Antara Corona dan Stabilitas Ekonomi

Penulis : Siti Fatimah 
(Pemerhati Sosial dan Generasi)

Sepertinya perhatian dunia saat ini sedang tertuju pada keberadaan si makhluk halus Corona yang tak kasat mata, yang mampu menumbangkan sekitar 131 orang dan menjangkiti sejumlah dokter yang bertugas di Rumah Sakit Kota Wuhan. Virus Corona jenis baru, 2019-nCoV, yang mewabah di Wuhan membunuh 25 orang lagi. Dengan demikian, total korban meninggal di China akibat penyakit tersebut sudah mencapai 131 orang dan sekitar 4.000 orang terinfeksi (Cnnindonesia.com, 29/1/2020).

Virus nCoV ini telah menyebar di 18 kota di Tiongkok dan sudah masuk di 13 negara termasuk Indonesia. Virus ini masih satu golongan dengan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang telah menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia pada tahun 2003. Virus SARS ini juga berasal dari Tiongkok. Namun virus ini berbeda dalam hal penularannya, ia mampu menyebar meskipun pada masa inkubasi. Rentang waktu masa inkubasi kurang lebih selama 14 hari sejak virus masuk kedalam tubuh dan menunjukkan indikasi (gejala sakit).

Virus Corona ditemukan pertama kali di kota Wuhan Tiongkok pada Desember 2019. Gejala yang diperlihatkan nCoV ini hampir sama dengan virus SARS yaitu seperti gejala influenza disertai demam tinggi (lebih dari 38°C), batuk-batuk, dan sesak nafas. Apabila pasien memiliki riwayat pernah bepergian ke negara Tiongkok, maka bisa dipastikan ia terjangkiti Virus Corona.

Spekulasi menyebutkan bahwa virus ini muncul pertama kali di pasar makanan laut kota Wuhan. Diduga warga setempat memiliki kebiasaan memakan makanan ekstrim yang dijual di pasar tersebut. Mereka menjual daging diantaranya ular, kelelawar, biawak, anjing, kucing, dan beberapa jenis makanan yang tidak halal lainnya. Kebiasaan mereka yang suka menyantap sup kelelawar dan ular diduga menjadi penyebab mereka tertular virus yang biasanya terdapat pada hewan, yang kemudian dapat disebarkan dari manusia ke manusia.

Menyikapi adanya virus yang sangat berbahaya ini sejumlah negara mengambil kebijakan untuk memulangkan warga Tiongkok kembali ke negaranya untuk menghindari penyebaran virus. Negara Filipina misalnya telah menghimpun 500 orang turis cina dan memulangkan mereka kembali ke Tiongkok. 
Sementara itu Pemerintah Perancis berupaya untuk menarik warganya dari kota Wuhan dengan memberikan fasilitas medis dan transportasi khusus.
Amerika Serikat dan Jepang pun berupaya mengevakuasi melalui penerbangan carter untuk membawa warga negara dan diplomatnya kembali dari kota Wuhan Tiongkok. Rusia pun melakukan tindakan yang sama meskipun hingga saat ini belum ada laporan warga Rusia yang terinfeksi virus 2019- nCoV tersebut.

Lain lagi dengan negeri +62, di saat negara-negara lain sangat mencemaskan keselamatan warganya, melakukan upaya yang maksimal untuk menarik mereka dari daerah sumber penyebaran virus, ataupun menutup akses masuk warga Tiongkok ke negara mereka, Indonesia malah menyambut datangnya ratusan turis asal Tiongkok ini masuk ke Sumatera Barat. Hal ini menuai kritik pedas dari warga Sumatera Barat dan juga warganet Indonesia. Tak hanya di Sumatera Barat, turis-turis ini juga masuk ke daerah Batam, Kepulauan Riau.

Sangat disayangkan, pemerintah kita malah tidak melakukan pencegahan yang berarti selain menunjuk beberapa Rumah Sakit sebagai tempat perawatan dan isolasi serta menyediakan thermal scanner di bandara international untuk memantau para turis tersebut di terminal kedatangan. Padahal virus ini mampu menular meskipun pada masa inkubasi di saat penderita belum merasakan gejala apapun pada tubuhnya.

"Ya kita tidak melarang (masuknya turis China) ke Indonesia kecuali Wuhan, (yang dilarang masuk) cuma satu (yaitu Wuhan)," kata Menhub Budi Karya usai rapat membahas virus corona di Kemenhub, Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (27/1).

"Kita tidak melakukan restriksi, pembatasan perjalanan orang, karena bisnis bisa merugi, ekonomi bisa berhenti," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I, Bandara Soekarno-Hatta, dr. Anas Ma'aruf di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan pada Rabu (22/1/2020) malam.

Bagaimana bisa pejabat-pejabat negeri ini tidak begitu peka terhadap kegelisahan warga yang cemas terhadap virus mematikan ini ? Bahkan mereka sempat memikirkan tentang stabilitas ekonomi yang merugi bila tidak mempersilahkan para turis ini datang berkunjung. Tidakkah mereka berfikir bila wabah ini sampai masuk ke Indonesia dan menjangkiti masyarakat secara cepat dan meluas seperti yang terjadi di Wuhan, mampu membuat ekonomi kita kollaps dan dana APBN untuk penanggulangan bencana bisa jebol?

Dari sini kita bisa melihat bahwa negara yang menganut Sistem Ekonomi Kapitalis itu lebih memikirkan uang dan keuntungan, lebih memprioritaskan untung rugi atas bisnis yang mereka jalankan yang nota bene bukan untuk kepentingan rakyat melainkan untuk korporasi, kerajaan bisnis para penguasa dan juga mitra bisnis mereka. Kesejahteraan dan keselamatan rakyat bukanlah yang diutamakan.

Virus corona ada atas kehendak Allah SWT sebagai azab bagi yang dzalim dan ujian bagi yang mukmin serta sebagai pembelajaran untuk umat manusia seluruhnya hendaknya mematuhi perintah Allah SWT dan Rosul-Nya, serta menerapkan hukum Islam dan tunduk kepada syariat.

Tindakan antisipasi atas penyebaran wabah virus ini sebenarnya bisa mencontoh dari apa yang Rosulullah perintahkan dalam manangani suatu wabah penyakit. 
Rasulullah bersabda, "Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat itu," (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Islam memiliki aturan menyeluruh, hukum Islam mengatur segala aspek kehidupan. Bahkan Islam mengajarkan aturan yang mungkin dianggap sepele sekalipun misalnya dalam hal buang air kecil. Apabila yang kecil saja ada aturannya apalagi dalam mengatur masyarakat luas, ekonomi, dan negara. Maka sungguh merupakan orang yang tidak berilmu apabila ada yang mengatakan bahwa Sistem Pemerintahan Islam dalam bingkai Khilafah adalah sistem yang merusak dan haram untuk ditiru.

Post a Comment

Previous Post Next Post