Jangan Diam, Marilah Bangkit!

Oleh : Dian Novita
Guru dan Aktivis Dakwah Serdang Bedagai

Wahai saudariku, Berbagai penderitaan telah terjadi menimpa saudara - saudari kita termasuk di Palestina, Rohingya, dan juga sebagian negeri kaum muslimin lainnya termasuk di Uyghur. 

Di Uyghur, tindakan keras pemerintah china terhadap etnis minoritas muslim telah mendapat kecaman internasional. Namun, beberapa suara yang sebenarnya signifikan, yakni dari negara - negara muslim malah nyaris tak terdengar. 

PBB memperkirakan sekitar 1 juta warga dari etnis Uyghur, Kazakh dan minoritas lainnya diduga telah ditahan di Xinjiang barat laut china sejak 2017. 

Etnis minoritas berbahasa turkic telah ditahan di kamp - kamp dimana mereka mendapat pendidikan ulang dan menjadi sasaran indoktrinasi politik, termasuk dipaksa belajar bahasa yang berbeda, dan melepaskan keyakinan mereka. 

Penelitian terbaru mengungkapkan ada 28 fasilitas penahanan yang digunakan dan telah diperluas lebih dari 2 juta meter persegi sejak awal tahun lalu. 

Para pengamat mengatakan pemerintah negara - negara muslim memang tidak dimasukkan kedalam satu kategori. Namun, ada sejumlah kesamaan utama dibalik kebisuan mereka, yakni pertimbangan politik, ekonomi, dan kebijakan luar negeri. 

Pemerintah negara - negara yang penduduknya mayoritas muslim, telah menghindari mengangkat masalah ini secara terbuka, bahkan malah membela china. Sebagian diam dan menolak campur tangan dalam urusan dalam negeri dari negara lain. 

Padahal, Islam mengajarkan kepada kita bahwa sesama muslim itu bagaikan satu tubuh, apabila ada bagian tubuh yang sakit, maka bagian tubuh yang lain juga ikut merasakannya. Islam juga mengajarkan bahwa sesama muslim itu saling bersaudara, kita disatukan dalam satu ikatan yaitu Aqudah tauhid.

Diamnya kita kelak akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Allah SWT. Kenapa tidak perduli? Kenapa kita diam, bungkam, dan acuh kepada mereka saudara saudari kita yang wajib kita bela? 
Janganlah diam, Marilah bangkit!
Sadarkan umat, untuk bersama peduli akan nasib saudara - saudari kita disana. 

Fakta diamnya dunia islam terhadap kekejaman china terhadap muslim Uyghur, juga derita muslim Rohingya dan Palestina menegaskan bahwa saat tiada khilafah, umat islam tak punya pelindung. Bahkan tidak bisa berharap pelindung dan pembelaan dari negeri muslim terbesar sekalipun untuk menyelamatkan saudara - saudari kita sesama muslim disana. 

Umat membutuhkan kembalinya Khilafah, satu - satunya institusi yang telah terbukti dapat melindungi umat, menjaga umat, dan mensejahterakan umat terdahulu. 

Di sisi Allah, hilangnya nyawa seorang muslim lebih besar perkaranya dari pada hilangnya dunia.

Dari al-Barra’ bin Azib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ

“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Islam sangat menjaga jiwa, nyawa, dan juga  aqidah umat. Umat hanya akan terlindungi dengan sebuah perisai bernama khilafah. Khilafah memang solusinya, yang dengan izin Allah SWT. Pasti akan kembali lagi. 

Sebagaimana yang  disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW. berikut ini :
Beliau bersabda:

تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ ا للهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًا ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَّرِيًّا ، فَتَكُوْنَ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، ثُمَّ سَكَتَ

“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).

Wallahualam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post