Oleh : Masita
(Penggiat Media Muslimah Kolaka)
Tempo.Co., Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta lembaga pendidikan lebih jeli melihat kebutuhan dunia industri agar tidak banyak sarjana yang menganggur.
“Saat ini banyak sarjana yang belum terserap jadi tenaga kerja andal. Hal ini akibat tidak jelinya lembaga pendidikan menangkap kebutuhan pasar tenaga kerja sarjana strata satu angkatan ke XXIII Sekolah Tinggi Agama Islam Shalahuddin Al-Ayyubi, di Gedung serbaguna I, Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad, 26 Januari 2020. Ma’ruf menyayangkan hal itu terjadi. Padahal, kata dia, seiring pertumbuhan dunia industry kebutuhan akan tenaga kerja yang andal semakin besar. Oleh karena itu, Ma’ruf meminta para pendidik memperhatikan betul kompetensi anak didiknya. Para pendidik harus bisa membuat muridnya menguasai keahlian tertentu.
Pemerintahan saat ini sedang fokus membangun sumber daya manusia yang menjadi satu dari lima fokus pemerintah dalam menyambut Indonesia Maju. Lima hal itu adalah SDM unggul, melanjutkan infrastruktur, menyederhanakan regulasi, reformasi birokrasi, dan tranformasi ekonomi. “Oleh karenanya penguasaan kompetensi spesifik bagi peserta didik harus jadi bagian penting yang harus dikedepankan oleh pendidik dan lembaga pendidikan,” kata Ma’ruf Amin.
Sejalan dengan itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem makarim juga meluncurkan empat program kebijakan untuk perguruan tinggi yang bertajuk “kampus merdeka”, berupa Kemudahan membuka program studi baru, Perubahan sistem akreditasi, Kemudahan kampus menjadi badan hukum, Mahasiswa magma 3 semester. Dengan inovasi yang diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu maka akan membuka peluang besar bagi bagi universitas untuk meluncurkan prodi baru yang nantinya akan bekerjasama dengan pihak ketiga, yakni industry kelas dunia, BUMN dan BUMD atau top 100 world Universitas berdasarkan QS ranking. Artinya dunia pendidikan indonesia pun akan dicampur tangani oleh asing, termasuk kebijakan-kebijakan di dalamnya. Yang akan semakin memperkuat liberalisasi dunia pendidikan saat ini.
Telaah Akar Masalah
Jika kita melihat pendidikan di Indonesia saat ini sudah cukup sangat memuaskan dari sisi pengetahuan. Memang jika berbicara kepribadaan masih jauh dikatakan bagus karena masih banyaknya masalah-masalah yang terjadi dalam internal mahasiswa. Tapi indonesia sendiri sudah cukup besar menyumbang tenaga kerja yang cerdas dan mumpuni ke asing dan jarang untuk diberdayakan ditanah air. Untuk mengisi tenaga kerja di industry misalnya, faktanya indonesia memiliki jumlah pengangguran yang sangat besar. Ini menandakan bahwa bukan masalah SDM nya melainkan peluang kerja yang memang sangat kecil, dimana rata-rata dikuasai oleh tenaga kerja asing. Sehingga wajarlah jika jarang didapati pekerja lokal.
Kebijakan ini justru membuka kesempatan besar bagi para kapitalisme untuk semakin menjajah indonesia. Mengapa tidak? Dengan meluncurkan program baru ini otomatis membutuhkan dana dan juga tenaga yang besar. Butuh bangunan baru, dosen dan fasilitas lainnya sehingga akan menambah pengeluaran yang besar. Maka hutang pun akan semakin menggunung pada akhirnya, sebab ini akan menjadi peluang besar-besaran untuk membuka investasi bagi para investor. Dan kampus akan menjadi salah satu tempat yang paling empuk untuk mengaruskan ide liberalisasi. Mahasiswa tidak akan bebas beraktivitas akan lebih ketat pemantauannya terutama dalam kegiatan lainnya misalnya pengajian. Karena sejalan dengan slogan Indonesia Maju yang akan mewujudkan SDM unggul maka mahasiswa akan semakin disibukkan dengan bermacam kegiatan belajar ataukah tugas.
