Oleh : Desi Wulan Sari
(Member Komunitas Revowriter Bogor)
Viralnya berita tentang penderitaan muslim uighur di jagat maya memang sudah tidak bisa terbendung lagi. Banyak masyarakat, organisasi, negara, yang memberikan tanggapan masing-masing terkait berita ini.
Banyaknya fakta-fakta yang berseliweran membuat geram siapapun yang melihatnya, bukan hanya muslim dunia seperti Turki (Kompas.com, 10/02/2019). Bahkan negara non muslim pun ikut bereaksi dengan peristiwa ini, seperti Jepang yang melakukan unjuk rasa dan mengecam Cina menuntut pembubaran kamp konsentrasi tersebut (liputan6.com, 27/11/2019). Tokoh nasional seperti Dien Syamsudin juga sangat mengecam peristiwa ini, Bahkan tokoh international pesebakbola dunia dari Arsenal, Mesut Ozil menbela muslim uighur dan mengecam tindaakan Cina dalam kamp tersebut (Liputan6.com, 16/12/2019).
Dibalik kecaman-kecaman yang dilakukan berbagai pihak, ternyata ada juga pihak-pihak yang terkesan menutupi, membela bahkan terdiam tanpa komentar melihat aksi pemerintah Cina dalam menindas muslim uighur di negaranya sendiri. Dan negara-negara yang mendukung pendirian kamp konsentrasi pemerintah Cina antara lain i Rusia, Filipina, Korea Utara, dll (sindonews.com, I 3/07/2019). Begitupun berbagai pihak nasional di negeri ini ikut melakukan dukungan yang tidak masuk di akal seakan kehilangan hati nurani saat melihat saudara muslim sendiri berada dalam penindasan. Bahkan media asing telah mencium gelagat Kurang enak dari segelintir ormas Islam di Indonesia dengan"rayuan" agar diam soal masalah ini (CNN Indonesia, 12/12/2019). Yang sangat di sayangkan adalah sikap pemimpin Indonesia sebagai negara mayoritas penduduk muslim terbesar, sama sekali tidak membuat statement apapun terkait pelanggaran HAM, rpenindasan sesama muslim tersebut. Hal ini menjadi pertanyaan besar masyarakat dan negara-negara Islam atas diamnya sikap pemimpin Indonesia saat ini.
Media CNN Indonesia memberitakan statement dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) menyatakan sikap pemerintahan kita yang masih 'bungkam' berkaitan dengan urusan ekonomi. Menurut analisis mereka, salah satu faktor utama adalah dugaan ketergantungan Indonesia terhadap modal dari China yang cukup besar. IPAC menuturkan "China adalah mitra dagang terbesar dan juga investor kedua terbesar" Indonesia (CNN Indonesia, 21/06/2019).
Hingga hari ini Uighur telah menarik perhatian dunia. Datangnya kecaman dari berbagai negara menunjukkkan bahwa masih ada orang-orang yang peduli atas sesamanya. Menunjukkkan simpati dan empati sangat penting bagi seorang manusia menandakan akidah dan keimanan seorang muslim masih terjaga. Bahkan bagi seorang non muslim yang bersimpati melalui kecamannya masih menjadi seorang manusia yang beradab, berpikiran jernih dan mengetahui saat kejahatan kemanusiaan tengah terjadi di depan mata.
Kecaman dan pembelaan bagi tindakan pemerintah Cina yang dilakukan berbagai negara seolah membuka lebar-lebar fakta rusaknya ideologi jika bersentuhan dengan liberalis, sekuleris, kapitalis bahkan komunis. Sehingga masyarakat dapat menilai sendiri siapa saja negara yang masih berdiri tegak dengan integritasnya. Dan negara mana saja yang integritasnya tengah dijajah ataupun disandera atas jebakan-jebakan ekonomi Cina saat ini.
Namun pihak PBB sebagai organisasi dunia pun belum mampu menghasilkan solusi atas masalah ini. Sejatinya tak ada yang mampu memberikan solusi terbaik bagi umat muslim dan dunia aelain Islam kaffah yang membawa keselamatan bagi seluruh alam. Islam telah banyak memberikan jejak emas bagaimana cara mengurus negara-negara di bawah pemerintahan Daulah Islam menuju kemakmuran, kedamamain, dan kesejahteraan. Tak ada lagi penindasan umat muslim saat daulah hadir di tengah-tengah umat. Wallahu a'lam bishawab.[]
Post a Comment