Oleh: Mardiani (Mahasiswi
Universitas Mataram)
Tahun ini pemerintah Indonesia
melalui Badan Pusat Statistik (BPS)
merilis presentase angka kemiskinan di Indonesia per 15 Januari 2020 yaitu pada angka 9,22% menurun
sebesar 0,19% dari periode maret 2019 tahun
lalu. Hingga September 2019 jumlah penduduk
miskin di Indonesia berada pada angka 24,79 juta penduduk dari total
seluruh penduduk Indonesia (news.detik.com).
Meskipun angka tersebut diklaim
pemerintah telah menunjukkan terjadinya penurunan tingkat kemiskinan dari tahun
sebelumnya, hanya saja selama ini
pemerintah dalam mengatasi masalah kemiskinan hanya terfokus pada
pengotak-atikan angka semata, tanpa ada usaha serius untuk mengentaskan masalah
kemiskinan secara tuntas. Bahkan salah satu penyebab kemiskinan yang diakui
oleh para ahli yakni adanya industri rokok kretek, tidak mampu untuk
dikendalikan oleh pemerintah yang notabenenya adalah penguasa. Di sisi lain,
fakta gini ratio atau ketimpangan penduduk Indonesia masih tinggi .
Gini ratio adalah ukuran
ketidakmertaan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan). Agregat gini
ratio menunjukkan tingkat ketimpangan kesejahteraan antara si kaya dan si
miskin. Berdasarkan pada data yang dirilis oleh
BPS, pada Maret 2019 tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang
diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,382 ini merupakan angka ketimpangan
sosial yang tinggi. Hal ini menunjukkan kinerja pemerintah Indonesia saat ini selain
tidak mampu mengatasi masalah kemiskinan, pemerintah Indonesia juga tidak
berdaya menghadapi masalah ketimpangan sosial. Kekayaan alam Indonesia yang
seharusnya mampu menjadi sumber kesejahteraan masyarakat, selama ini dinikmati hanya oleh segelintir elit saja dan
mengakibatkan semakin melebarnya angka gini ratio. Hal ini berarti penduduk
Indonesia yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin tidak mendapat
apa-apa.
Fenomena kemiskinan
dan ketimpangan sosial yang tinggi di Indonesia merupakan satu dari ribuan masalah sosial yang timbul akibat
penerapan sistem kapitalisme. Hal ini karena dalam sistem kapitalisme sumber-sumber
kekayaan alam hanya dikuasi dan dinikmati oleh segelintir orang saja. Hal
inilah yang menyebabkan meningkatnya angka ketimpangan sosial di tengah-tengah
masyarakat Indonesia. Negara yang menerapkan sistem kapitalisme akan luput dari memenuhi
tanggung jawabnya untuk memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya secara umum.
Negara hanya akan mempermudah akses bagi para elit pemodal untuk mengelola
segala sumber daya alam yang ada untuk kepentingan golongan tertentu. Oleh
karena itu selama Indonesia masih menerapkan sistem kapitalisme niscaya
pengentasan kemiskinanan dan ketimpangan sosial hanya mimpi yang tak akan
pernah terwujud.
Indonesia
membutuhkan sistem yang menjamin pengelolaan
sumber daya alam berada di tangan pemerintah yang hasilnya akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Sistem yang mampu melahirkan penguasa yang
amanah dan tidak melahirkan penguasa yang memanfaatkan jabatanya untuk meraih
keuntungan sepihak yang mengabaikan nasib rakyatnya. Sistem pemerintahan
semacam tersebut hanya bisa di temukan di dalam sistem Islam. Penerapan sistem
pemerintahan Islam pertama kali dicontohkan oleh Baginda Rasulullah saw. di
Madinah dan telah berlangsung sekitar 1300 tahun hingga keruntuhannya pada 03
Maret 1924 di Turki.
Sistem pemerintahan
dalam Islam mengatur kepemilikan harta dan kekayaan kepada tiga jenis. Yakni
kepemilikan individu, umum serta kepemilikan negara. Dimana kepemilikan umum
merupakan sumber kekayaan strategis
seperti tambang mineral, minyak, batu bara dan sumber daya strategis lainnya
yang dikelola oleh negara dan di gunakkan untuk kesejahteraan masyarakat secara
umum. Sumber daya alam strategis dalam pemerintahan Islam tidak akan pernah
diserahkan pengelolaannya kepada pihak swasta atau segelintir orang saja. Hal
inilah yang kan menjamin pendistribusian kekayaan dalam negara yang menerapkan
sistem Islam akan dirasakan secara merata. Oleh karena itu hanya melalui
mekanisme sistem pemerintahan Islam inilah permasalahan sosial baik itu
kemiskinan maupun ketimpangan sosial yang telah lama melanda masyarakat
Indonesia akan mampu dituntaskan.
Wallahu ‘Alam bish Shawab..
Post a Comment