UMAT ISLAM TAK PUNYA PELINDUNG

Oleh : Rasnia Lukman

Kondisi umat Islam diseluruh pejuruh dunia sangat memperihatinkan. Bahkan dibeberapa negara mengalami kondisi paling terpuruk. Misalnya yang terjadi di Palestina. Pilu Palestina memang tak pernah usai, negeri kaum Muslimin tersebut selalu mendapat serangan bertubi-tubi dari Israel, yang mengakibatkan banyak korban jiwa berjatuhan, kehilangan tempat tinggal dan fasilitas umum yang mereka miliki. 

Muslim Rohingya di Myanmar, mereka mengalami penindasan, dan pengusiran, oleh para Biksu dan junda militer, bahkan mereka dibantai secara besar-besarnya. sehingga mereka menyelamatkan diri dengan mengungsi ke negeri tetangga sekalipun kerap kali mendapat penolakan.

Selanjutnya kondisi umat Musim yang berada diUighur, yang mana mereka tak henti mendapat siksaan dari pemerintahnya yakni Cina. Penindasan yang dialami seperti dilarang menggunakan nama untuk bayi yang baru lahir beraur islam/arab, tidak mendapat pekerjaan jika memiliki nama yg islami, menyita Al Qur’an, sejadah, melarang atribut yang menyimbolkan islam, sebelum shalat harusmengadakan upacara bendera dan kulian patriotism, mencopot kaligrafi tauhid La Ilaha illallah di dinding masjid, mereka diawasi gerak geriknya oleh pemerintah cina. dan penindasan yang lainnya.

Penjelasan diatas merupakan kondisi kaum muslim di beberapa negara yang terekspos sekalipun banyak yang tidak digambarkan diatas, belum lagi dengan yang tidak terekspos. 
Melihat penderitaan kaum Muslim yang terus di siksa, dirampas hak-haknya, merupakan pelanggaran HAM kelas kakap, tapi dunia bungkam. Para penguasa negeri-negeri Muslim pun hanya diam, sekalipun bersuara mereka hanya mengecam dan mengutuk.

Fakta diamnya dunia Islam terhadap kekejaman Cina terhadap Muslim Uighur, juga derita Muslim Rohingya dan Palestina menegaskan bahwa saat tiada khilafah umat Islam tak punya pelindung. Bahkan tidak bisa berharap perlindungan dan pembelaan dari negeri muslim terbesar seperti Indonesia untuk menyelamatkan saudara  muslim Rohingya. 

Posisi Indonesia sebagai pemimpin ASEAN maupun anggota Dewan Keamanan pun tidak berpengaruh terhadap sikap pembelaannnya. Bila ada negeri kecil yang jauh di Afrika Barat (Gambia) menunjukkan protes dan menggugat  kekejamana Myanmar terhadap Rohingya melalui lembaga dunia, seharusnya menggugah seluruh dunia Islam untuk bersikap lebih baik sebagai manifestasi ukhuwah Islamiyah. 

Sayangnya, itu tidak terjadi karena beragam alasan. Maka umat harus menyadari, tidak bisa dihentikan penindasan terhadap muslim sampai tegak khilafah Islamiyah.

Khilafah adalah sebuah negara, dengan pemimpinnya disebut Khalifah. Seorang Khalifah akan menjadi perisai untuk melindungi rakyatnya. Rasulullah ﷺ bersabda,

إنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ، فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدَلَ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ، وَإِنْ يَأْمُرْ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ
“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’azza wajalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)
Allahu a’lam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post