Bahaya Sistem Pendidikan Sekuler

Oleh : Jumiati 
(Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram)

Pendidikan merupakan ranah yang menjadi pemicu perubahan dan pengaruh terbesar bagi kalangan pelajar. Banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anak-anaknya di sekolah terbaik. setelah lulus baik SD, SMP, dan SMA bercita-cita melanjutkan pendidikan di Sekolah maupun Universita terbaik yang memiliki daya saing. sehingga tidak heran, atas keinginan tersebut, mau tidak mau pelajar terpaksa untuk belajar lebih giat karena tuntutan dari pemerintah. 
   
Baru-baru kemarin pementrintah Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim (Jakarta, Rabu, 11 Desember 2019) meluncurkan empat program pokok kebijakan pendidikan merdeka belajar. Program tersebut meliputi perubahan pada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi. 
    
USBN pada tahun 2020 akan di terapkan ujian yang hanya di selenggarakan oleh pihak sekolah saja dan penyelenggaraan UN hanya tercukupkan pada tahun 2020, tahun 2021 kemudian akan di ubah menjadi assesmen kompetensi minimum dan survei karakter yang melibatkan kemampuan bernalar menggunakan bahasa (literasi), kemampuan bernalar menggunakan matematika (numerasi). Sedangkan untuk penysunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guru secara bebas memilih, membuat, menggunakan dan mengembangkan format RPP. Tiga komponen inti RPP terdiri dari tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan assesmen. Dan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kemendikbud tetap menggunakan sistem zonasi.
   
Pelajar di tuntut berpikir merdeka melalui bimbingan guru dengan melakukan tes pada pelajar untuk berpikir kritis dengan menalar dan menggunakan logika, tidak lagi menggunakan hafalan. Dan guru juga di tuntut untuk berinovasi dan lebih berkreasi agar tidak monoton dan mengembangkan pola belajar dengan kebebasan yang di berikan Kemendikbud untuk mengembangkan format RPP. Kemendikbud mengatakan bahwa tes yang menggunakan hafalan tidak dapat memberikan perubahan. Nadiem, menyebutkan banyak guru dan kepala sekolah yang tak siap dan belum memiliki kompetensi untuk menciptakan penilaian sendiri. Sehingga menuntut guru berpikir merdeka dalam mengembangkan kemampuan pelajar.
   
Dari tuntutan yang buat pemerintah pendidikan, pelajar dan pengajar hanya terorientasikan dan disubukkan terhadap urusan dunia semata dan membuat mereka tertidur dari jajahan orang-orang kafir yang mengalihkan perhatian ummat Islam kepada dunia dan melupakan serta terhipnotis dengan permainan mereka yang menjerumuskan ummat Islam  dalam kesalahan yang kemudian bertentangan dengan agama hingga mendatangkan dosa. Pemerintah menciptakan output yang bersifat liberal dan dan memberikan kebebasan, akibatnya tidak ada lagi orientasi kepada akhirat.Jika dunia sudah menjadi oreantasi kehidupan maka tidak heran segala cara akan dilakukan tanpa memikirkan, memilahlah dan memilih mana yang baik dan yang tidak, mana yang halal mana yang tidak, mana yang di perbolehkan dan mana yang tidak? Sehingga banyak sekolah yang di sogok agar bisa masuk  ke sekolah dan universitas yang bergensi, banyak pendidik yang menyogok agar diterima menjadi pengajar dan banyak PNS yang menyogok agar lulus menjadi PNS. Hingga menyebabka terjadinya persaingan dimana-mana bahkan sampai menjatuhkan kawan demi mendapatkan kursi dan jabatan. Terjadi persengketaan dan permusuhan antara yang satu dengan yang lain.
   
Hasilnya, orientasi pendidikan pada sistem sekarang adalah materi dengan berasaskan manfaat. Berpendidikan hanya untuk mendapatkan title dan pekerjaan. Tidak menjadikan pendidikan sebagai tempat dalam muhasabah untuk  memahami dan mendekatkan diri kepada yang maha kuasa. Yang menciptakan manusia, kehidupan dan  alam semesta. Menjadikan kebahagiaan sebagai tolak ukur kehidupan. Apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi? Tentu saja, karena ketidak tahuan dan jauhnya syari'at dan sejarah Islam dalam kehidupan. Jika akidah  tertancap kuat di dalam diri maka tidak akan pernah terjadi fenomena semacam ini. Tidak berorientasi kepada dunia melainkan hanya urusan pendekatan kepada sang ilahi. Ketika poros kehidupan hanya untuk mengejar akhirat maka duniapun akan mengikuti, inshaa allah. berbeda halnya Ketika dunia yang di kejar maka tidak ada yang memastikan akhirat akan mengikuti.
   
Kita lihat tinta sejarah yang sudah terukir dalam kehidupan. Ketika masa Islam berjaya para ilmuwan dan imam-imam besar ketika kehidupan hanya berlandaskan Al-Qur'an dan syariat Islam. Maka apa yang terjadi? Al-Qur'an menjadikan mereka orang-orang yang hebat, orang-orang yang tinggi tidak hanya menguasai satu bidang tapi menguasai berbagai bidang. Al-Qur'an mengangkat kedudukan mereka dan meninggikan ilmu mereka. Karena segala sains dan tekhnologi yang mereka pelajari semata-mata hanyalah untuk mendekatkan diri kepada Allah sang pencipta kehidupan, manusia dan alam semesta ini. Ilmuwan-ilmuwan tersebut seperti : al-khawarizmi, Abbas bin firnas, imam Syafi'i, imam Malik, Hambali, imam Al-Ghazali dan masih banyak lagi para ilmuwan dan imam-imam besar lainnya. Allah telah menjanjikan kepada manusia yang senantiasa mendekat diri dan bersyukur kepada-Nya niscaya Allah akan cukupkan kebutuhannya. Barang siapa yang menuntut ilmu di jalan-Nya maka Allah akan tinggikan derajatnya.  Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. Janji allah itu pasti. 

Allah berfirman dalam surah Al-Mujadalah [58] ayat 11:
 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
 "Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha tahu apa yang kamu kerjakan".
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُه
Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”. [Ath-Thalaq/65 : 3]. saat itu.

Post a Comment

Previous Post Next Post