Oleh : Ai iim
Kembali rakyat disuguhi dengan wacana pembangunan terowongan antara Istiqlal dengan Katedral. Hal ini menjadi perbincangan banyak kalangan. Kenapa tidak?, karena proyek semacam ini bukanlah hal yang urgen, malah justru menambah masalah baru. Ada pihak yang menyambut baik, tapi lebih banyak yang menganggap rencana pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan dua tempat ibadah itu tidak esensial. Tujuan dibangunnya terowongan tersebut untuk mobilisasi jemaah dari Istiqlal ke Katedral atau sebaliknya.
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi bercerita terkait rencana pembangunan terowongan bawah tanah antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Menurutnya, pembangunan ini merupakan salah satu lambang kerukunan umat beragama.
Presiden Joko Widodo pun) sebelumnya mengungkapkan adanya usulan pembangunan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Usulan itu sudah mendapatkan persetujuan darinya. Pembangunan ini dilakukan bersamaan dengan renovasi besar di Masjid Istiqlal. Nantinya, terowongan ini akan dibangun di bawah tanah dan akan menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.
Terowongan bawah tanah akan dibangun menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta Pusat. Menurut Direktur Jendral Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga terowongan tersebut mulai dibangun Maret.
Danis menjelaskan saat ini sedang dilakukan pengukuran atau survei terkait pembangunan terowongan tersebut. Setelah itu akan mulai dibuat desain proyeknya. Harapannya proses tersebut dapat selesai dalam satu bulan.
Proyek itu juga terkesan menghamburkan duit negara, karena biaya revitalisasi Masjid Istiqlal kabarnya sebesar Rp 475 miliar bisa membengkak.(Tempo.co 12/2).Padahal, saat ini perkembangan ekonomi Indonesia sedang merosot tajam dan banyak rakyat yang masih kelaparan.
Presiden jokowi menyebutnya "terowongan silaturahmi.Menurut Ketua Komisi VIII dari Fraksi Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily menilai terowongan tersebut dapat memperkuat silaturahmi antar-umat di Indonesia.sehingga de ngan adanya terowongan ini, semakin memperkuat silaturahmi kerangka memperkuat ukhuwah wathoniyah (persaudaraan sebangsa).
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom misalnya. Ia mengkritik pembangunan terowongan Istiqlal-Katedral itu sebatas simbol semata alias tak ada substansi di dalamnya.
Mestinyal hal-hal yang seharusnya jadi perhatian lebih dalam pemikiran presiden adalah seperti urgensi membayar utang negara, membersihkan korupsi di lembaga pemerintah, berkeadilan dalam memandang kasus intoleransi antar umat beragama, kenaikan harga dan tarif layanan publik, kemiskinan, problem pendidikan, lapangan pekerjaan, dan sebagainya. Semua problem itu sangat perlu dipikirkan solusi jangka panjangnya. Bukan memikirkan terowongan bawah tanah.
Wallahuà lam bishowab
Post a Comment