Sambut Khilafah Pembebas Kota Roma

Oleh: Aulia Rahmah
Kelompok Penulis Ideologis

Ketika seorang sahabat bertanya "Dua kota ini, manakah yang dibuka lebih dulu ? Rosulullah Saw menjawab: "Kota Heraklius dibuka lebih dulu, yaitu Konstantinopel" (HR. Ahmad, Addarimi,dan al Hakim)

Sungguh perkataan Rosulullah adalah suatu kebenaran, meyakininya adalah bagian dari keimanan. Sudah sepatutnya bagi Umat Islam untuk mewujudkan kepemimpinan dan menjalankan roda pemerintahan sesuai dengan perintah Allah dan RosulNya. Selanjutnya berupaya dengan mengerahkan seluruh energi untuk mewujudkan bisyaroh tersebut. Karena modal inilah yang terus diupayakan oleh para pendahulu - pendahulu kita, para kholifah untuk kita jadikan cerminan.

Sudah menjadi Sinnatullah bahwa pasang surut peradaban manusia akan dipergilirkan. Begitu juga dengan peradaban kaum Muslimin. Ada masa keemasan, tingginya norma dan kemajuan di segala bidangnya. Tetapi ada pula masa gelap gulita dipenuhi intrik dan kedzaliman. Ketika Islam mendarah daging di tubuh umatnya, maka kemajuanlah yang diraih. Namun sebaliknya, jika Islam dijauhkan dari kehidupan, ditutup - tutupi keagungan nilainya, sehingga umat terlena oleh nafsu kesenangan dunia, maka Umat Islam akan terpuruk dan menjadi obyek penjajahan.

Bangsa Arab sebelum datangnya Islam adalah bangsa yang rendah akhlak nya, rusak hubungan sosialnya dan tidak begitu diperhitungkan oleh bangsa - bangsa lainnya. Kekuasaan di Mekkah yang didasarkan oleh keserakahan dan nafsu setan berhasil digulingkan oleh para tentara Islam yang gigih, sabar dan tak kenal putus asa. Cerita berubah ketika cahaya Islam menyinarinya, Negara yang dibangun oleh Rosulullah mengubah rendahnya orientasi hidup manusia. Negara yang didirikan dengan asas akidah Islam tersebut mampu menjunjung tinggi derajat kemanusiaan dan menjaga kewibawaan. Bahkan solidnya hubungan antara pemimpin dan bawahan, hubungan sosial diantara mereka mampu membangun kekuatan yang luar biasa, sehingga wilayah Islam berkembang luas dan pesat.

Sepeninggal Rosulullah estafet kepemimpinan Islam dilanjutkan oleh para Khalifah sesudahnya. Kita sering menyebutnya Khulafaur Rasyidin, para khalifah yang mendapat petunjuk. Dialah Abu Bakar Ash shidiq, Umar bi Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi thalib.

Setelah masa khulafaur Rasyidin, maka sampailah perjalanan peradaban Islam di masa khilafah Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, Bani Fathimiyah, dan Bani Utsmaniyah. Akan kita dapati di banyak buku sejarah bahwa pemerintahan Islam sangat gigih menegakkan Kalimat Allah, semangat yang tinggi untuk menyebarkan cahaya Islam. Mereka bersemangat tinggi mengorbankan harta dan jiwa untuk memperluas wilayahnya. Bisyaroh dari Rosulullah yang diucapkan oleh beliau beratus - ratus tahun silam tetap menjadi tujuan dari kekuasaannya, menaklukan Konstantinopel dan Roma.

Setiap khalifah selalu menjaga keimanan kepada Allah agar tetap kokoh, istikamah menjalankan Syariat, terus berjuang dengan darah, air mata, juga jihad bertaruh harta benda dan nyawa. Berkat keberanian yang luar biasa, kesabaran menghadapi rintangan, pikiran yang cerdas, strategi perang yang handal, maka pada pada tanggal 29 Mei 1453 M, Konstantinopel berhasil ditaklukkan oleh Panglima muda Muhammad al Fatih.

Sejarawan barat  Lord Kinross menceritakan dalam bukunya "The Ottoman Centuris: The Rise and The Fall of Turkish Empire" dengan mengutip seorang pengembara Bertrand de Broquiere, dia mengatakan tentang kekagumannya terhadap tentara Khilafah Utsmaniyah " Pasukan Utsmani sangat cepat gerakannya, seratus pasukan Kristen akan jauh lebih gaduh dari sepuluh ribu pasukan Utsmani. Tatkala genderang perang ditabuh, maka dengan segera mereka akan bergerak, mereka tidak akan pernah berhenti melangkah hingga komando dikeluarkan. Mereka adalah pasukan yang terlatih, dalam semalam mereka mampu melakukan tiga kali lipat perjalanan yang dilakukan oleh musuh - musuhnya" (Prof. DR. Ali Muhammad Ash shalabi, Bangkit dan runtuhnya Khilafah Utsmaniyah)

Khilafah Utsmaniyah terhadap negeri - negeri yang ditaklukkan mampu membentuk satu ke

satuan iman, budaya, dan bahasa. Dibawah kepemimpinan Islam Konstantinopel berubah menjadi Islambul (kota Islam). Para penduduknya dicerdaskan dengan Iman dan Syariat Islam. Dibangunlah masjid - masjid yang indah, universitas - universitas dan perpustakaan yang lengkap.


Kejayaan Khilafah merupakan refleksi dari keimanan para penduduknya kepada Allah. Mereka menjadikan ibadah kepada Allah sebagai tujuan hidupnya, Alquran sebagai Undang - undang, Rosulullah sebagai panutan, jihad dan mati sahid sebagai puncak dari cita - citanya. Dampaknya adalah keadilan dan ilmu pengetahuan merata dimana - mana, kebebasan berbicara memperoleh tempatnya, kritik konstruktif terbuka lebar. Para ulama senantiasa menjalankan fungsinya sebagai pengendali moral agar selalu dalam koridor Syariat Islam.

Sehingga jalan satu - satunya untuk mewujudkan bisyaroh kedua Rosulullah Saw yakni menaklukan Kota Roma, maka Umat Islam haruslah bercermin kepada model kepemimpinan di era kekhilafahan dengan mencampakkan sistem kepemimpinan ciptaan penjajah kafir yang saat ini bercokol di dunia Islam, untuk diganti dengan sistem Khilafah Islamiyah ala minhajinnubuwah. Dimulai dari kesadaran ormas Islam terhadap pentingnya dakwah dalam rangka mewujudkan persatuan umat dibawah naungan khilafah, maka bukanlah mustahil akan tercipta kesadaran bagi tokoh - tokoh dan pemimpin negara Islam terhadap buruk dan hinanya mengambil dan memanfaatkan kekuasaan hanya untuk menuruti nafsu cinta dunia. Jika sudah demikian tentu mereka akan mudah memanfaatkan kekuasaan untuk meninggikan kalimah Allah dan menolong hamba - hambaNya. Saat itulah kekuatan yang ada di tubuh Umat Islam akan bergerak tertib, rapi, dan kuat mengarah kepada Roma untuk diratakan dengan Islam. Wallohu a'lam

Post a Comment

Previous Post Next Post