By : Ummi Tita
IRT - Pemerhati Masyarakat
Batu-batuannya yang menjulang tinggi diselimuti lumut hijau, rimbunnya pepohonan yang berjejer rapi disekitarannya, pasir putih yang lembut terhampar luas mamantulkan cahaya bak mutiara, dan air jernih yang menari berlenggok kesana kemari mengikuti arus deburan ombak.
Bak bidadari cantik jelita yang menjadi rebutan, itulah kawasan Natuna. Natuna yang memiliki berbagai potensi alam seperti tambang, flora, fauna dan wisata yang mempesona. Maka pantaslah Natuna dijuluki sebagai surga di Utara Indonesia.
Klaim China memiliki wilayah disekitar perairan natuna kembali mencuat, sampai detik ini natuna tengah menjadi buah bibir. Pemerintah China berdalih pulau yang terletak di provinsi Kepulauan Riau (Kepri) itu merupakan bagian dari wilayahnya.
Serbuan kapal China dianggap telah melanggar batas kedaulatan Indonesia. Hal inilah yang membuat hubungan antara Indonesia dan China memanas. Inti persoalan sengketa Natuna adalah adanya perbedaan dasar klaim yang dipakai oleh Indonesia dan China.
Lalu bagaimana solusi pemerintah terkait hal ini ?. "Kita masing-masing ada sikap, kita harus cari satu solusi baiklah diujungnya. Saya kira ada satu solusi baik, kita selesaikan dengan baik saja karena bagaimana pun China adalah negara sahabat " kata Prabowo (03/01/2020/Monitorday.com)
Marilah kita tengok pada sebuah negara super power yang pernah berkuasa selama 1400 tahun. Sebuah peradaban Islam yang agung, para pemimpinnya memberikan khadimat terbaik yang luar biasa untuk menjaga keutuhan wilayahnya. Menjaga setiap jengkal wilayah Islam baik itu wilayah darat maupun laut dari rongrongan para penjajah yang ingin menguasainya. Setiap detiknya siap siaga menghadapi ancaman dari pihak asing yang ingin menguasai daratan maupun lautannya yang kaya akan sumber daya alam. Semua kekuatan dikerahkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan kaum muslimin dan manusia yang mau tunduk patuh pada syariat-Nya.
Post a Comment