Oleh : Eviyanti
Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif
Pada Agustus 2018, sebuah komite PBB mendapat laporan bahwa hingga satu juta warga Uighur dan kelompok muslim lainnya ditahan di wilayah Xinjiang Barat. Di sana mereka menjalani apa yang disebut program reedukasi atau pendidikan ulang.
Pertanyaannya siapa warga Uighur? Mereka adalah kelompok minoritas Islam di Cina, yang beretnis Turki dan jumlahnya sekitar 11 juta orang.
Pemerintah Cina membantah tudingan kelompok-kelompok HAM itu. Padahal di saat yang sama, ada banyak bukti pengawasan terhadap orang-orang yang tinggal di Xinjiang.
Mereka mengatakan orang-orang di Xinjiang itu mendapatkan pelatihan kejuruan, bukan ditahan. Malahan seorang pejabat tinggi di Xinjiang mengatakan, "Wilayah itu menghadapi ancaman tiga kekuatan jahat yaitu terorisme, ekstremisme, dan separatisme." (https://www.bbc.com/indonesia/amp/duni)
Faktanya, lebih dari dua juta muslim Uighur dikurung di kamp konsentrasi mirip dengan gaya Nazi. Dimana mereka dipaksa untuk mengutuk agama mereka dan makan daging babi, dengan dalih memerangi ekstremisme.
Bahasa muslim Uighur dilarang, sedangkan semua buku dalam bahasa Uighur juga dibakar. Mereka yang berada di kamp konsentrasi dipaksa untuk mencela Islam dan identitas muslim mereka. Mereka pun dipaksa untuk berjanji bahwa mereka adalah orang Cina, dan bahwa mereka komunis. (https://www.an.najah.net>uyghur-menjerit)
Fakta lain seperti yang dilansir laman cnnindonesia.com - Ketua hubungan kerja sama internasional PP Muhammadiyah, Muhyiddin Junaidi membeberkan perlakuan buruk pemerintah Cina terhadap muslim Uighur di Xinjiang.
Muhyiddin adalah ketua rombongan ormas Islam Indonesia yang diundang Kedutaan Besar Cina untuk Indonesia ke daerah otonomi Uighur, Xinjiang, pada 17-24 Februari 2019. Dia mengatakan konstitusi Cina membatasi kebebasan beragama warganya. Hal itu baru diketahui Muhyiddin setelah berkunjung ke beberapa kamp di Xinjiang.
"Konstitusinya mengatakan bahwa agama diterapkan di ruang-ruang tertutup tidak boleh di ruang terbuka. Kalau Anda menggunakan jilbab, keluar jalan, Anda dianggap radikal. Kalau Anda radikal, maka Anda berhak dikirim ke kamp-kamp reeducation centre." kata Muhyiddin dalam jumpa pers di kantor PP Muhammadiyah, Senin (16/12).
Orang-orang yang dicap radikal itu dikirim ke kamp. Kemudian, di tempat itu mereka diperlakukan sangat buruk. "Selama reedukasi tidak boleh shalat, tidak boleh baca Al-Qur'an, tidak boleh puasa, makan apa adanya yang disajikan oleh pemerintah. Dan itu under heavy surveillance," kata dia.
Muhyiddin mengklaim sempat melayangkan protes kepada ketua Cina Islam Association (CIA) Abdul. Namun, ia tetap berpegang kepada konstitusi Cina soal kebebasan beragama.
Kecaman internasional semakin meningkat tentang perlakuan Cina terhadap muslim Uighur. Tetapi belum ada negara yang mengambil tindakan apapun selain mengeluarkan pernyataan kritis.
Jika dunia Islam dan bangsa Turkistan terus berdiam diri dan membiarkan ini. Maka bangsa yang beradab yang memberikan banyak kontribusi kepada umat menusia akan hancur dari muka bumi. Nafsu pada keinginan material duniawi mengarah pada semua kejahatan. Dunia Islam tidak seharusnya menjadi korban dari keinginan mereka. Sebaliknya, mereka harus kembali ke jalan kebenaran.
Maka dari itu, kita harus bersatu sebagai umat muslim. Semakin mengukuhkan perjuangan dalam mendakwahkan Islam kafah, hingga Khilafah segera tegak. Insyaa Allah.
Ya Allah, bebaskan muslim Uighur dari penindasan! Tolong bangunkan dunia Islam dan berikan kekuatan kepada mereka. Aamiin Yaa Rabbal'alamiin. muslim Uighur dari penindasan! Tolong bangunkan dunia Islam dan berikan kekuatan kepada mereka. Aamiin Yaa Rabbal'alamiin.
Post a Comment