Menemukan Penyebab Utama Banjir Ibukota



Oleh : Azizah Nur Hidayah
Homeschooler, Member Akademi Menulis Kreatif

Ibukota kembali berduka. Banjir kembali menerjang Kota Jakarta setelah diguyur hujan deras sejak tanggal satu Januari pagi. Puluhan bahkan ratusan rumah terendam banjir. Warga pun harus diungsikan demi keamanan dan keselamatan mereka. Korban jiwa pun berjatuhan. Tercatat sekitar 53 jiwa meninggal akibat banjir di awal tahun 2020.

Banjir yang menimpa Jakarta dan sekitarnya saat ini bukanlah banjir yang pertama dalam catatan sejarah. Namun hampir setiap tahun banjir melanda ibukota dan sekitarnya. Bukan sekali dua kali, tetapi saat hujan deras mulai turun, maka tidak dapat dipungkiri banjir akan menjadi persoalan yang menimpa masyarakat. 

Melihat banjir yang tiap tahun terus menimpa Jakarta  dan beberapa daerh lainnya, tak mungkin rasanya bila bencana ini disebabkan oleh faktor alam belaka. Bukan pula karena sekadar faktor problem teknis. Seperti tidak berfungsinya drainase, kurangnya daerah resapan air, kurang kanal, dan sebagainya. 

Adanya climate change, atau perubahan iklim, memang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Jakarta. Namun, sebelum isu climate change mencuat, banjir telah lama menjadi sahabat warga Jakarta dan sekitarnya. Maka dapat dipastikan, ada penyebab utama yang mengakibatkannya. Bukan karena adanya perubahan iklim saja.

Banjir yang berulang setiap tahun di Jakarta, lebih disebabkan oleh masalah sistemik yang lahir dari sistem kapitalistik. Dimana hal ini adalah penyebab utama mengapa banjir terus berulang di daerah yang sama setiap tahun.

Tata letak kota dan berbagai pembangunan infrastruktur yang diserahkan pada para kapitalis adalah sebuah penyebab utama bencana banjir Jakarta yang terus berulang. Penataan kota dan pembangunan infrastruktur yang disandarkan pada kemauan para pemilik modal hanya akan membawa musibah dan bencana.

Seperti yang kita ketahui, orientasi para kapitalis adalah mendapatkan keuntungan bisnis sebesar-besarnya. Tanpa memperhatikan lingkungan sekitar, akibat yang akan ditimbulkan, dan berbagai masalah lain yang akan muncul. Karena para kapitalis dapat melakukan segalanya demi mendapatkan keuntungan. Meski itu harus ditebus dengan merusak lingkungan, membahayakan warga sekitar bahkan menimbulkan berbagai persoalan di kemudian hari.

Rawa-rawa, lahan pesawahan, daerah aliran sungai, dan berbagai daerah krusial lain, kini dijadikan lahan bisnis para kapitalis. Membangun berbagai gedung-gedung tinggi, perumahan, apartemen, serta pembangunan infrastruktur yang minim aturan, adalah tujuan mereka. Tak heran bila kini ibukota sudah tak asri lagi. Penataan kota sudah tak karuan lagi. Dan sudah seharusnya kini melakukan perbaikan secara mendasar.

Ketika ingin menyelesaikan dan memperbaiki kerusakan yang terjadi saat ini, tidak cukup hanya melakukan perbaikan teknis saja. Namun harus mencapai perbaikan pada tataran mendasar, yaitu ideologis. Harus disadari bahwa, sistem kapitalis yang saat ini diterapkan dalam kehidupan adalah penyebab utama segala kerusakan yang ada di bumi. Karena begitulah fitrah sistem yang diciptakan oleh selain Allah.

Adapun sistem Islam, yaitu sistem yang diturunkan langsung oleh Allah adalah satu-satunya sistem yang mampu menyelesaikan segala persoalan yang terjadi di tengah-tengah umat dengan terwujudnya khilafah fiil ardh. Dimana khilafah merupakan kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslim di dunia untuk menerapkan hukum-hukum Islam, serta mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Islam telah mengatur berbagai aspek-aspek dalam kehidupan. dari hal-hal kecil, hingga hal-hal yang besar. Mulai masuk rumah hingga masuk surga. Semua ada aturannya. Dari bangun tidur hingga bangun negara, semua ada aturannya dalam Islam. Begitupula pengaturan dalam aspek penataan kota. Sudah pasti Islam memiliki aturannya. 

Di dalam Islam, pengaturan tata letak kota haruslah memperhatikan kondisi sosial masyarakat, kelestarian alam, serta aturan-aturan yang berlaku. Misalnya, tidak diperbolehkannya alih fungsi lahan. Yang dulunya sebagai tempat resapan air, kini dirubah menjadi bangunan-bangunan pencakar langit. Dan sebagainya.

Dahulu, ketika Daulah Islam berdiri, penataan ruang yang ada sangatlah indah dan fungsional. Dalam satu area atau kompleks masjid-masjid yang ada akan dibangun pula rumah sakit, sekolah atau madrasah, pasar, perpustakaan, dan sebagainya. Sehingga umat tidak perlu berpindah-pindah tempat ketika ingin mendapatkan fasilitas dari pemerintah. Juga tidak akan merusak keseimbangan lingkungan yang ada. Dan hebatnya lagi, semua fasilitas umum diberikan secara cuma-cuma oleh negara. Karena sudah menjadi kewajiban negara untuk memenuhi kebutuhan dan mengayomi rakyatnya dengan baik.

Inilah sebabnya, mengapa dahulu tidak ada tebang liar, alih fungsi, pembangunan minim aturan, dan sebagainya. Sebab aturan yang mengatur sangatlah sempurna dan paripurna. Dan aturan tersebut hanya dimiliki oleh Islam

Post a Comment

Previous Post Next Post