Bisyarah dan Sejarah Penaklukan Konstantinopel

Oleh : Neti Anggriani

Bisyarah adalah sebuah kabar gembira yang Allah turunkan, kemudian menjadi penyemangat untuk umatnya, bisa melalui al-Quran atau perkataan Rasulullah saw. Bisyarah merupakan janji Allah dan penopang semangat kaum muslim. Bisyarah telah berhasil memberikan inspirasi bagi kaum muslim untuk berjuang demi Islam. Adalah bisyarah Rasulullah tentang pembebasan konstatinopel oleh pemuda Islam. Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

 “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad).

Dalam riwayat lain, salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al- Ash, dia ditanya, ‘Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma?’ Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, ‘Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ’Rasul menjawab, ‘Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.’ Yaitu: Konstantinopel’.” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim).

Mendengar bisyarah ini membuat para sahabat pada saat itu berlomba-lomba menjadi salah seorang yang disabdakan oleh Rasulullah, yaitu penakluk kota Roma (Romawi barat) dan kota Konstantinopel (Romawi timur).  Dengan bisyarah inilah para sahabat mengumpulkan tekat kuat mereka untuk berjuang merealisasikan bisyarah ini, semangat para pemimpin kaum muslim terus memuncak untuk segera melakukan futuhat, dan sejarah dunia pun telah mencatat nama yang telah berjuang untuk merealisasikan bisyarah itu yaitu sultan Muhammad al-fatih telah membuktikannya. 

Muhammad al-fatih atau muhammad II lahir dari pasangan sultan murad II dan huma matun. Dia merupakan keturunan dinasti turki utsmani, sultan murad II telah berhasil mendidiknya dengan terus memotivasi al-fatih dengan kalimat yang terbaik dan keyakinan dan kepercayaan sultan Murad II bahwa suatu saat nanti konstantinopel akan takluk pada tangan putranya. Setiap hari sultan mengajak al-fatih duduk dipuncak menara masjid yang tinggi, lalu menjulurkan tanganya jauh di sebuah cakrawala, sembari mengatakan kepada putranya “Mehmed, lihatlah! Di depan, jauh di depan sana, di sanalah Konstantinopel. Kota itu adalah salah satu pusat dari kekufuran. Ibu kota Romawi Timur yang sangat kuat. Kota itu akan jatuh ke dalam kekuasaan Islam. Dan engkaulah, Insyaallah, yang akan menaklukkannya kelak.

” Sungguh ya Allah, benar-benar tidak ada keraguan bagi sultan Murad II akan bisyarah dari Rasulullah. Berkat didikannya, sultan Muhammad al-fatih menjadi hamba yang terbaik untuk Tuhannya, menjadi seorang anak yang baik bagi orang tuanya, dan menjadi pemimpin yang terbaik bagi pasukannya. Sultan murad II telah memberikan seluruh pendidik atau guru yang terbaik bagi putranya yaitu syaikh Aaq syamsuddin dan syaikh muhammad al-kurani, beliau memiliki peran yang besar dalam mendidik menjadikan al-fatih sebagai sebaik-baik pemimpin yang dulu pernah disabdakan oleh Rasulullah Saw. 

