Apa Potensi Natuna, Hingga di Klaim China?

Penulis : Cica

     Memiliki sumber daya alam yang banyak membuat beberapa negara berlomba-lomba untuk berinvestasi bahkan memberikan pinjaman-pinjaman ribawi kepada Indonesia . Salah satu sumber daya alam yang dimiliki negeri ini adalah tambang emas yang berada di provinsi Papua dan di kelola oleh  Freeport. Namun, di tanah yang begitu kaya ini masih banyak kondisi rakyat yang memprihatinkan. Bukan hanya itu, rezim yang terus berhutang membuat beberapa orang bertanya-tanya, “kemanakah kekayaan alam Indonesia yang sangat melimpah ini?”

     Belum selesai masalah Freeport, berita terbaru muncul bahwa kapal-kapal China melanggar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) di laut Natuna yang merupakan bagian dari Indonesia. Namun, sangat disayangkan, karena sikap pemerintah tidak tegas terhadap pelanggaran tersebut. 
Prabowo yang merupakan Menteri Pertahanan mengatakan bahwa masalah ini harus diselesaikan secara baik, karena China adalah negara sahabat. 
(CNBC Indonesia, 03 January 2020).
Lalu apa potensi sumber daya alam yang ada di Natuna, sampai di klaim China? 
Laut Natuna bukan sembarang wilayah. Laut ini memiliki kekayaan yang sangat besar. Sumber daya alam yang paling "menggiurkan" yang ada di laut Natuna adalah minyak dan gas bumi.
Harian Kompas, 3 Januari 2020 memberitakan, Natuna juga dikenal menyimpan kandungan gas alam. Volume yang dimilikinya sekitar dari lebih 90 triliun kaki kubik dan termasuk yang terbesar di Asia Pasifik.

     Hutang-hutang ribawi yang ditanam subur di negeri ini membuat rezim menjadi tidak berdaya. Bahkan disaat wilayah kedaulatan negara "dirampas" oleh asing pun mereka hanya bisa pasrah dan tidak mampu bertindak apapun. 
detikfinance, 19 oktober 2019 memberitakan,
Berdasarkan data statistik utang luar negeri Indonesia (SULNI) yang dirilis Bank Indonesia (BI) periode Agustus 2019, posisi ULN menurut pemberi kredit yang berasal dari China sebesar US$ 16,99 miliar atau setara dengan Rp 239,55 triliun (kurs Rp 14.100). Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 16,93 miliar atau Rp 238,71 triliun.
Padahal hutang yang didalamnya terdapat praktik ribawi merupakan sesuatu yang dilarang dan diharamkan. Allah subhanahuwala'ala berfirman
Di dalam surah Al-Baqarah ayat 276

يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الصَّدَقٰتِ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa”.

     Sistem kapitalisme adalah akar dari permasalahan yang ada. Pemisahan agama dari pengaturan kehidupan justru menciptakan aturan-aturan yang berasal dari manusia yang sejatinya memiliki sifat yang terbatas. Sedangkan, Jika dikaji kembali, Islam telah mengatur bagaimana cara mengelola sumber daya alam.
"Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api".
(H.R. Abu dawud, Ahmad, al-Baihaqi dan Abi Syaibah)

Hadits tersebut menyatakan bahwa kaum Muslim (manusia) berserikat dalam air, padang rumput, dan api.  Dan bahwa ketiganya tidak boleh dimiliki oleh individu. 
Sedangkan makna lain dari ketiga yang disebutkan tadi, biasa kita kenal sebagai sumber daya alam yang didalamnya termasuk tambang emas, batu bara, sumber mata air, minyak bumi, gas bumi dan lain sebagainya adalah semuanya, bukan milik negara apalagi milik individu ataupun sekelompok swasta.  Negara di dalam sistem Islam bertugas mengelola semua sumber daya alam yang digunakan untuk kemaslahatan umat. 
Berbeda dengan sistem yang ada pada saat ini, negara hanya sebagai regulator sedangkan pengelolaan diberikan kepada pihak asing, dengan demikian, kemaslahatan umat tidak terpenuhi. 

     Oleh karena itu, sudah saatnya kita membutuhkan suatu sistem yang dapat mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dengan kesempurnaan dan berkeadilan. Tiada lagi yang mampu menciptakan aturan yang sempurna dan paripurna selain Allah sang Maha pengatur. Dengan demikian, sebagai seorang yang beriman kita diwajibkan patuh dan tunduk terhadap aturan Allah yang mana dari situ kita bukan hanya mendapat manfaat saja tetapi juga mendapat RidhoNya yang in syaa Allah berbuah Syurga dengan segala kenikmatannya. 
Wallahualambissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post