BY : Zulaeha Mabud
(Aktivis Islam Muslimah Peduli Umat)
Demokrasi lahir dari masa kegelapan (resenance) saat itu gereja mendominasi atas kekuasaan, sehingga kolaborasi antara penguasa dengan para pemuka agama (Rahib / pendeta) hasilnya adalah menindas rakyat atas nama tuhan, sehingga muncullah para intelektual mereka bersepakat agar urusan tuhan (agama) tidak boleh di campur dengan urusan kekuasaan karena menurut pendapat mereka agama itu suci dan politik itu kotor.
Dari pendapat tersebut diatas muncullah istilah vox populi, vox dei adalah suara rakyat sejatinya adalah suara tuhan artinya suara rakyat harus dihargai sebagai penyampai kehendak Ilahi.
Fatalnya demokrasi di ekspor ke negeri - negeri umat islam, dan umat islam menerimanya dengan alasan demokrasi mirip dengan islam, dengan contoh dalam demokrasi ada prinsip di sebut dengan musyawarah dengan prinsip berdiskusi atau rembukan dan dalam islam mereka sangat menjunjung tinggi musyawarah, sehingga di katakan demokrasi ada musyawarah dan dalam islam ada musyawarah sehingga mereka katakan dalam demokrasi berasal dari islam, masya Allah, sungguh keliru.
Betulkah demokrasi berasal dari islam? Mari kita kaji lebih jauh demokrasi dalam pandangan islam. Di dalam pandangan demokrasi, kedaulatan itu ada di tangan rakyat, rakyatlah yang membuat undang - undang, mengangkat kepala negara dan sekaligus memberhentikan artinya rakyatlah pembuat produk hukum untuk penguasa dan penguasa mengatur rakyat dengan hukum tersebut. Bagaimana dengan islam? Di dalam pandangan islam kedaulatan ada di tangan syara’ artinya yang berhak membuat hukum atas manusia adalah Allah bukan manusia dan manusia mempunyai kewajiban untuk mentaatinya, sebagaimana firman Allah di QS.Yusuf:40 artinya “ Tidak ada hukum kecuali hanyalah kepunyaan Allah. Artinya manusia tidak berhak membuat hukum atas nama dirinya sendiri, inilah perbedaan prinsip antara islam dan demokrasi
Fakta hari ini seluruh dunia islam bangga dengan demokrasi, bahkan mereka menyatakan bahwa semakin demokrasi semakin dekat dengan islam, pertanyaannya kalau semakin dekat dengan islam kenapa bukan islam saja di ambil? Kenapa harus demokrasi?bukankah islam itu original sedangkan demokrasi itu palsu, merusak dan gatol (gagal total), contoh emas, yang satu original dan satu lagi KW, pilih mana ? pasti pilih emas original bukan emas KW.
Oleh karena itu pertama seharusnya mulai sekarang kaum muslimin menolak demokrasi karena bertentangan dengan islam secara hakiki, karena demokrasi sesungguhnya produk hukumnya berasal dari akal manusia, sehingga manusialah yang membuat hukum atas diri mereka sendiri, dan mengabaikan hukum Allah, secara hukum islam ini sangat fatal karena yang berhak mengatur manusia adalah Allah SWT. Kedua dapatkah demokrasi mengatur manusia? Tidak, karena negara yang paling demokratis sekalipun tidak dapat bersikap demokrasi, contoh Amerika, ketika menyerang iran, irak, suriah, apakah presidennya meminta izin sama parlemen? Tidak, bahkan mengambil keputusan tanpa persetujuan. Begitu juga dengan negeri yang kita cintai ini, Indonesia, ada wakil rakyat yang tentu suaranya representase dari raktyat itu sendiri, apakah kebijakanya slalu meminta pendapat wakil rakyat misalnya menaikkan bbm, listrik,bpjs, tiket pesawat, jalan tol dll? tidak karena setiap kebijakan yang ditetapkan itu sudah diputuskan terlebih dahulu baru didiskusikan dengan wakil rakyat, sehingga dipastikan setiap kebijakan tidak berpihak kepada rakyat, sehingga saatnya kita tinggalkan demokrasi karena selain bertentangan dengan islam, demokrasi adalah sistem yang rusak, busuk dan bohong.
Post a Comment