Konstantinopel merupakan imperium romawi yang besar. a
Al-fatih tahu betul untuk menaklukan kota yang besar ini, dia harus memiliki strategi dan metode yang baik, maka Al-fatih pun mengumpulkan orang-orang yang terpercaya dan bisa diandalkan yang dinamakan yeniseri (royal janissaries), dengan demikian al-fatih mulai membentuk dan mengumpulkan seluruh pasukan-pasukanya itu yang dilatih dengan kekuatan fisik, taktik, dan membekali pasukannya dengan ilmu agama, seluruh pemikiran dan tenaga telah dia curahkan untuk penaklukan konstantinopel. Sampai pada akhirnya Al-fatih mampu membentuk pasukan dengan jumlah 7000 pasukan yang telah bersedia untuk berjihad di jalan Allah SWT.  Pertahanan pasukan konstantinopel yang kuat di bentengnya membuat seluruh pasukan Al-fatih hampir putus asa di medan perang, belum lagi ada serangan bantuan dari negeri kristen lewat laut menambah beratnya pertempuran untuk Al-fatih beserta pasukannya. Sampailah pada tanggal 21 April 1453 tidak ada sedikitpun titik harapan untuk sebuah kemenangan akan dicapai pasukan Al-Fatih, lalu akhirnya muncul dalam benak pikiran mereka yang tak terduga bahkan tidak masuk akal, Al-fatih beserta pasukannya, mereka mengubah daratan menjadi lautan yaitu dengan memindahkan kapal mereka dalam waktu semalam. 70 kapal pindah dari selat bosphorus menuju selat tanduk dengan menggunakan tenaga manusia. Dengan kehebatannya membuat sastrawan yoilmaz oztuna berkata “Kami tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar sebelumnya, sesuatu yang sangat luar biasa seperti ini. Muhammad Al-Fatih telah mengubah bumi menjadi lautan dan dia menyeberangkan kapal-kapalnya di puncak-puncak gunung sebagai pengganti gelombang-gelombang lautan. Sungguh kehebatannya jauh melebihi apa yang dilakukan oleh Alexander yang Agung.” Pada tanggal 27 mei 1453, telah muncul tanda kemenangan untuk kaum muslim, sultan Muhammad al-fatih berkhutbah di depan pasukannya. 

“Jika penaklukan kota Konstantinopel sukses, maka sabda Rasulullah saw telah menjadi kenyataan dan salah satu dari mukjizatnya telah terbukti, maka kita akan mendapatkan bagian dari apa yang telah menjadi janji dari hadits ini, yang berupa kemuliaan dan penghargaan. Oleh karena itu, sampaikanlah pada para pasukan satu per satu, bahwa kemenangan besar yang akan kita capai ini, akan menambah ketinggian dan kemuliaan Islam. Untuk itu, wajib bagi setiap pasukan, menjadikan syariat selalu di depan matanya dan jangan sampai ada diantara mereka yang melanggar syariat yang mulia ini. Hendaknya mereka tidak mengusik tempat-tempat peribadatan dan gereja-gereja. Hendaknya mereka jangan mengganggu para pendeta dan orang-orang lemah tak berdaya yang tidak ikut terjun dalam pertempuran”.

Namun apa seseungguhnya yang luar biasa dari sultan Muhammad al-fatih ? Sehari sebelum berjalannya strategi itu, ia memerintahkan semua tentaranya untuk berpuasa pada siang hari dan shalat Tahajud pada malam harinya sebelum berperang untuk meminta kemenangan kepada Allah. Alhasil, pada tanggal 25 mei 1453 Al-fatih mampu menaklukan konstantinopel, akhirnya perjuangan telah selesai, konstantinopel takluk selama 52 hari. Sebuah penantian panjang akan janji Allah SWT selama 825 tahun dibuktikan oleh sultan Muhammad al-fatih. Jika konstantinopel telah takluk oleh mehmed II, maka tinggal satu kota lagi yaitu kota roma untuk ditaklukan. Ada lagi satu bisyarah dari Allah SWT dengan memberikan perintah kepada Rasulullah saw untuk menyampaikan kepada umatnya untuk mengajak kaum muslim merealisasikannya lagi yaitu dengan tegaknya kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Beliau bersabda:

 “ Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian”. (HR. Ahmad).

Janji Allah SWT yaitu kembali tegaknya khilafah ‘ala minhaj nubuwwah merupakan bisyarah untuk kita semua kaum muslim untuk berjuang mewujudkan itu semua. Orang yang beriman yang mengakui akan janji Allah, mereka akan berjuang untuk penegakkannya. Perjuangan penegakkan khilafah adalah proyek besar yang diberikan oleh Allah SWT. 

 “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada al-khair, memerintah kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (TQS.al-imran:104).

Wallahu a’lam bis-shawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post