dapat pekerjaan tersebut saja sudah senang sekali. Berjalan hari demi hari, sebulan  dan sampai menginjak tahun ke 2003 dengan gaji Rp 250.000, aku galau saat bekerja disana. 

Ketika seseorang melakukan kesalahan dan ia tau bahwa itu salah maka ia akan merasakan Cemas dan gelisah, saat bekerja diperusahaan tersebut. Bukan karena gaji yang kecil yang aku pikirkan tapi aku memikirkan  karna bekerja dengan berpakaian menontonkan aurat kepada semua orang. Aku sadar lalu berpikir walaupun melaksanakan sholat, puasa, dan ibadah-ibadah lainnya, namun jika dengan pakaian ku yang jahiliyah, apakah Allah ridho dengan apa yang aku perbuat.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah radhiallahu ‘anhu bersabda,

"Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum melihat keduanya…” (hadits ini masih berlanjut dan di dalamnya ada lafadz:) “… dan para perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, memiringkan lagi miring. Kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wangi surga. Padahal wangi surga bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian."(HR. Muslim no. 5547)

Ketika suatu hari, aku mendapat kejutan, pas aku buka ternyata isinya eng ... ing ... eng... masya Allah kerudung, aku tersentak dan saat itu juga aku terharu melihat kerudung itu, merasa bahwa diri ini penuh dosa...aku bercermin, dan mencoba untuk memakainya, "pantas gak ya kalau pakai kerudung "( lepas lalu pakai kembali seperti itu berulang-ulang...) Hati ini seperti belum siap untuk berhijab tapi takut dosa.

Lalu aku bertekad untuk benar-benar berhijrah. Butuh proses aku belajar menggunakan hijabku tapi saat bekerja saja, namun ketika dirumah  biasa ku buka hijabku tadi, dan sekarang bukan hanya bekerja saja, saat bepergian pun aku pakai hijabku. 

Dan sampai akhirnya aku mengikuti salah satu pengajian, aku tertarik dan bergabung di pengajian tersebut ...sampai akhirnya aku ikut rutin  kajiannya, dan disanalah aku mengerti bagaimana berpakaian yang seharusnya untuk seorang muslimah gunakan, dan hukumnya wajib bagi muslimah untuk menutup auratnya.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah radhiallahu ‘anhu bersabda,

“Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum melihat keduanya…” (hadits ini masih berlanjut dan di dalamnya ada lafadz:) “… dan para perempuan yang berpakaian tetapi telanjang, memiringkan lagi miring. Kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium wangi surga. Padahal wangi surga bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 5547)

Dalam hal ini berhijab bukan lah sembarang berhijab. Tapi berhijab yang benar, sesuai dengan perintah Allah. Dengan berpakaian tidak sesuai aturan Islam maka dia seperti yang dikatakan pada hadist diatas.
Lalu seperti apa sih menutup aurat yang diajarkan oleh syariat Islam yaitu memakai gamis yang tidak terlihat lekuk tubuhnya, krudung yang panjang menutupi sampai ke dada dan kaos kaki untuk menutupi kaki, karna kaki adalah bagian dari aurat juga.
Sebagai mana Allah Ta’ala berfirman

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab: 59).

Jilbab bukanlah penutup kepala, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai mihnah
( pakaian dalam sebelum memakai gamis )
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya.. [An Nuur:31].

Dan masyaAllah bukan hanya itu saja yang ku dapat di pengajian itu, ternyata dari segi pergaulan, muamalah, pendidikan dan ekonomi dan banyak hal lainnya ternyata sudah diatur sempurna oleh Islam dan disana aku diajarkan tentang bagaimana kita harus patuh dan taat pada syariatNya.

Hanya Islam agama yang paling sempurna, maka kembalilah ke agama Islam secara kaffah.

Post a Comment

Previous Post Next Post