Menyoal Virus Corona dan Solusinya

Oleh: Putri Hanifah, C.NNLP 
(Mahasiswi Sastra Arab Universitas Negeri Malang)

Sebagai mahasiswa yang setiap hari handphone ada di tangan kanannya dan sinyal yang ada di tangan kirinya tentu tidak asing dengan Virus Corona. Ia sempat menduduki trending di dunia maya bahkan sampai beredar meme hoax seperti “Hati-hati Virus Corona tersebar melalui hp xiaomi” atau ngawurnya netizen yang mencocokologi buku Iqra dengan Virus Corona, sungguh miris. Meski begitu masih banyak saja intelektual muda yang percaya dan menyebarkannya. Hmm.Sebenarnya apakah itu Virus Corona?

Virus Corona adalah Virus yang menyerang pernafasan.Virus Corona masih bersaudara dengan penyebab SARS dan MERS. Dikutip dari situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC) gejala Virus Corona ditandai dengan demam, batuk dan nafas pendek. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina akhir desember 2019 lalu, tidak heran Virus ini mewabah di Wuhan, sebab di Cina terdapat pasar daging hewan liar. Bayangkan saja daging hewan liar yang jauh dari kata halal tidak disembelih dengan benar dinikmati begitu saja.

Maka tidak heran jika jumlah korban meninggal dunia akibat Virus Corona terus bertambah. Pihak otoritas Cina mengumumkan pada Kamis (30/1/2020), tidak kurang dari 170 orang meninggal dunia karena terinfeksi Virus Corona dengan kenaikan sebesar 29 persen dari hari sebelumnya. Akibat Virus ini, akses menuju Wuhan dan 16 kota di sekitarnya telah ditutup, sehingga membuat 50 juta orang terisolasi. Sedangkan, jumlah korban yang terjangkit Virus ini sudah mencapai 7.711 kasus di seluruh dunia. Innalillah.

Sementara itu, pemerintah Indonesia cenderung lamban menangani masalah ini. Hingga Rabu (29/1/2020), baru memiliki opsi untuk mengevakuasi WNI di Provinsi Hubei yang berjumlah 243 orang. Pun dengan urusan logistic baru akan dicarikan solusi 4-5 hari setelahnya. Para pemangku kebijakanpun mengemukakan satu suara. Menteri Kesehatan Terawan Agung Putranto, hanya menghimbau WNI, terutama yang berada di Wuhan agar tidak stress. Beliau mengatakan “Virus Corona bersifat swasirna”. Ma’ruf Amin juga mengemukakan hal senada “Dari daerah Cina lain itu masih sifatnya lampu kuning, belum lampu merah.”

Netizen meminta pemerintah untuk sementara menolak kedatangan warga Cina ke Indonesia, tapi respon yang didapat dari Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Achmad Yurianto mengatakan bahwa “Virus ini bisa dicegah tanpa harus ada penolakan”. Dikuatkan lagi dengan pernyataan Wakil Menteri Parekraf Angela Tanoesoedibjo “Tahun lalu terdapat sebanyak kurang lebih 1,9 juta wisatawan dari Cina. Meski begitu, hingga saat ini pihaknya masih dalam proses perhitungan potensi devisa jika wisatawan dari Cina berkurang” semakin memberikan bukti kuat bahwa asas Negara ini dalam mengurusi urusan rakyat adalah untung rugi.

Bukankah sebelum pemilu digelar setiap calon berjanji untuk mensejahterakan rakyat? Tapi mengapa kenyataannya berbeda setelah terpilih? Padahal kesehatan merupakan salah satu hak dasar rakyat yang perlu dipenuhi Negara. Jangankan kesehatan WNI di Cina, soalan BPJS saja dinaikkan 100% tarifnya, sudahlah begitu tidak semua penyakit berat tercover dengan BPJS. Apalagi Virus Corona, yang masih lampu kuning katanya.

Beginilah perwujudan Negara Kapitalis dalam mengelola urusan rakyat asasnya untung rugi. Soalan kesehatan masyarakat bisa lah dipikir nanti. Maka jangan heran jika Indonesia tunduk kepada Cina. Tidak berani menolak kedatangan warganya untuk bertempat tinggal sementara di Indonesia, tidak berani membatasi impor karena memang Indonesia sudah terikat banyak perjanjian dengan Cina yang bisa jadi apabila semua kran terhenti, Indonesia tidak mendapatkan pemasukan dana. Kalaupun mau mengambil hasil sumber daya alam di Negeri ini, sumber daya alamnya saja dikuasai oleh asing dan aseng. Sungguh dua posisi yang sulit.

Begilah ketika Islam tidak dijadikan jalan hidup. Orang akan makan seenaknya. Semua jenis makanan dimakan tanpa pandang ini halal atau haram, mengurusi urusan rakyat mindsetnya untung rugi. Akhirnya terjadi banyak ketidakaturan yang kita dapati, karena manusia suka seenaknya sendiri.Maka apabila pemerintah mau mengambil langkah tegas untuk menyelamatkan kesehatan WNI-nya baik yang di Cina ataupun yang di Indonesia tidak ada jalan lain selain memutus rantai kapitalisme yang dijadikan asas dalam seluruh kehidupan termasuk mengurusi urusan rakyat, kemudian kembali kepada solusi Islam.

Sebab Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Ketika masuk kamar mandi diatur, soalan makanan diatur (makanan apa saja yang boleh dimakan, proses penyembelihannya, makan dengan tangan kanan dll), bahkan sampai urusan kenegaraan juga diatur. Benar sekali bahwa aturan haruslah datang dari yang Maha Benar dan Maha Kuasa. Supaya tidak menimbulkan pertentangan dan ketidakberaturan. Maka mari sebagai mahasiswa kritis dan sokutif turut memperjuangkan kembalinya Islam diterapkan hingga tataran Negara. []

Post a Comment

Previous Post Next Post