Umat Islam Butuh Pelindung

Oleh : Fatmala, S.E
(Aktivis Dakwah, Mahasiswi Pascasarjana Unismuh Makassar)

Mengingat kembali peristiwa 3 Maret 1924, dimana menjadi ‘sejarah pahit’ yang harus dirasakan Umat Islam. Pelindung yang selama ini menjaga kehormatan, harta, nyawa dan jiwa Umat Muslim, telah ditumbangkan oleh Mustafa Kemal Attaturk dengan konspirasi busuknya. Sudah 95 tahun lebih kini Umat Islam tidak lagi hidup dibawah naungan sistem yang agung yaitu Khilafah. Hal tersebut mengakibatkan penderitaan dan penjajahan Umat Islam di seluruh penjuru dunia tidak terlindungi lagi.

Kita tidak akan pernah lupa, penderitaan yang sedang dialami Umat Islam suku Uighur kelompok minoritas Muslim di Cina. Belum lagi ratusan ribu nyawa Muslim yang menjadi korban pembantaian di Suriah, Irak, Palestina, Kasmhir, dan Myanmar. Mengapa di era penegakan HAM ini nyawa umat Muhammad SAW demikian murah tak berharga? Umat yang mulia ini adalah korban tak berdaya para predator-predator penguasa kuffar yang diberikan kebebasan untuk eksis oleh system dunia yang diskriminatif terhadap Umat Islam.  

Dari berbagai  kasus yang menimpa Umat Islam saat ini, bagaimana bisa para pemimpin dunia Islam malah bermesraan dengan penguasa Timur dan Barat yang nyata-nyata menganiaya Umat Islam seperti Cina? Pada Agustus 2018, komite PBB mendapat laporan bahwa ada sekitar satu juta jiwa warga Uighur dan kelompok Muslim lainnya ditahan di wilayah Xianjiang Barat, dan di sana mereka menjalani apa yang disebut program “reduksi” atau “pendidikan ulang” (www.bbcnews.com /19/12/2018). 
Berharganya Nyawa Seorang Mukmin
Islam adalah agama paripurna. Satu-satunya agama yang memberikan penghargaan tinggi pada darah dan jiwa manusia. Allah SWT berfirman :
Siapa saja yang membunuh seorang Mukmin dengan sengaja, balasannya ialah Neraka Jahanam. Dia kekal di dalamnya. Allah murka kepada dia, mengutuk dia dan menyediakan bagi dia azab yang besar (TQS an-Nisa ayat 93).
Begitu cintanya Allah pada jiwa seorang Mukmin sehingga mengancam akan mengazab semua penghuni bumi dan langit seandainya bersekutu dalam membunuh seorang Muslim. Rasulullah SAW juga bersabda :
Andai penduduk langit dan penduduk bumi berkumpul membunuh seorang Muslim, sungguh Allah akan membanting wajah mereka dan melemparkan mereka ke dalam Neraka
 (HR ath-Thabrani).
Adakah agama yang begitu memuliakan dan menjaga nyawa seorang hamba melebihi ajaran Islam? Tidak ada! Karena itulah, pembelaan terhadap kehormatan dan darah kaum Muslim terus dilakukan oleh para penguasa Muslim sepanjang sejarah. Ibnu Hisyam dalam Sirah-nya menceritakan, ketika ada seorang pedagang Muslim yag dibunuh beramai-ramai oleh kaum Yahudi Bani Qainuqa, karena membela kehormatan seorang Muslimah yang disingkap pakaiannya oleh pedagang Yahudi, Rasulullah SAW segera mengirim para sahabat untuk memerangi mereka dan mengusir mereka dari Madinah setelah mengepung perkampungan mereka selama 15 malam ( Sirah Ibnu Hisyam).
Umat Butuh Pelindung
Rasulullah SAW, selaku imam kaum Muslim, semasa menjadi kepala Negara Islam di Madinah, telah melindungi setiap tetes darah kaum Muslim. Demikian pula yang di lakukan Khulafaur-Rasyidin dan para Khalifah setelah mereka. Mereka terus melindungi umat dari gangguan. Dengan begitu umat dapat hidup tenang dimanapun mereka berada karena ada yang menjadi pelindung bagi mereka.
Jika dibandingkan dengan sekarang, sampai hari inipun ada sekitar satu juta Muslim Uighur yang masih mendekam di Kam konsentrasi pemerintah komunis Cina tanpa ada yang mau menolong mereka. Mirisnya, Raja Saudi Muhammad bin Salman justru mendukung pemerintah komunis Cina melanjutkan program ‘deradikalisasi Islam’ terhadapa Muslim Uighur. 
Umat Islam tak bisa melindungi diri mereka sendiri. Harus ada penguasa yang melindungi mereka. Banyak warga Muslim di Eropa, terutama remaja dan perempuan, dilaporkan mengalami pelecehan secara verbal hingga pemukulan. Sepanjang tahun 2017, sekitar 200 Masjid diserang di seantero Eropa dan Inggris. Ini meningkat dua kali di bandingkan periode sebelumnya.
Meski demikian, tidak ada satupun pemimpin dunia Islam yang merespon penderitaan umat. Para pemimpin umat Islam hanya menjadi macan kertas. Hanya melakukan gertak sambal berisi kecaman kosong. Sudah jelas bahwa umat Muslim membutuhkan pemimpin yang sanggup melindungi dan membela mereka. Bukan pemimpin yang hanya menonton dan berkoar-koar di belakang meja, sementara tangannya tak pernah terulur menyelamatkan umat Muslim. 
Kita membutuhkan Khilafah yang dipimpin seorang imam/khalifah, yang akan menjadi perisai yang melindungi Umat Islam. Khilafahlah yang akan menghukum siapa saja yang berani menganiaya Umat Islam.

Post a Comment

Previous Post Next Post