Oleh : Siti Nurjannah
(Ibu ideologis)
Jumlah kematian akibat virus corona di China terus meningkat. Hingga kini, sebanyak 56 orang tercatat telah meninggal dunia, sementara yang terjangkit virus menurut China Central Televison (CCTV) dan dilansir Reuters pada Ahad (26/1). Saat ini jumlah warga China yang terinfeksi virus corona mencapai 1.975 orang.
Virus corona baru atau dikenal dengan istilah Novel 201 coronavirus (2019 n-Cov) mulanya terdeteksi di Kota Wuhan pada Desember 2019. Sejumlah warga di sana tiba-tiba menderita penyakit pneumonia misterius.
Diselidiki bahwa Penyebab virus Corona adalah makanan yang tidak wajar, seperti kelelawar, katak, ular, tikus dan hewan menjijikkan lain nya yang tak ladzim di makan oleh manusia dan tentunya di haramkan oleh Allah.
Saat ini penyebaran virus Corona tergolong pesat, karena selain penyebaran virus tersebut bisa melalui kelelawar, ular, tikus. Virus tersebut juga bisa menyebar melalui manusia dan udara. Merebaknya wabah virus Virus corona 2019-nCoV membuat sejumlah negara was was. Apalagi, virus yang disebut mirip sindrom pernapasan akut berat (SARS) itu telah menjangkit 1.448 orang dan menyebar di 12 negara. Termasuk, negara tetangga Indonesia seperti Singapura, Malaysia, dan Australia.
Sementara di Indonesia dugaan adanya orang-orang yang terjangkit virus Corona ada di beberapa daerah seperti Jambi, Bandung, Manado, Surabaya, Cirebon, Purwokerto. Masing-masing RSUD daerah tersebut menyatakan bahwa ada pasien yang mengalami gejala-gejala yang sama dengan para penderita penyakit yang di sebabkan dari daerah Wuhan di China.
REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis berencana untuk mengevakuasi warganya dari kota Wuhan di Cina, pusat epidemi virus corona yang mematikan. Begitu juga yang di lakukan oleh Negara Amerika, Rusia. Seperti yang di lansir dari suarasurabaya.net - Amerika Serikat merencanakan penerbangan carter pada Minggu (26/1/2020) untuk membawa warga negara dan diplomatnya kembali dari kota Wuhan di China, pusat penyebaran virus corona, surat kabar Wall Street melaporkan pada Sabtu (25/1/2020).
Lalu, apa yang sudah di lakukan oleh Indonesia mengenai virus yang berbahaya itu? Tentunya kita ingin tahu tindakan pemerintah dalam meriayah masyarakat nya, apalagi bersangkutan dengan masalah yang urgen. Memang sulit untuk di percaya tapi begitulah faktanya, ketika dunia sudah menyatakan siaga 1 Virus Corona, Indonesia malah tidak melarang para turis Cina berkunjung ke Indonesia. Begitupun sebaliknya, tidak ada larangan bagi warga Indonesia yang ingin berkunjung ke Cina.
Netizen juga menyayangkan sikap Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang menerima 174 turis asal Kunming, China, di Bandara Internasional Minangkabau di Padang pada Minggu (26/1)
Ratusan turis tersebut disambut langsung oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno dan Sekda Sumbar Alwis.
Seperti yang di katakan oleh dr. Anas Ma'aruf : "Kita tidak melakukan restriksi, pembatasan perjalanan orang, karena bisnis bisa merugi, ekonomi bisa berhenti," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I, Bandara Soekarno-Hatta, dr. Anas Ma'aruf di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (22/1/2020) malam.
Melihat Pernyataan pejabat bahwa tidak ada pembatasan masuk dan keluarnya wisatawan Cina karena bisa merugikan bisnis menujukkan bagaimana prioritas negara. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah lebih memikirkan untung rugi bisnis dibanding perlindungan total terhadap rakyat. Apalagi ini sudah sangat berbahaya.
Ketika semua negara waspada dan melakukan tindakan pencegahan terhadap penyebaran CoronaV, pemerintah Indonesia tidak segera mengambil tindakan pencegahan total, yaitu dengan kebijakan travel warning atau larangan masuknya turis Cina. Antisipasi pemerintah hanya sebatas memasang 135 alat pengukur suhu tubuh/Thermo scanner, cuci tangan dengan sabun secara rutin, memakai masker jika sedang berada di kerumunan orang, dan 100 rumah sakit rujukan yang siap merawat pasien yang terjangkit gejal virus Corona. Tentunya hal ini bukan langkah pencegahan yang hakiki, ini adalah langkah ketika virus sudah terlanjut menyebar. Yang lebih parahnya lagi, masyarakat di himbau untuk tidak cemas yang berlebihan menghadapi masalah CoronaV yang menjadi perhatian dunia.
Keterlaluan, itulah kata yang tepat untuk kondisi pemerintah saat ini. Jaminan masyarakat untuk mendapatkan perlindungan dari pemerintah sangat minim, mengingat upaya yang dilakukan oleh pemerintah tidak sesuai dengan yang di harapkan oleh masyarakat.
Wabah penyakit menular yang berbahaya di zaman Rasulullah yang cukup di kenal yaitu Pes dan Lepra.
Saat itu Nabi pun melarang umatnya untuk memasuki daerah yang terkena wabah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu," (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Inilah metode karantina yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan bagi mereka yang bersabar akan mendapat pahala sebagai mujahid di jalan Allah. Karena sejatinya bagi kaum muslim, ketika Allah menguji dengan sakit, itu di jadikan sebagai penggugur dosa ketika kita ikhlas menghadapi sakit tersebut. Kemudian mengenai munculnya virus Corona di sebabkan oleh makan makanan yang tidak layak, menjijikkan, dan haram tentunya. Allah sudah menegaskan di dalam kitab suci Al-Qur'an :
ÙˆَÙƒُÙ„ُواْ Ù…ِÙ…َّا رَزَÙ‚َÙƒُÙ…ُ اللّÙ‡ُ Øَلاَلاً Ø·َÙŠِّبًا ÙˆَاتَّÙ‚ُواْ اللّÙ‡َ الَّØ°ِÙŠَ Ø£َنتُÙ… بِÙ‡ِ Ù…ُؤْÙ…ِÙ†ُونَ ﴿٨٨﴾
"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." TQS Al-Ma'idah : 88
Di dalam sistem Islam, pemimpin mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang besar bagi warga negaranya mencakup seluruh aspek kehidupan, termasuk makanan, kesahata, dan kesejahteraan. Berbeda dengan sistem yang bertengger saat ini, yakni kapitalisme.
Materi adalah segalanya di sistem sekarang, tak perduli dampak buruk bagi masyarakat, yang penting keuntungan bagi para koorporasi terpenuhi. Nyawa yang tergadaikan demi keuntungan sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka, sementara di dalam Islam ketika 1 nyawa melayang karena kelalaian penguasa dosa nya sudah luar biasa.
Ketika manusia mengambil hukum bukan berdasarkan apa yang ditetapkan oleh Allah, mustahil untuk mendapatkan kesejahteraan bagi umat manusia. Bahkan kesejahteraan dalam sistem demokrasi kapitalism hanya isapan jempol belaka. Karena standar dalam sistem demokrasi kapitalism adalah materi, bukan ridlo Allah dan akan terwujud ketika sistem Islam berdiri dalam naungan Khilafah Islamiyah.
Wallahu'alam bisshowaab
Post a Comment