Oleh; Miratul Hasanah
(Pemerhati masalah sosial)
Banjir banjir dan banjir. Mulai tahun 1987 ibukota Jakarta seolah sudah menjadi langganan rutin tahunan tiap musim penghujan.Bukannya saling memberi solusi, tapi justru saling menyalahkan diantara anggota masyarakat maupun pejabat.Mulai dari Penataan ruang kota yang amburadul akibat pembangunan pabrik industri maupun perkantoran hingga bangunan rumah di bantaran sungai senantiasa menjadi persoalan kompleks diantara permasalahan-permasalahan yang terus mendera negeri zamrud khatulistiwa ini. Belum masalah BPJS per januari naik 100% , jumlah anak yang terkena problem stunting (gagal tumbuh,hutang negara yang semakin menggunung, laju pertumbuhan ekonomi yang stagnan bahkan cenderung menurun,ditambah lagi dengan persoalan ekonomi yang karut marut semakin menjadikan negeri ini seperti diujung tanduk.
Kalau kita menelesik lebih jauh terkait dengan permasalahan banjir di jakarta maupun daerah rawan banjir lainnya, ternyata tidak hanya sekedar permasalahan teknis yakni tata ruang kota yang semrawut. Akan tetapi fakta diatas juga bisa dikaitkan dengan banyaknya urbanisasi yang dilakukan oleh masyarakat desa yang ingin mencari pekerjaan di ibukota.oleh karena dengan adanya urbanisasi besar-besaran yang memang ditopang oleh perusahaan yang terkonsentrasi di perkotaan telah mengakibatkan adanya penumpukan warga dan semakin menjamurnya rusun, pemukiman penduduk, bangunan pabrik yang menyebabkan resapan air semakin berkurang.tidak hanya itu saja, persoalan sampah yang terus menggunung, juga menjadi permasalahan serius.
Lalu pertanyaannya, mengapa banyak terjadi urbanisasi ?
Urbanisasi terjadi bisa dikarenakan sulitnya mencari pekerjaan disertai pengangguran yang terus meningkat. Bisa jadi akibat PHK maupun lulusan SMK juga perguruan tinggi yang banyak Masalah pengangguran hingga saat ini juga belum ada penyelesaian yang signifikan selain dari solusi kartu prakerja yang sejatinya tidak menyentuh akar permasalahan.Sebab yang dibutuhkan oleh masyarakat bukan hanya sekedar bantuan yang mungkin hanya turun sekali dalam setahun, akan tetapi rakyat itu membutuhkan pekerjaan yang bersifat kontinyu dalam rangka memenuhi hajat hidup dirinya dan keluarganya sepanjang hidupnya. Belum lagi masalah buruh yang menuntut peningkatan gaji karena biaya hidup semakin tinggi sementara tidak berkorelasi dengan gaji yang layak.
Semua permasalahan diatas merupakan sesuatu yang wajar jika dilihat dari frame berfikir ala sistem kapitalistik liberal. Mengapa demikian?
Sebab dalam pandangan ekonomi kapitalisme yang ditonjolkan adalah bagaimana bisa memproduksi sebanyak-banyaknya barang dan jasa serta sistem operasionalnya berorientasi pada profit oriented. Tanpa memperhatikan lagi implikasi jangka panjang yang mengerikan, yakni dampak sosial ekonomi maupun dampak lingkungan yang rusak dan amburadul. Oleh karena itu, masalah banjir, urbanisasi hingga pengangguran adalah derivat dari diterapkannya sistem ekonomi kapitalistik yang telah nyata membawa kesengsaraan bagi masyarakat luas. Yang pada akhirnya, rakyatlah yang selalu menjadi korban bagi kebijakan yang ditetapkan oleh rezim neoliberal.
Kalau demikian halnya, sudah saatnya rakyat Indonesia menyadari bahwa saat ini mereka sedang dikungkung oleh sebuah sistem yang hanya menjadikan mereka bumper ekonomi para pemilik modal yang bersinergi dengan elit kekuasaan untuk tetap menjadi pemain utama sebagai penjaga kedua sistem kufur buatan manusia yaitu ideologi kapitalisme maupun sosialisme Islam sistem terbaik.
Allah SWT berfirman;
ولوان اهل القرى امنوا وتقوالفتحنا عليهم بركت من ااسماء واﻻ رض ولكن كزبوافاخدناهم بما كانوايكسبون
Artinya; "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Qs.Al-a'raff:96)
Allah SWT telah menciptakan bumi ini sangatlah luas dan penuh dengan kekayaan alam yang melimpah, supaya dimanfaatkan oleh manusia sebaik mungkin untuk memenuhi seluruh hajat kebutuhan hidupnya. Akan tetapi, Allah SWT juga melalui syariah Islam telah memberikan mekanisme yang baku demi terwujudnya simbiosis mutualisme yakni antara alam dengan kehidupan manusia, yaitu Islam telah mewajibkan negara sebagai penerap hukum syariah untuk memanfaatkan semua sumber daya alam untuk kemaslahatan kaum muslimin, bukan hanya untuk menyejahterakan segelintir orang. Dengan demikian, seluruh potensi bencana alam termasuk banjir bisa diminimalisir sedini mungkin.
Allah SWT berfirman;
ظهر الفسد في البروالبحر بما كسبت ايد الناس ليزيقهم بعض الزي عملوا لعلهم يرجعون
Artinya; "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali(ke jalan yang benar) ".(Qs.Al-a'raff; 41)
WaAllahu a'lam bi ash-showwab.
Post a Comment