Komunisme Dan Kapitalisme Tak Kan Hancur Karena Corona?


Goresan Pena Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Pemerhati Politik Asal NTT)

Setelah runtuhnya Khilafah Usmani pada 3 Maret 1924, 2 ideologi mempimpin dunia yakni Kapitalisme dan Komunisme. Uni Soviet sempat menjadi lawan tangguh bagi Amerika Serikat tetapi di kemudian hari runtuh. Perang dingin (cold war) dimenangkan kubu AS.

AS yang merasa diri telah benar-benar berkuasa ternyata mendapat saingan baru dalam ekonomi yaitu China. China dengan cepat menjadi negara raksasa ekonomi nomer dua di dunia menyaingi kapitalis Barat.

Negara Komunis yang berhaluan ekonomi kapitalis ini menjerat banyak negara utang luar negeri. Negara ini memaksa negara-negara lain masuk dalam proyek One Belt One Road (OBOR) dalam rangka penjajahan ekonomi.

Xi Jingping merasa semuanya akan berjalan mulus dan yakin pada peringatan ulang tahun ke 100 (1 abad emas) pada tahun 2029 China akan menjadi negara pemegang kekuasaan ekonomi terbesar di dunia bahkan AS pun akan bertekuk lutut. "Tidak ada kekuatan yang mampu menggoncang China" ujarnya.

Namun Corona datang menghantam sendi-sendi kehidupan di China. Menurut data Reuters, 1.300 orang meninggal dunia dan 50.000 orang terinfeksi. Hal ini wajar mengingat populasi China yang sangat padat 1,5 M orang, di Kota Wuhan 4 juta orang dan di Provinsi Hubei 11 juta orag. Corona virus yang tak mudah dideteksi, cepat menjalar dan belum jadi vaksinnya.

WHO mengatakan vaksin untuk menyembuhkan penyakit Virus Corona baru bisa dipakai 18 bulan kemudian. Banyak pengamat ekonomi mengatakan Ekonomi China yang tumbuh pesat 6,2% pada tahun 2019 akan mengalami perlambatan hingga di atas 1% jauh lebih besar dari perlambatan wabah SARS di Guandong 0,5%. Diperkirakan jika China tidak dikarantina, Virus Corona akan mematikan 60% warga dunia. Bank Dunia pun menolak memberikan pinjaman kepada China.

Walaupun AS tampaknya senang dengan keadaan ekonomi China, AS perlu berhati-hati agar virus Corona tidak sampai berkembang di negaranya.

AS dan kebanyakan negara di dunia telah melakukan pembatasan hubungan ekonomi dengan China misalnya dengan cara menghentikan penerbangan dan hubungan ekspor dan impor. Banyak pengamat menduga Corona mampu menyebabkan resesi atau krisis ekonomi global.

Kemudian pertanyaannya adalah apakah China akan hancur jika Corona semakin menyebar di China dan warganya tak bisa menyelamatkan diri keluar dari negerinya? Vaksin baru siap 1 tahun 6 bulan kemudian namun efeknya sungguh luar biasa. Akan semakin banyak nyawa yang melayang dan banyak perusahaan terancam bangkrut.

Walaupun AS China terlibat perang dagang, AS masih sangat "menyayangi" China karena kuatnya kepentingan ekspor dan impor kedua negara. Runtuhnya ekonomi China tidak serta merta membuat AS sebagai pemegang kedaulatan ekonomi tertinggi. Virus Corona tidak akan menghancurkan kedua negara.

Mengapa? Karena kedua-duanya bukanlah negara yang dibangun atas basis kesehatan atau ekonomi. Kemajuan iptek pun bukan asasnya jadi walaupun Corona mampu menghabisi hingga 80% populasi dan ekonomi, China akan kembali bangkit karena ideologi komunisnya.  Terbukti China pernah menjadi raksasa ekonomi pasca serangan wabah SARS.

AS juga demikian jikalau Corona berpindah ke sana tak akan menghancurkan negara yang berideologi kapitalisme ini. AS pernah bangkit setelah musim kelaparan dan beberapa kali krisis ekonomi. Contoh negara yang bangkrut karena ideologi adalah Unis Soviet. Negeri-negeri Kaum Muslimin yang berbasis Islam seperti Pakistan, Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan dan lain-lain berhasil menjatuhkan Uni Soviet hingga sekecil Rusia. Tentu saja peran ideologi sangat dominan.

Ekonomi bisa saja ambruk tetapi hanya menghasilkan ketergantungan kepada negara lain. Sedangkan ideologi tak akan pernah ambruk. Komunisme dan Kapitalisme seperti dua saudara kandung yang berebut kue. AS pun ingin menolong China tetapi dengan memberikan pinjaman baru untuk meningkatkan ketergantungan China dan meredakan kemungkinan krisis ekonomi global.

Bagi AS, China bukan ancaman. AS dan China tidak ingin saling serang secara militer. Satu-satunya ancaman bagi keduanya adalah ideologi Islam yang diprediksikan akan muncul dari Timur Tengah. AS sadar negeri-negeri Kaum Muslimin walaupun belum mempunyai kekuatan ekonomi, memiliki potensi untuk bersatu menjadi negara yang besar. AS yakin ideologi Islam akan menghentikan penjajahannya di dunia sehingga AS menempatkan pasukannya di Suriah, Irak dan Afganistan. AS pun di balik kasus Sudan, Libya dan lain-lain.

China pun menganggap Islam menjadi ancaman bagi ideologinya dengan menganeksasi Uighur ke dalam negaranya. Namun sebagai golongan yang beriman Kaum Muslimin mesti yakin dengan janji Allah SWT dengan tegaknya kembali Khilafah Islam yang akan menyelamatkan dunia dari jeratan Komunisme dan Kapitalisme. Khilafah akan Menghapus ideologi China dan Amerika dan mengganti sistem ekonomi ribawi dan politik sekuler dunia dengan Sistem ekonomi dan politik Islam seperti dulu Khilafah Islam pernah memakmurkan 2/3 dunia dalam kurun waktu 14 abad.[]

Bumi Allah SWT, 15 Februari 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post