Mahasiswa akan kehilangan jati dirinya sebagai agen of change karena disibukkan tugas dan mainset berpikirnya akan berfocus pada pekerjaan yang baik setelah kuliah. Maka akan mengakibatkan hilangnya peran agama dalam kehidupannya. Sejalan dengan akidah kapitalisme yang akan memisahkan agama dalam kehidupan, ini merupakan salah satu cara yang mereka gunakan untuk semakin menjauhkan peran agama dalam kehidupan. Serta semakin membuka peluang besar untuk meraih kepentingannya dengan melakukan investasi dalam pengembangan yang disediakan program baru pendidikan hari ini.
Tak heran bahwasanya sudah menjadi wajar, jika hal ini terjadi apalagi dizaman modern saat ini yang semua serba hebat dan cepat. Tanpa memikirkan nasib tenaga pendidiknya dan juga akan berimbas pada naiknya spp mahasiswa, bisa saja justru menjadikan banyak mahasiswa yang mengundurkan diri ataukah tak berminat untuk kuliah. Dan seharusnya kampus tak mudah untuk diobrak-abrik, sebab disana tempatnya melahirkan generasi-generasi cerdas nan berkualitas yang akan merubah kondisi dunia hari ini yang jauh dari kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, campur tangan asing dalam pendidikan akan berimbas pada pembatasan ajaran agama islam, sebagaimana yang kita lihat bahwa kapitalisme hari ini berusaha keras untuk memisahkan agama dari kehidupan dengan terus menancapkan ide-ide liberalisasi ke otak-otak manusia. Sehingga manusia lupa untuk kembali pada Pencipta dan lebih menyibukkan diri pada kehidupan semata. Jika memang demikian maka isu war on radicalism yang dicanangkan diseluruh dunia lebih muda bagi kapitalisme untuk mengawasi bibit radikal yang ada di kampus.
Sejatinya sudah saatnya kita menghempaskan penjajahan asing melalui berbagai macam tipu daya melalui investasi yang di gaungkan. Melalui pembangunan baik pemberdayaan manusia, infrastruktur, pinjaman dan sebagainya. Karena asing akan selalu mengurusi Negara jajahannya bahkan sampai ke ranah pribadi individu.
Kembali Kepada Islam
Solusi persoalan pendidikan hari ini adalah dengan perbaikan sistemnya, mengganti kepitalisme dengan islam semata. Kapitalisme telah terbukti tidak mampu menyelesaikan masalah yang ada. Islam membangun pendidikan karena akidah islam, yang mana bukan hanya ilmu pengetahuan saja, tapi akan mewujudkan individu-individu yang senantiasa tunduk pada Pencipta. Yang jika ia mengimani, maka akan menyadari posisinya tanpa dipaksa dia akan melakukan sesuai dengan aturan hukum Syariat. Dan pengelolaan pendidikan akan diserahkan kepada Negara sebagai pelaksana kepentingan umat dan akan melihat dan menyortir program studi yang di anggap tidak perlu dan membangun pendidikan yang maju dengan menggunakan dana yang menjadi khas Negara bukan sistem investasi atau membiarkan pihak luar mengelolanya.
Islam juga membuktikan bagaimana jika pendidikan diatur dengan aturan islam yang akan melahirkan individu-individu berkepribadian islam yang terpancar di pola pikir dan sikapnya, yang senantiasa menempatkan Allah SWT disetiap sisinya. Dan pendidikan islam menghasilkan generasi-generasi cerdas berkualitas seperti Ibnu Sina, Al Khawarizmi, Ibnu Khaldun dan sebagainya. Yang kala itu mampu mengungguli pendidikan asing. Bahkan mempu menciptakan bermacam penelitian-penelitian luar biasa yang dipake sampai hari ini tentang konsep pembuatan pesat, ilmu bedah dan yang lainnya. Pun menguasai ilmu fiqih, hadist, hafidz dan ilmu-ilmu lainnya. Wallahu a’lam
Post a Comment