Oleh: Suratiyah Ummu Jihan
Pegiat Dakwah dan Member Akademi Menulis Kreatif
Banjir memang sudah menjadi qadanya Allah Swt. Namun, sebagai manusia, selama itu dalam wilayah yang bisa dikuasai maka harus ada ikhtiar agar peristiwa tersebut bisa berubah.
Seperti halnya banjir yang melanda saat ini. Seharusnya pemerintah secara cepat memberikan solusi agar banjir tidak menjadi rutinitas setiap tahun. Mengingat Jakarta adalah ibu kota Indonesia. Jumlah penduduknya pun setiap tahun selalu bertambah.
Banjir yang terjadi awal tahun ini sangat menyedihkan. Pasalnya, banjir tersebut adalah musibah yang paling besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Korban pun tidak sedikit. Lebih dari 62.000 orang diungsikan di tempat yang aman. Bahkan, korban yang meninggal ada 43 orang se-Jabodetabek dan Lebak Banten, diliput dari BBC NEWS Indonesia 2/1/2020.
Dengan adanya banjir tersebut, otomatis segala aktivitas berhenti total. Sebab, menurut data BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) ketinggian banjir mulai dari 10 cm hingga 170 cm. bahkan di pintu air Manggarai mencapai 965 cm, dilansir dari kompas.com, 2/1/2020.
Banjir tersebut disebabkan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab. Mereka membuang sampah di sekitar Sungai Ciliwung. Sehingga, menyebabkan sungai tersebut mengalami pendangkalan. Bahkan, jarak antara sungai dengan pemukiman penduduk berkisar antara 1 sampai 3 meter.
Belum lagi banyaknya lahan yang dibuat perumahan, gedung dan yang lainnya. Setiap tahunnya berkembang secara pesat. Sehingga, membuat resapan air hujan berkurang.
Selain itu, kurangnya reboisasi di daerah Puncak. Sebaliknya, penebangan pohon semakin banyak dilakukan untuk pelebaran jalan.
Bukankah dalam Al-Qur'an juga telah dijelaskan bahwasanya Allah Swt. telah berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 4)
Inilah sedikit penyebab banjir yang menimpa se-Jabodetabek saat ini. Perintah telah berusaha memberikan sanksi terhadap orang-orang yang membuang sampah sembarangan. Selain itu, menormalisasi Sungai Ciliwung dan membuat Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi. Pembangunan bendungan tersebut saat ini baru berjalan 50%. Namun semua itu ternyata belumlah cukup menanggulangi banjir saat ini.
Oleh karena itu, marilah kita kembali kepada solusi Islam. Sebab, hanya dengan solusi Islamlah persoalan banjir akan cepat diatasi.
Bencana banjir merupakan persoalan individu, masyarakat, dan negara. Negara memberikan sanksi yang tegas kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Membentuk perasaan dan tujuan yang sama pada individu, masyarakat, dan negara. Hal itu dapat dilakukan oleh pemerintah. Memberikan pembinaan kepada individu dan masyarakat tentang penanggulangan bencana banjir. Sehingga, mereka mempunyai kasadaran untuk menjaga lingkungan.
Selain itu, pembangunan harus dibatasi, mengingat Jabodetabek adalah dataran rendah, maka harus ada lahan yang kosong untuk membuat hutan buatan. Supaya ketika ada curah hujan yang tinggi air akan cepat terserap oleh pohon.
Penebangan pohon harusnya dihindari, khususnya di wilayah Puncak. Sebab, Puncak adalah wilayah utama yang menyebabkan banjir.
Di sekitar Sungai Ciliwung harus ditanami pohon-pohon kembali, bukan dijadikan tempat pemukiman. Sehingga, korban bencana pun dapat dihindari. Pendangkalan akibat lumpur dan sampah harus dilakukan pengerukan.
Pemerintah setempat membangun sungai buatan, sumur, dan bendungan. Selain itu, pemerintah menyediakan obat-obatan, tempat penampungan yang layak, dan apa saja yang diperlukan oleh korban bencana. Semua itu harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi banjir. Baik sebelum maupun setelah terjadinya banjir.
Korban berada di penampungan akan diberikan tausiyah oleh ulama yang diutus khalifah. Agar para korban bertambah keimanannya. Menyadari semua yang terjadi atas kehendak dari Allah Swt. Sehingga, akan terbentuk keimanan, keikhlasan, dan kesabaran yang semakin kuat.
Walalhu a'lam bishshawab.
Post a Comment